REFLEKSI BULAN LINGKUNGAN GMIT: MENGHAYATI KARYA ALLAH MELALUI Â TANAH DAN LAUT YANG MEMBERI MAKAN KITA
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Bulan Lingkungan adalah momen penting untuk merefleksikan hubungan kita dengan alam serta rasa syukur atas berkat-berkat yang kita nikmati dari tanah dan laut. Sebagai bagian dari karya Allah yang sempurna, alam menyediakan kebutuhan dasar manusia: tanah yang subur menumbuhkan berbagai tanaman pangan, sementara laut yang luas menyediakan ikan dan sumber daya laut lainnya. Kedua unsur ini menghidupi dan menopang kehidupan kita sehari-hari, menjadi simbol kasih dan kebesaran Tuhan dalam menciptakan dunia yang seimbang.
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) telah menetapkan bulan November sebagai Bulan Lingkungan untuk mengajak jemaat merenungkan dan mengambil tindakan nyata dalam menjaga kelestarian alam. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan sebagai bagian integral dari kehidupan manusia dan sebagai anugerah dari Tuhan. Melalui Bulan Lingkungan, GMIT mendorong jemaatnya untuk memperkuat rasa tanggung jawab terhadap alam dan menghidupi nilai-nilai keberlanjutan yang selaras dengan iman, sebagai wujud syukur dan kepedulian terhadap ciptaan Tuhan.
Namun, di tengah semua berkat ini, ada tanggung jawab besar yang kita pikul: menjaga kelestarian tanah dan laut agar generasi mendatang tetap bisa merasakan nikmat yang sama. Di Bulan Lingkungan ini, kita diajak untuk merenungkan kembali peran kita sebagai penjaga alam serta menghargai karya Tuhan dalam bentuk yang paling nyata bahwa alam yang memberi makan dan mendukung hidup kita.
Karya Allah dalam Tanah: Sumber Kehidupan yang Menumbuhkan
Tanah adalah bagian dari karya Allah yang penuh makna, menjadi sumber kehidupan yang terus menerus menumbuhkan dan menopang keberlangsungan hidup kita. Tanah bukan hanya medium fisik tempat tumbuhnya tanaman, tetapi juga simbol kekuatan dan keajaiban ciptaan Tuhan yang memberi makan, menghidupkan, dan melahirkan keanekaragaman hayati. Berbagai tanaman pangan, seperti padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan yang kita konsumsi setiap hari, tumbuh dari tanah yang subur, memberikan nutrisi yang esensial bagi manusia.
Tanah juga menjadi habitat bagi mikroorganisme dan berbagai jenis hewan yang memainkan peran penting dalam ekosistem, membantu proses pembusukan alami dan sirkulasi nutrisi yang membuat tanah tetap subur. Di balik lapisan tanah yang sering kali terabaikan, ada proses alami yang rumit dan harmonis, mencerminkan keseimbangan yang diciptakan oleh Allah untuk memastikan kehidupan terus berlanjut.
Selain itu, tanah juga mengingatkan kita pada nilai spiritual tentang kedekatan dengan alam dan ketergantungan manusia kepada Tuhan sebagai Sang Pencipta. Melalui tanah, Allah memberikan kehidupan dan kesejahteraan, tetapi juga mengamanatkan tanggung jawab bagi kita untuk menjaganya dari kerusakan dan eksploitasi. Merawat tanah berarti menghargai dan mensyukuri pemberian Tuhan yang tiada henti, dan pada akhirnya, ini adalah bentuk ibadah kita dalam menjaga ciptaan-Nya yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk.
Laut: Anugerah Allah yang Kaya Akan Keanekaragaman Hayati
Laut adalah salah satu anugerah terbesar dari Allah yang memancarkan keindahan sekaligus kekayaan tak ternilai, terutama dalam bentuk keanekaragaman hayati yang luas dan mengagumkan. Di dalam kedalaman laut, tersembunyi ekosistem yang sangat beragam, mulai dari terumbu karang yang menjadi rumah bagi ribuan spesies ikan. Setiap lapisan laut memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan di bumi, memberikan manfaat tidak hanya bagi ekosistem laut itu sendiri, tetapi juga bagi manusia yang bergantung padanya.
Berbagai spesies ikan, rumput laut, dan hasil laut lainnya menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat pesisir dan bahkan dunia. Laut juga menyediakan bahan-bahan penting bagi industri kesehatan dan farmasi, yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan manusia. Namun, keindahan dan kekayaan laut bukan sekadar sumber daya yang bisa diambil secara terus-menerus; ini adalah tanda kasih Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara. Sayangnya, laut kini menghadapi berbagai ancaman, seperti pencemaran plastik, eksploitasi berlebih, dan perubahan iklim yang mengancam kelestariannya.
Sebagai bagian dari tanggung jawab kita sebagai umat yang beriman, menjaga laut berarti melindungi karunia Allah dan melestarikan kehidupan bagi generasi mendatang. Dengan menghormati ekosistem laut dan segala makhluk di dalamnya, kita tidak hanya merawat anugerah Tuhan, tetapi juga menghargai karya-Nya yang luar biasa dalam menciptakan kehidupan yang saling bergantung dan penuh keseimbangan.
Refleksi dan Tanggung Jawab Manusia dalam Menjaga Tanah dan Laut
Refleksi atas kekayaan tanah dan laut sebagai sumber kehidupan membawa kita pada kesadaran akan tanggung jawab besar yang kita emban. Allah menciptakan alam dengan kelimpahan dan keteraturan yang luar biasa, menjadikannya sumber pangan, obat, dan kesejahteraan bagi manusia. Namun, keberlanjutan ini tidak terjamin tanpa kepedulian dan tindakan nyata dari kita sebagai penjaga ciptaan-Nya. Kerusakan tanah akibat praktik pertanian yang tidak berkelanjutan serta pencemaran laut oleh limbah plastik dan penangkapan ikan berlebihan mengancam keseimbangan ekosistem.
Oleh karena itu, setiap individu diundang untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan, baik melalui aksi kecil seperti mengurangi sampah plastik dan menanam pohon, maupun melalui dukungan terhadap kebijakan pelestarian lingkungan. Dengan menjaga tanah dan laut, kita tidak hanya melestarikan ciptaan Allah tetapi juga mewariskan bumi yang sehat bagi generasi mendatang, sebagai bentuk rasa syukur kita atas anugerah yang luar biasa ini.
Di Bulan Lingkungan ini, harapan kita adalah agar setiap orang dapat menjadi lebih peka terhadap kondisi alam, menghargai keindahan dan kelimpahan yang Allah berikan, serta bersyukur atas peran tanah dan laut yang menopang kehidupan. Semoga kesadaran ini mendorong kita untuk mengambil langkah nyata dalam melindungi lingkungan, baik melalui tindakan sehari-hari maupun dukungan terhadap upaya pelestarian. Dengan menjaga alam sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah, kita turut mewariskan bumi yang sehat dan lestari bagi generasi mendatang.
Mari kita jadikan Bulan Lingkungan ini sebagai momentum untuk mengambil aksi nyata dalam menjaga kelestarian tanah dan laut. Setiap langkah kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang sampah, dan mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan, memiliki dampak besar bagi keberlanjutan alam. Dengan bersama-sama melindungi ekosistem yang ada, kita menjaga sumber kehidupan yang berharga dan memastikan generasi mendatang tetap dapat menikmati anugerah Tuhan dalam tanah yang subur dan laut yang kaya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H