Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Sosial EmosionalÂ
Seperti yang kita ketahui, perkembangan sosial emosional anak merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak untuk belajar mengenali, memahami, mengelola emosi, dan membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya. Nah, proses ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pendukung, diantaranya adalah sebagai berikut:
Faktor Lingkungan Keluarga
1. Kualitas Hubungan Orang Tua dan Anak
Kehangatan serta perhatian yang diberikan oleh orang tua akan membangun rasa aman kepada anak. Anak yang merasa di perhatian dan didukung oleh orang tuanya, akan memiliki rasa kepercayaan diri dan kemampuan sosial yang baik. Orang tua yang responsif terhadap kebutuhan emosional anak juga akan dapat membantu anak belajar bagaimana cara mengelola emosinya dengan baik, yang dilakukan dengan mendengarkan dan memahami perasaan anak.
2. Pola Asuh
Pola asuh anak dibagi menjadi tiga yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang mendukung, melibatkan, dan memberikan kebebasan pada anak dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilannya. Sedangkan pola asuh otoriter adalah pola asuh yang mengontrol secara berlebihan segala aktivitas anak, sehingga membuat anak kesulitan dalam mengekspresikan emosinya. Dan yang terakhir adalah pola asuh permisif, pola asuh permisif adalah kurangnya pola asuh yang disiplin, sehingga membuat anak kurang mampu dalam mengatur emosinya.
3. Kondisi KeluargaÂ
Kondisi keluarga yang tidak baik akibat perceraian atau akibat pertikaian lainnya dapat menggangu kestabilan emosilah anak. Sebaliknya anak-anak dengan keluarga yang harmonis cenderung lebih mendukung proses perkembangan sosial emosional anak.
Faktor Biologis
1. Temperamen Anak
Temperamen menjadi salah satu faktor determinan dari perkembangan sosial emosional anak dan setiap anak pasti memiliki temperamen yang berbeda-beda. Anak dengan temperamen yang baik, tidak mudah marah, fleksibel, dan adaptif biasanya lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial emosionalnya. Sedangkan, anak dengan temperamen buruk dan mudah marah membutuhkan lebih banyak bantuan dalam mengelola sosial emosionalnya.
2. Kesehatan Fisik dan Neurologis
Ganguan kesehatan, seperti autisme, ADHD, ataupun gangguan kecemasan dapat menggangu kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Diperlukan dukungan medis dan terapi untuk membantu anak dalam situasi seperti ini.
Faktor Lingkungan Sosial
1. Interaksi dengan Teman Sebaya
Dengan interaksi sosial yang dilakukan bersama teman sebayanya, anak akan dapat belajar banyak ketrampilan sosial melalui interaksi seperti berbagi, berkerja sama, dan memecahkan suatu permasalahan. Dengan bermain bersama anak dapat mencapai potensi yang baik dalam perkembangan sosial emosionalnya.
2. Pengaruh Sekolah dan Guru
Guru selaku orang tua kedua dari anak harus dapat mendukung mereka dalam segala aktivitasnya, sehingga dapat membantu anak dalam memahami emosi dan perilaku yang dilakukannya. Guru harus mampu memberikan lingkungan yang positif bagi anak, jika tidak mampu menciptakan lingkungan yang baik, maka dapat menghambat perkembangan emosional anak.
3. Komunitas yang MendukungÂ
Anak akan cenderung memiliki perkembangan yang baik jika tumbuh di lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembangnya dibandingkan dengan lingkungan yang penuh kekerasan dan ketidakstabilan sosial.
Faktor Pengalaman Emosional
1. Pengalaman PositifÂ
Dengan adanya pengalaman emosional yang positif, seperti kasih sayang, penghargaan, dan pengakuan dapat memperkuat rasa kepercayaan diri seorang anak dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang terbaik.
2. Pengalaman NegatifÂ
Pengalaman Negatif, seperti kehilangan keluarga, mendapatkan kekerasan atau pengabaian dapat menghambat perkembangan sosial emosional anak. Anak dengan pengalaman negatif memerlukan bantuan orang dewasa untuk memulihkan keseimbangan emosional mereka.
Faktor Pendidikan dan Stimulasi
1. Pendidikan
Memberikan pendidikan kepada anak tetang bagaiman cara mengenali, memahami, dan mengelola emosinya menjadi langkah penting bagi guru dan orang tua dalam mendukung perkembangan anak. Pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan diskusi, permainan peran, atau membaca buku cerita sebagai gambaran akan berbagai macam emosi.
2. Stimulasi
Stimulasi adalah kegiatan yang melibatkan interaksi, seperti bermain permainan secara berkelompok, bercerita, atau melakukan tugas kelompok, hal ini dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial, seperti mendengarkan, menunggu giliran, dan bekerja sama.
Faktor Media dan Teknologi
Media dan teknologi juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi sosial emosial anak. Adanya konten-konten positif di media sosial dapat mengajarkan anak nilai-nilai moral dan sosial, tetapi jika terlalu berlebihan akan menimbulkan dampak negatif bagi anak, sehingga mengganggu keseimbangan emosional dan perilaku mereka.
Faktor Budaya
Faktor budaya memengaruhi nilai-nilai sosial yang diajarkan kepada anak, seperti kerja sama, kemandirian, ataupun penghormatan terhadap seseorang. Contohnya, di dalam budaya kolektivis, anak diajarkan untuk dapat menghormati kebutuhan suatu kelompok, sedangkan budaya individualis mengajarkan kemandirian dan ekspresi pada diri anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H