Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi 96 Tahun Sumpah Pemuda: Apakah Generasi Muda Masih Memegang Sumpah Tersebut?

28 Oktober 2024   04:27 Diperbarui: 28 Oktober 2024   04:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REFLEKSI 96 TAHUN SUMPAH PEMUDA: APAKAH GENERASI MUDA MASIH MEMEGANG SUMPAH TERSEBUT?

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Memaknai Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda, yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928, merupakan momen bersejarah yang menandai lahirnya semangat persatuan bagi bangsa Indonesia. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai suku, agama, dan wilayah Nusantara berkumpul untuk merumuskan satu tekad, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu: Indonesia. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan, karena mengukuhkan tekad untuk bersatu di bawah identitas kebangsaan yang sama. Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar ikrar, tetapi sebuah titik balik yang memperkuat fondasi persatuan dan kesadaran berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumpah Pemuda memiliki relevansi yang kuat hingga hari ini sebagai simbol persatuan dan identitas nasional yang menjiwai bangsa Indonesia. Meski dideklarasikan hampir satu abad yang lalu, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti persatuan, kebanggaan terhadap tanah air, dan komitmen pada bahasa Indonesia masih tetap penting di tengah tantangan globalisasi dan derasnya arus informasi yang melintasi batas budaya.

Dalam penjelasan Pedoman Peringatan Sumpah Pemuda ke-96 Tahun 2024 terkait tema dan sub tema Hari Sumpah Pemuda. Tema utamanya adalah 'Maju Bersama Indonesia Raya'. Kemudian tema utama tersebut terbagi ke dalam lima sub tema berikut ini: Pemuda Peduli Gizi Anak Indonesia untuk Generasi Sehat dan Produktif, Pemuda Indonesia, Bersatu dalam Kebhinekaan Berjuang Dalam Keindonesiaan, Pemuda Indonesia, Sehat, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Berkarakter, Transformasi Pemuda pada Pendidikan, Kesehatan, Kepemimpinan, Sosial Budaya, Teknologi, dan Ekonomi sebagai Energi Pemuda Majukan Indonesia, dan Wujudkan Pemuda yang Maju, Mandiri dan Profesional.

Dalam konteks peringatan Sumpah Pemuda memunculkan pertanyaan reflektif adalah apakah nilai-nilai yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 yaitu persatuan, kebanggaan berbangsa, dan komitmen terhadap bahasa Indonesia masih dipegang dan diterapkan oleh generasi muda masa kini. Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, generasi muda menghadapi banyak tantangan, seperti pengaruh budaya asing dan perkembangan teknologi, yang dapat menggeser pemahaman dan penerapan nilai kebangsaan. Refleksi ulang atas Sumpah Pemuda memungkinkan kita memahami sejauh mana generasi muda saat ini masih memegang nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan ini menjadi landasan penting untuk menjaga nilai kebangsaan agar tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman.

Input sumber gambar: fahum.umsu.ac.id
Input sumber gambar: fahum.umsu.ac.id
Nilai-Nilai Utama dalam Sumpah Pemuda

Nilai-nilai utama dalam Sumpah Pemuda mencakup persatuan, cinta tanah air, dan kebanggaan akan identitas nasional yang diwujudkan dalam bahasa, bangsa, dan tanah air yang satu. Ketiga aspek ini menjadi landasan kokoh bagi perjuangan dan tekad para pemuda saat itu untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu. Persatuan menjadi nilai sentral yang menyatukan perbedaan suku, agama, dan budaya di Nusantara, sedangkan cinta tanah air dan bahasa Indonesia memperkuat identitas kebangsaan yang melampaui batas kedaerahan. Nilai-nilai inilah yang membentuk fondasi kebangsaan Indonesia dan menjadi panduan moral bagi generasi penerus.

Generasi muda saat ini hidup di era digital yang menawarkan akses luas terhadap informasi dan budaya dari seluruh dunia. Teknologi memudahkan mereka berinteraksi, berkarya, dan memperkaya wawasan, namun juga membawa tantangan dalam mempertahankan jati diri dan nilai-nilai kebangsaan. Di satu sisi, banyak pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial dan kampanye untuk isu-isu nasional, menunjukkan komitmen pada kemajuan bangsa.

Di sisi lain, pengaruh budaya luar dan arus globalisasi yang cepat terkadang menyebabkan munculnya sikap individualisme dan kecenderungan melupakan akar budaya serta nilai persatuan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana generasi muda masih menghayati dan menerapkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun