Mohon tunggu...
Salsabila Alfihidayah N
Salsabila Alfihidayah N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Ilmu Komunikasi | 23107030009

Hi sweetie !

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tetap Khas dan Meriah: Eksplorasi Tradisi Lebaran Topat dan Ziarah Makam di Pulau Lombok

18 April 2024   19:08 Diperbarui: 18 April 2024   19:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Lombok, salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau tetapi juga dengan kekayaan budaya yang kental. Salah satu momen istimewa yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Lombok adalah perayaan Lebaran, yang disambut dengan penuh kegembiraan dan kehangatan. Namun, apa yang membuat perayaan Lebaran di Pulau Lombok begitu istimewa? Jawabannya terletak pada tradisi khas Lebaran Topat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Lebaran Topat masih menjadi tradisi yang eksis di tengah masyarakat Lombok. Lebaran Topat 1445 Hijriah yang dilaksanakan kemarin, Rabu (17/04/2024). Merupakan tradisi masyarakat Sasak Lombok yang dilaksanakan satu pekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Umumnya Lebaran Topat dirayakan oleh masyarakat Lombok diawali dengan roah (zikir) atau berdoa di masjid kemudian melangsungkan ziarah ke makam penyebar agama islam di Pulau Lombok dengan diakhiri makan ketupat bersama.

Tradisi unik ini umumnya ada di seluruh Indonesia, namun dengan sebutan yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Dalam Bahasa Sasak kata "topat" diartikan sebagai ketupat. Masyarakat Lombok menyebutnya sebagai Lebaran Topat yang menjadi tradisi makan ketupat. Tradisi ini mengalir secara turun temurun dan masih dirayakan hingga hari ini. Biasanya Lebaran Topat dilaksanakan satu minggu setelah Idul Fitri. Lebaran Topat juga bisa dilaksanakan setelah menunaikan puasa sunnah syawal selama 6 hari berturut-turut. Hal ini dikenal dengan sebutan lebaran kedua

Lebaran Topat adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Lombok. Tradisi ini tidak hanya sekadar tentang makanan, tetapi juga tentang kebersamaan, kegembiraan, dan kecintaan akan budaya. Pada saat ini keluarga-keluarga yang ada di Lombok akan berbondong-bondong untuk pergi rekreasi bersama keluarga besarnya ke Pantai terdekat atau ke rumah kerabat dengan membawa beraneka ragam makanan seperti bulayak (ketupat khas Lombok), sate pusut, opor, gulai dan berbagai macam makanan lainnya.

Menjaga Tradisi Hingga ke Jaman Modern

Pak ahmad gazali, seorang tokoh masyarakat yang telah lama tinggal di pringgasela salah satu desa tradisional yang ada di Lombok, berbagi pandangannya tentang pentingnya menjaga tradisi Lebaran Topat. "Tradisi Lebaran Topat telah ada sejak nenek moyang kita. Ini adalah bagian dari identitas kami sebagai orang Lombok. Meskipun zaman terus berubah, kami tetap mempertahankan tradisi ini sebagai warisan berharga yang harus dilestarikan." Ujar pak ahmad saat di wawancarai di rumahnya (17/04/2024)

Pak ahmad juga menjelaskan bahwa proses pembuatan Ketupat membutuhkan keterampilan dan ketelatenan yang tinggi. "Setiap tahun, kami berkumpul bersama-sama untuk membuat ketupat. Ini adalah momen yang sangat spesial bagi kami. Generasi muda diajarkan cara membuat ketupat oleh yang lebih tua , sehingga tradisi ini tetap terjaga dengan baik." Ujar beliau.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Ketupat sebagai Simbol Kebahagiaan dan Kebinekaan

Bu Ria heriawati, seorang ibu rumah tangga yang juga aktif dalam kegiatan sosial masyarakat, berbicara tentang makna mendalam di balik tradisi Lebaran Topat. "Ketupat bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kebahagiaan dan kebinekaan. Ketika kami berkumpul untuk membuat dan menyantap ketupat bersama, itu adalah ungkapan dari persatuan dan kerukunan di antara kami. Meskipun kami memiliki latar belakang budaya dan agama yang berbeda, tradisi ini mengikat kami sebagai satu kesatuan." Ujar beliau (17/04/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun