Reformasi dalam sistem politik dan pemilu menjadi kebutuhan mendesak untuk memperbaiki kualitas demokrasi dan mengembalikan kepercayaan publik. Penggelembungan suara dan berbagai bentuk manipulasi dalam proses pemilu menunjukkan bahwa sistem yang ada masih rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.Â
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret seperti penguatan transparansi dalam setiap tahapan pemilu, peningkatan independensi lembaga penyelenggara pemilu, dan pengawasan yang lebih ketat dari masyarakat sipil.Â
Selain itu, reformasi juga harus mencakup penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kecurangan, sehingga mereka yang terlibat dalam manipulasi politik menghadapi konsekuensi yang jelas. Dengan reformasi yang komprehensif, diharapkan proses politik dan pemilu dapat lebih mencerminkan kehendak rakyat dan menjaga integritas demokrasi.
Melindungi kritik adalah kunci dalam menjaga keadilan dan memastikan demokrasi yang sehat. Kritik berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang penting untuk menyoroti kekurangan dalam sistem politik, termasuk korupsi, penggelembungan suara, dan penyalahgunaan kekuasaan. Ketika kritik dilindungi, masyarakat dan para pengkritik dapat menyuarakan pendapatnya tanpa rasa takut, mendorong transparansi dan akuntabilitas di kalangan pemimpin dan institusi politik.
Dalam demokrasi yang sehat, perbedaan pendapat harus dihargai, bukan dihadapi dengan represif atau tindakan pembungkaman. Dengan melindungi hak untuk mengkritik, negara juga memperkuat fondasi demokrasi, di mana setiap suara berkontribusi pada perbaikan sistem dan terciptanya pemerintahan yang lebih adil dan inklusif. Tanpa ruang untuk kritik, demokrasi berisiko kehilangan esensinya dan berubah menjadi otoritarianisme terselubung.
Refleksi dari ulasan ini menekankan pentingnya menjaga integritas politik dan demokrasi melalui transparansi, reformasi, serta perlindungan terhadap kritik. Penggelembungan suara dan manipulasi politik tidak hanya mencederai proses pemilu, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem yang seharusnya mencerminkan kehendak rakyat.Â
Di sisi lain, kritik yang dibungkam memperlihatkan adanya ketidakadilan yang mengakar, di mana suara-suara yang berusaha memperbaiki justru dijadikan kambing hitam. Oleh karena itu, refleksi menjadi sangat penting, mendorong kita untuk mempertimbangkan peran kita dalam memperjuangkan politik yang lebih adil, transparan, dan inklusif.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H