Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka yang Menyulam Haru

7 Juli 2024   10:36 Diperbarui: 7 Juli 2024   10:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DUKA YANG MENYULAM HARU

(Mengenang sosok seorang sahabat guru yang meninggal semalam) 

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Sang waktu terus saja berjalan

Bawa kegelapan pada malam sunyi

Menenggelamkan segala harapan

Bersama dingin yang merapap perlahan

Menghampiri tubuh yang sendiri

Sembilan hari ragamu bertahan

Diam membisu karena ganas derita

Ditemani selang-selang medis

Yang berdenting menampilkan angka-angka

Yang bergantian naik dan turun

Membuat tak sanggup melihat keadaanmu

Enam Juni Dua Ribu Empat

Maut datang mengajakmu pergi

Mengambilmu dari hadapan kami

Sebab derita sakit seakan kuat melumat

Hingga menghentikan langkahmu kini

Sepi memeluk, merentangkan duka

Tangis haru mulai mengemuka

Di tiap tetesan air mata yang jatuh

Dari semua yang pernah mengenalmu

Entah sesaat waktu atau telah lamawaktu

Ada kenangan mengalir bersama airmata

Benang kehidupan yang kau sulam

Telah rapuh oleh jejak kematian

Dalam serpihan haru membentang

Kami hanya bisa merenung diri

Mengapa secepat ini kau berlalu

Tiada lagi ada senyuman darimu

Tiada lagi sapaan rindu kehadiran dirimu

dalam ruang-ruang kebersamaan kita

Bercerita dan tertawa bersama

Duka hadir seperti kilatan cahaya

Menyelinap di antara bayang-bayang kelam

Dari balik kegelapan malam menyapa

Duka mengukir haru di tengah malam

Setiap angan dan impian bersama

Terjalin dalam cahaya yang tak pudar

Terbingkai kenangan dalam keindahan

Haru kami mengantar ragamu pada kedamaian abadi

Dan perjalanan jiwa menuju cahaya yang hakiki

Rote Ndao, 07 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun