Jika mendengar kata 'jamur', apa yang terlintas di benak kalian? Mungkin jamur berwarna-warni yang sering muncul dalam kartun, jamur krispi yang biasa dibeli di abang-abang, atau jamur kuping yang biasa dijadikan sebagai bahan pelengkap untuk masakan kalian? Apapun itu, yang pasti kalian sudah familiar dengan kata jamur, bukan? Namun, tahukah kalian bahwa ada jamur yang bisa menyebabkan halusinasi? Namanya adalah jamur Amanita muscaria. Jamur ini tidak hanya menarik karena penampilannya yang mencolok, tetapi juga karena efek psikoaktifnya yang unik. Penasaran, kan? Yuk, mari kita simak pembahasan mengenai Amanita muscaria mulai dari taksonomi, karakteristik khas, kandungan senyawa kimia, efek konsumsi berlebihan, hingga cara penggunaan yang tepat!
Taksonomi
Kingdom = Fungi
Subkingdom = Dikarya
Filum = Basidiomycota
Subfilum = Agaricomycotina
Kelas = Agaricomycetes
Subkelas = Agaricomycetidae
Ordo = Agaricales
Famili = Amanitaceae
Genus = Amanita
Spesies = Amanita muscaria (Scoch, dkk. 2020: 1)
Karakteristik KhasÂ
Amanita muscaria juga dikenal dengan nama lain fly agaric, falsa oronja, atau fly swatter karena efeknya yang dapat melumpuhkan beberapa serangga. Jamur ini berbentuk khas seperti payung, tingginya bervariasi dari 10-20 cm, memiliki tudung kepala berwarna merah yang ditutupi oleh titik-titik berwarna putih, memiliki batang berwarna putih, Â dapat tumbuh baik di ketinggian rendah maupun di ketinggian tinggi terutama di hutan konifer (contohnya cemara dan pinus), dan mengandung senyawa alkaloid psikoaktif salah satunya adalah muscimol dan asam ibotenat yang terdapat di tubuh buah jamur tersebut (McKinney 2021: 1; ICEERS 2024: 1).Â
Kandungan Senyawa Kimia
Kedua senyawa alkaloid di dalam tubuh buah jamur Amanita muscaria, yaitu muscimol dan asam ibotenat mempunyai efek psikotropika. Senyawa muscimol memiliki efek depresan, sedangkan asam ibotenat memiliki efek stimulan. Setelah dikonsumsi, efeknya memerlukan waktu yang cukup lama untuk muncul dan biasanya untuk mencapai efek maksimum diperlukan waktu 2--3 jam. Durasinya sekitar 6--8 jam tergantung dengan dosis yang digunakan (GBIF 2022: 1; ICEERS 2024: 1).
Efek Konsumsi BerlebihanÂ
Jika dosis yang digunakan tinggi (2 atau lebih tudung kepala berukuran sedang), akan muncul gejala selama fase pertama (fase eksitasi) antara lain, sensasi panas, parestesia, sensasi ingin terbang, dan keinginan untuk bergerak namun gerakannya tidak terkoordinasi serta membuat pusing. Tidak hanya itu saja, kemampuan untuk memegang benda-benda ringan dengan tangan melemah, gairah psikis meningkat, terjadinya halusinasi, dan gangguan penglihatan muncul seperti penglihatan mikropsia dan makropsia. Kemudian, selama fase koma berlangsung memunculkan gejala-gejala seperti tekanan darah meningkat, sakit kepala, tubuh melemah, serta keadaan depresi yang dapat berlangsung beberapa jam (McKinney 2021: 1; ICEERS 2024: 1).Â
Cara Penggunaan yang Tepat
Meskipun jamur Amanita muscaria merupakan jamur beracun, namun tidak seperti Amanita phalloides yang mempunyai racun mematikan. Efek racun dan zat halusinogen dari jamur ini bersifat larut dalam air sehingga dapat dikurangi dengan cara dimasak yang memungkinkan penggunaannya sebagai makanan di berbagai bagian Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Akan tetapi, konsumsinya tidak terlalu luas dan tampaknya kebanyakan jamur ini dikonsumsi di Siberia dan Prefektur Nagano. Cara mengonsumsi yang paling umum adalah direbus dengan banyak air kemudian direndam dalam cuka atau garam. Apabila tidak sengaja mengkonsumsi jamur Amanita muscaria, segeralah mengeluarkan jamur dari tubuh dengan cara memuntahkannya (McKinney 2021: 1; GBIF 2022: 1; ICEERS 2024: 1).Â
Setelah mempelajari Amanita muscaria mulai dari taksonomi hingga cara penggunaan, kita mengetahui bahwa jamur ini bukan hanya menarik karena tampilannya yang mencolok, tetapi juga karena efek halusinasinya. Jamur Amanita muscaria memiliki senyawa kimia seperti muscimol dan asam ibotenat yang dapat menyebabkan perubahan persepsi dan sensasi. Meskipun memiliki potensi berbahaya, dengan langkah yang tepat, jamur ini bisa dikonsumsi melalui metode memasak tertentu. Namun, penting untuk kita selalu berhati-hati dan mengetahui risiko yang ada. Dengan pengetahuan ini, diharapkan kita bisa lebih menghargai keunikan dan keanekaragaman alam, serta memahami pentingnya berhati-hati saat bertemu dengan hal-hal baru di alam.
ReferensiÂ
ICEERS. 2024. Amanita muscaria: Basic Info. 1 hlm. Amanita muscaria: Basic Info | Psycheplants | ICEERS, diakses pada 9 Juni 2024 pk. 15.52 WIB.
Global Biodiversity Information Facility (=GBIF). 2022. Amanita muscaria (L.) Lam., 1783. 1 hlm. Amanita muscaria (L.) Lam., 1783 (gbif.org), diakses pada 9 Juni 2024 pk. 15.59 WIB.Â
McKinney, L. 2021. Amanita muscaria: characteristics, life cycle, nutrition. 1 hlm. Amanita muscaria: characteristics, life cycle, nutrition - science - 2024 (warbletoncouncil.org), diakses pada 9 Juni 2024 pk. 16.02 WIB,Â
Scoch, C.L, dkk. 2020. NCBI Taxonomy: a comprehensive update on curation, resources, and tools. 1 hlm. Taxonomy browser (Amanita muscaria) (nih.gov), diakses pada 9 Juni 2024, pk. 15.45 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H