c. Infrastruktur dan Desain Kota yang Adaptif
Pembangunan infrastruktur yang adaptif terhadap cuaca terik sangat penting. Ini meliputi peningkatan ventilasi kota, penanaman lebih banyak pepohonan dan ruang hijau, penggunaan material yang dapat mengurangi panas, dan pengaturan tata kota yang mengoptimalkan sirkulasi udara. Pembangunan bangunan yang efisien energi dan penggunaan atap hijau juga dapat membantu mengurangi efek panas yang terperangkap di perkotaan.
d. Akses ke Air Bersih
Ketersediaan air bersih menjadi kritis selama cuaca terik ekstrem. Upaya harus dilakukan untuk memastikan pasokan air yang memadai bagi masyarakat, terutama untuk wilayah yang jauh dari perkotaan. Penyediaan fasilitas penampungan air, pengelolaan air yang efisien, dan edukasi mengenai penghematan air adalah langkah-langkah penting untuk memastikan ketersediaan air selama cuaca terik.
e. Perencanaan dan Adaptasi Pertanian
Dalam sektor pertanian, perencanaan dan adaptasi yang tepat harus dilakukan. Ini termasuk pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap panas, penggunaan teknologi irigasi yang efisien, dan diversifikasi tanaman untuk mengurangi risiko kerugian akibat cuaca terik.Â
Pendekatan pertanian yang berkelanjutan, seperti penggunaan praktik pertanian organik dan penanaman tumpang sari, juga dapat membantu mengurangi risiko dan kerentanan terhadap cuaca terik ekstrem.
Cuaca terik ekstrem merupakan tantangan serius yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Dalam menghadapinya, mitigasi dan adaptasi menjadi kunci. Sistem peringatan dini yang efektif, pendidikan masyarakat, infrastruktur yang adaptif, akses ke air bersih, dan perencanaan pertanian yang bagus adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan dampak dari cuaca terik ekstrem.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H