Mohon tunggu...
Salsa Alicia Saputra
Salsa Alicia Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Political Science Student

Political Science Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Trigger Warning: Pengangkatan Isu Kekerasan Seksual melalui Karya Seni

25 Mei 2022   03:28 Diperbarui: 28 Mei 2022   18:26 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

you-dont-629205fb53e2c326841d3673.jpeg
you-dont-629205fb53e2c326841d3673.jpeg
Tembang yang sudah tidak asing di telinga kebanyakan orang ini menjadi sebuah karya seni yang berusaha untuk menyampaikan pesan mengenai perlawanan terhadap budaya seksis di mana perempuan harus mengikuti kebiasaan terdahulu yang belum tentu sesuai dengan keinginan dan tidak adil bagi mereka. Terlebih hingga saat ini masih banyak penilaian serta suruhan negatif terhadap seseorang hanya karena seseorang tersebut adalah perempuan.

Lagu ini juga menjadi karya seni yang mampu menepis stereotip terhadap perempuan yang biasa dianggap lebih rendah dan berusaha memenuhi standar masyarakat yang sebenarnya tak jarang pula telah terinternalisasi dalam diri perempuan. 

“Just learn to bite your tongue, were you not taught when you were young? // Don't show too much skin, don't even start to speak your mind // I’d rather pull out my teeth // Than be what you want me to do // I know it’s hard to believe // You don’t own me”.

4. Film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak"

marlina-6292064a53e2c341a6156b82.jpg
marlina-6292064a53e2c341a6156b82.jpg
Film yang disutradarai oleh Mouly Surya ini menceritakan sebuah kisah kekerasan seksual yang menimpah Marlina. Ia menjadi korban perampokan serta pemerkosaan. Para perampok yang datang ke kediaman Marlina pun turut mengancam nyawanya dan yang lebih ironisnya adalah Marlina juga diperkosa di depan mayat suaminya. Namun pada akhirnya Marlina berhasil melakukan perlawanan dengan memenggal kepada salah satu perampok.

Namun, dengan tereprentasikannya tindak perlawanan perempuan terhadap kekerasan seksual yang dialaminya, nyatanya dalam kehidupan nyata justru ada saja kasus perlawanan yang malah berbuah hasil kepada korban yang ditetapkan sebagai tersangka. Contohnya, seorang remaja putri dengan inisial MS berumur 15 tahun asal Nusa Tenggara Timur, malah menjadi tersangka setelah membunuh pria dengan inisial NB yang berumur 48 tahun karena telah melakukan ancaman pemerkosaan. Dan dalam hal ini Komisioner Komnas Perempuan Tiasri Wiandani meminta agar pihak kepolisian bertindak adil dalam penyidikan dengan mengedepankan perspektif perlindungan anak dan perlindungan perempuan.

5. Film "The Hunting Ground"

hunting-ground-6292067e53e2c322953cc973.jpg
hunting-ground-6292067e53e2c322953cc973.jpg
Film dokumenter yang disutradarai oleh Kirby Dick ini mengikuti kisah segelintir mahasiswa serta kasus kekerasan seksual yang menjerat mereka termasuk dampaknya kepada kehidupan para mahasiswa tersebut. Karya ini juga menggambarkan ketidakadilan bagi para korban di mana pihak universitas malah angkat bicara dan tidak merespon laporan kekerasan seksual yang terjadi di kampus, sehingga memicu para mahasiswa untuk melakukan gerakan perlawanannya sendiri. 

Hal ini nyatanya juga relevan dengan yang terjadi di Indonesia di mana Komnas Perempuan mencatat bahwa dalam kurun waktu empat tahun, yakni 2017-2021 kasus kekerasan seksual paling banyak memakan korban di lingkungan pendidikan di mana perguruan tinggi memiliki 35 kasus yang diikuti oleh pesantren dengan 16 kasus, dan SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan 15 kasus. Selain itu, Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor turut mengungkapkan bahwa jumlah korban kekerasan seksual di perguruan tinggi yang mengajukan laporan mengalami peningkatan signifikan setelah Permendikbud tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi disahkan.

Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa kekerasan seksual masih marak terjadi di sekitar kita. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan tindakan tidak bermoral tersebut, para seniman juga ikut ambil andil melalui seni berupa lagu maupun film. Dan dengan kehadiran karya-karya tersebut diharapkan publik dapat memahami makna di dalamnya dan tidak lagi memperlakukan wanita dengan cara yang merendahkan serta dengan sebagaimana semestinya.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun