Lagu ini juga menjadi karya seni yang mampu menepis stereotip terhadap perempuan yang biasa dianggap lebih rendah dan berusaha memenuhi standar masyarakat yang sebenarnya tak jarang pula telah terinternalisasi dalam diri perempuan.
“Just learn to bite your tongue, were you not taught when you were young? // Don't show too much skin, don't even start to speak your mind // I’d rather pull out my teeth // Than be what you want me to do // I know it’s hard to believe // You don’t own me”.
4. Film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak"
Namun, dengan tereprentasikannya tindak perlawanan perempuan terhadap kekerasan seksual yang dialaminya, nyatanya dalam kehidupan nyata justru ada saja kasus perlawanan yang malah berbuah hasil kepada korban yang ditetapkan sebagai tersangka. Contohnya, seorang remaja putri dengan inisial MS berumur 15 tahun asal Nusa Tenggara Timur, malah menjadi tersangka setelah membunuh pria dengan inisial NB yang berumur 48 tahun karena telah melakukan ancaman pemerkosaan. Dan dalam hal ini Komisioner Komnas Perempuan Tiasri Wiandani meminta agar pihak kepolisian bertindak adil dalam penyidikan dengan mengedepankan perspektif perlindungan anak dan perlindungan perempuan.
5. Film "The Hunting Ground"
Hal ini nyatanya juga relevan dengan yang terjadi di Indonesia di mana Komnas Perempuan mencatat bahwa dalam kurun waktu empat tahun, yakni 2017-2021 kasus kekerasan seksual paling banyak memakan korban di lingkungan pendidikan di mana perguruan tinggi memiliki 35 kasus yang diikuti oleh pesantren dengan 16 kasus, dan SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan 15 kasus. Selain itu, Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor turut mengungkapkan bahwa jumlah korban kekerasan seksual di perguruan tinggi yang mengajukan laporan mengalami peningkatan signifikan setelah Permendikbud tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi disahkan.
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa kekerasan seksual masih marak terjadi di sekitar kita. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan tindakan tidak bermoral tersebut, para seniman juga ikut ambil andil melalui seni berupa lagu maupun film. Dan dengan kehadiran karya-karya tersebut diharapkan publik dapat memahami makna di dalamnya dan tidak lagi memperlakukan wanita dengan cara yang merendahkan serta dengan sebagaimana semestinya.
Sumber