Tempo adalah majalah mingguan yang rubriknya (lebih dari 30 rubrik), dan selalu mengutamakan berita peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi dengan maksud selalu tepat dan aktual. Dalam peliputannya dilakukan secara jujur dan harus pula dengan kenyataan yang terjadi di tempat. Tempo bergerak secara independen yang tidak dipengeruhi oleh pihak
lain, baik pribadi atau lembaga. Tempo sebagai forum yang memperjuangkan hak bicara bagi semua orang atau lembaga tanpa pengecualian. Edisi pertama Tempo laku sekitar 10.000 eksamplar. Di edisi kediua laku sekitar 15.000 eksamplar.Tempo terus mengalami peningkatan hingga pada tahun ke sepuluh, perjalanan
Tempo mencapai 100.000 eksamplar. puncak kejayaan Tempo terjadi pada periode 1980-an, anggaran belanja iklan perusahaan-perusahaan banyak masuk media cetak. Tidak selamanya mencapai puncak tapi ada saatnya merasakan dibawah dan Tempo mengalaminya. Setelah Tempo pindah ke Kuringan tahun 1986,setahun kemudian terjadi eksodus puluhan wartawan. Mereka keluar Tempo untuk mendirikan majalah Editor. Beberapa wartawanpun ikut keluar karena merasa Tempo sudah berubah yang tidak lagi sebagai institusi perjuangan melainkan bisnis. Kemudian manajemen sering membela pemilik sehingga wartawan tidak
menjadi aset berharga lagi.
Independensi Detik.com
Detik.com merupakan salah satu portal kabar online terbanyak di Indonesia, dengan jutaan pembaca tiap hari. Selaku sumber data utama untuk banyak orang, berarti buat memperhitungkan tingkatan independensinya. Berikut merupakan analisis mendalam tentang independensi Detik.com, dengan memikirkan bermacam aspek:
Detik.com dipunyai oleh PT. Elta Media Sinergi, yang ialah anak industri PT. Media Nusantara Citra( MNC Group). MNC Group merupakan konglomerat media besar dengan bermacam kepentingan bisnis di Indonesia. Perihal ini bisa memunculkan kekhawatiran tentang kemampuan bias dalam pelaporan Detik com, paling utama terpaut dengan isu- isu yang berkaitan dengan kepentingan bisnis MNC Group.
Detik.com memperoleh pemasukan dari bermacam sumber, tercantum iklan, sponsorship, serta langganan. Model bisnis ini bisa membuat Detik.com rentan terhadap tekanan dari pengiklan serta sponsor, yang bisa mempengaruhi konten yang mereka tayangkan.
Jurnalisme dan Etika.
Detik.com memiliki tim jurnalis profesional yang menerapkan kode etik jurnalistik. Mereka berusaha untuk menyajikan berita secara akurat, objektif, dan imparsial. Detik.com memiliki mekanisme untuk mengoreksi kesalahan dan menerima kritik dari publik. Mereka juga memiliki ombudsman yang berfungsi sebagai penengah antara publik dan redaktur.Â
Detik.com telah menerima penghargaan jurnalistik bergengsi, seperti Penghargaan Jurnalistik Utama (PJU) dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).