Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembaruan Pengelolaan Kinerja 2025: Menyelaraskan 5M untuk Performa yang Lebih Baik dan Terukur

18 Desember 2024   06:09 Diperbarui: 18 Desember 2024   06:51 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBARUAN PENGELOLAAN KINERJA 2025: MENYELARASKAN 5M UNTUK PERFORMA YANG LEBIH BAIK DAN TERUKUR

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Pembaruan dalam pengelolaan kinerja

Pada tahun 2025, Kementerian Pendidikan, Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama BKN melakukan pembaruan signifikan dalam pengelolaan kinerja guru dan kepala sekolah melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Dengan tagline "Mudah, Bermakna, dan Bermutu untuk Semua," pembaruan ini menghadirkan pendekatan yang lebih sederhana namun tetap berorientasi pada kualitas pendidikan. 

Penyederhanaan proses penilaian kinerja sebagai salah satu bagian pembaruan yang paling signifikan dalam pengelolaan kinerja PMM 2025 adalah penghapusan kewajiban unggahan bukti dukung ke dalam sistem. Sebelumnya, guru harus menyertakan banyak dokumen administrasi yang menyita waktu. Pembaruan dalam pengelolaan kinerja guru dan kepala sekolah melalui PMM bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkualitas tinggi.

Pembaruan dalam pengelolaan kinerja menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi tantangan dan dinamika dunia kerja yang semakin kompleks pada tahun 2025. Organisasi di berbagai sektor perlu beradaptasi dengan perubahan yang cepat, mulai dari kemajuan teknologi hingga perubahan dalam pola kerja. Salah satu kunci untuk mencapai performa yang optimal adalah dengan menerapkan sistem pengelolaan kinerja yang lebih efektif dan terukur.

Pelaksanaan Tugas Pokok 5M mencakup lima aspek utama yang menjadi dasar pekerjaan seorang guru dalam mendukung pembelajaran berkualitas di sekolah. Pertama, merencanakan pembelajaran atau pembimbingan. Guru bertanggung jawab menyusun rencana pembelajaran yang inklusif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Perencanaan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Kedua, melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.Guru menyampaikan materi secara interaktif dan kontekstual, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendekatan ini mendorong peserta didik aktif dalam proses belajar.

Ketiga, menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan. Evaluasi dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik, memberikan umpan balik konstruktif, dan merancang strategi peningkatan hasil belajar. Penilaian ini mencakup berbagai metode, mulai dari penilaian formatif hingga sumatif.

Keempat, membimbing dan melatih peserta didik, Guru mendampingi peserta didik dalam pengembangan keterampilan, karakter, dan kompetensi, menciptakan proses belajar yang holistik dan berkesinambungan.

Kelima, melaksanakan tugas tambahan (Opsional). Guru yang menerima tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas atau koordinator program, menjalankan peran ini sebagai bentuk kontribusi ekstra dalam pengelolaan pendidikan di sekolah.

Input gambar: melintas.id
Input gambar: melintas.id
Pentingnya Pengelolaan Kinerja yang Efektif di Era 2025

Pentingnya pengelolaan kinerja yang efektif di era 2025 tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan dinamika di dunia kerja yang semakin kompleks. Pada tahun 2025, organisasi tidak hanya dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang terus berubah, globalisasi, serta tuntutan untuk memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.

Pengelolaan kinerja yang baik menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini, karena memungkinkan organisasi untuk menilai, memonitor, dan mengembangkan potensi karyawan serta meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh. Dengan sistem pengelolaan yang terstruktur dan terukur, organisasi dapat memastikan bahwa setiap individu atau tim memiliki tujuan yang jelas dan alat untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif.

Selain itu, pengelolaan kinerja yang efektif juga berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inovatif, di mana setiap karyawan merasa termotivasi untuk memberikan yang terbaik, sekaligus memastikan bahwa hasil kerja yang dicapai sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap organisasi untuk merancang dan menerapkan sistem pengelolaan kinerja yang tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga berorientasi pada pengembangan berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan di masa depan.

Strategi Menyelaraskan 5M untuk Peningkatan Performa

Strategi menyelaraskan 5M (merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, melaksanakan tugas tambahan) untuk peningkatan performa memerlukan pendekatan yang holistik, mengintegrasikan setiap elemen dalam siklus pengelolaan kinerja yang berkesinambungan.

Tahap pertama, merencanakan, menjadi dasar yang sangat penting, karena tanpa perencanaan yang matang, tujuan yang ingin dicapai akan sulit terwujud. Pada tahap ini, organisasi perlu merumuskan sasaran yang jelas dan terukur, serta mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.

Tahap kedua, pada tahap melaksanakan, rencana yang telah disusun dijalankan dengan komitmen tinggi, memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan bahwa setiap individu memahami peran serta tanggung jawab mereka.

Tahap ketiga, menilai merupakan tahap evaluasi, di mana hasil dari pelaksanaan dievaluasi untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai dengan efektif dan efisien. Penilaian yang objektif akan memberikan gambaran yang jelas tentang keberhasilan dan area yang perlu diperbaiki.

Tahap keempat, membimbing, sangat penting untuk memberikan umpan balik konstruktif kepada karyawan atau tim agar mereka dapat terus berkembang dan meningkatkan kinerja mereka. Pembimbingan yang efektif akan menciptakan hubungan yang lebih baik antara atasan dan bawahan, serta meningkatkan motivasi untuk terus berinovasi. Tahap kelima, melaksanakan tugas tambahan mengacu pada upaya untuk mendorong individu atau tim untuk mengambil peran lebih dalam organisasi, meningkatkan fleksibilitas, dan menciptakan budaya kerja yang lebih dinamis.

Dengan menyelaraskan kelima aspek ini, organisasi dapat memastikan bahwa setiap komponen pengelolaan kinerja bekerja secara sinergis untuk mencapai performa yang lebih tinggi dan terukur, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan.

Tantangan dalam Mengimplementasikan Pembaruan Pengelolaan Kinerja

Mengimplementasikan pembaruan pengelolaan kinerja sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat keberhasilan pelaksanaan sistem yang baru, terlebih dalam konteks perubahan menuju tahun 2025 yang semakin dinamis. Pertama, resistensi terhadap perubahan. Banyak individu atau kelompok dalam organisasi yang merasa nyaman dengan sistem yang sudah ada, dan cenderung menolak perubahan karena ketidakpastian yang menyertainya.  

Kedua, kurangnya keterampilan atau pemahaman tentang bagaimana mengimplementasikan pembaruan tersebut dengan efektif. Hal ini bisa terjadi jika pelatihan dan sosialisasi mengenai sistem pengelolaan kinerja yang baru tidak dilakukan secara memadai. Karyawan dan manajer perlu memahami tidak hanya teori, tetapi juga praktik nyata dalam menjalankan sistem pengelolaan yang terukur dan berbasis hasil.

Ketiga, keterbatasan sumber daya, baik itu dalam bentuk dana, waktu, maupun teknologi, juga sering menjadi kendala yang signifikan. Untuk menerapkan sistem pengelolaan kinerja yang optimal, organisasi membutuhkan alat atau platform yang memadai untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja secara akurat, serta dukungan dari teknologi yang memadai.

Keempat, kesulitan dalam menyelaraskan tujuan dan ekspektasi antar individu dan tim sering kali menghambat keberhasilan. Dalam organisasi yang besar dan kompleks, setiap departemen atau unit mungkin memiliki prioritas yang berbeda, yang bisa menyebabkan ketidakharmonisan dalam penerapan sistem pengelolaan kinerja yang terintegrasi. Oleh karena itu, tantangan dalam mengimplementasikan pembaruan pengelolaan kinerja memerlukan strategi yang matang, mulai dari pengelolaan perubahan yang baik, penyediaan sumber daya yang cukup, hingga komitmen kuat melaksanakannya

Saatnya untuk bergerak maju dan memulai implementasi perubahan dalam pengelolaan kinerja guna mencapai hasil yang maksimal di 2025. Dengan menyelaraskan elemen-elemen penting dalam sistem 5M, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, produktif, dan berorientasi pada hasil yang terukur.

Meskipun tantangan akan selalu ada, keberhasilan dalam mengadopsi perubahan ini akan membuka peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan kesuksesan jangka panjang. Mari bersama-sama menyongsong 2025 dengan komitmen untuk memperbaiki kinerja dan meraih tujuan yang lebih tinggi.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun