Semarang - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk nyata dari kontribusi perguruan tinggi dalam membantu memajukan masyarakat. Di bawah bimbingan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Posko 97 mengambil inisiatif luar biasa dengan menghasilkan peta Desa Penyangkringan, sebuah upaya kolaboratif yang melibatkan warga desa serta narasumber utama, Kepala Desa Penyangkringan dan salah satu warganya.
Jejak Positif KKN Posko 97 UIN Walisongo Semarang
Sebagai bentuk dari komitmen UIN Walisongo Semarang dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat, program KKN Posko 97 berfokus pada Desa Penyangkringan, sebuah desa yang penuh potensi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Salah satu proyek signifikan yang diusung oleh posko ini adalah pembuatan peta desa yang bertujuan untuk menggambarkan secara jelas dan informatif segala potensi dan aset yang dimiliki oleh desa.
Kepala Desa Sebagai Narasumber Utama
Dalam upaya memastikan bahwa peta desa yang dihasilkan benar-benar merefleksikan realitas dan kebutuhan masyarakat, narasumber utama dalam pembuatan artikel ini adalah Kepala Desa Penyangkringan, Bapak Aris Supriyanto. Dalam wawancara eksklusif ini, beliau berbicara tentang tujuan dan manfaat dari pembuatan peta desa.
Menurut Bapak Aris Supriyanto, peta desa ini bukan hanya sekadar representasi visual, tetapi lebih dari itu, ia menjadi panduan yang sangat penting untuk merencanakan pembangunan dan pengembangan desa. Kepala Desa menyampaikan bahwa "peta desa ini akan membantu kami dalam mengidentifikasi dengan lebih baik potensi wilayah, memetakan aset yang ada, dan merumuskan rencana yang lebih terarah untuk pertumbuhan desa."
Suara Warga: Perspektif yang Bernilai
Selain Kepala Desa, pendapat dan pandangan dari warga setempat juga memiliki makna penting. Dalam wawancara dengan Bapak Hartanto, salah satu warga Desa Penyangkringan yang aktif terlibat dalam proses pembuatan peta desa, ia berbicara tentang peran mahasiswa KKN dan manfaat yang ia lihat dari upaya ini.
Bapak Hartanto menjelaskan, "Melalui program KKN, mahasiswa telah bekerja bersama kami dengan sungguh-sungguh. Mereka mendengarkan aspirasi kami dan merangkul kami dalam merumuskan gambaran desa yang lebih baik di peta ini. Peta ini memberikan kami pandangan yang lebih jelas tentang potensi desa kami, yang akan membantu kami dalam memanfaatkannya secara lebih efektif."
Membuka Peluang Lebih Luas
Inisiatif berharga yang diambil oleh KKN Posko 97 UIN Walisongo Semarang dalam pembuatan peta Desa Penyangkringan menunjukkan bagaimana perguruan tinggi dapat menjadi penghubung antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata masyarakat. Peta ini bukan hanya tentang informasi geografis, tetapi tentang memberikan arah bagi pembangunan yang berkelanjutan, partisipasi masyarakat yang lebih besar, dan kesempatan baru bagi desa untuk bersinar.
Melalui suara Kepala Desa dan salah satu warganya, kami mendapatkan wawasan yang mendalam tentang pentingnya peta ini dan bagaimana usaha kolaboratif ini telah membawa perubahan positif. Diharapkan inisiatif semacam ini dapat terus berlanjut dan memberikan inspirasi bagi perguruan tinggi dan masyarakat untuk bekerja bersama dalam mewujudkan perubahan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H