Mohon tunggu...
SALMA TSABITA IKHSYANI
SALMA TSABITA IKHSYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Untuk memenuhi tugas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sisi Lain Sebuah Perjalanan: Voluntrip di Wonokitri

25 Juni 2023   15:24 Diperbarui: 25 Juni 2023   15:52 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

James dan Bianca sedang menjalankan misi untuk mendaki gunung-gunung di Indonesia. Salah satunya Gunung Bromo ini. Bahkan James dan Bianca mempunyai quotes hidup yang menggambarkan makna dia melakukan perjalanan ini “Mountains are the best teachers in the study of ego, patience and limits. No wonder someone changed after seeing the best teacher.” Destinasi Kawah Bromo merupakan destinasi penutup trip hari ini.

“Mungkin tidak banyak jejak kontribusi yang dapat kami berikan untuk desa ini, namun nilai yang sedikit itu semoga bisa menjadi berharga sebagaimana besarnya harapan kami untuk kemajuan sarana prasarana dan sumber daya seluruh masyarakat desa”.

Tak terasa 3 hari telah dilalui untuk mengabdi di Desa Wonokitri. Hari ke empat ini adalah hari terakhir kami produktif menjalankan proker, sebelum besok siangnya kami pamit dari Desa Wonokitri. Pada kesempatan ini hampir 70% proker kami telah terlaksana. Divisi ekowisata telah menyelesaikan proker penggalian potensi wisata dan promosi potensi wisata. Divisi lingkungan telah menyelesaikan proker terkait peduli sampah dan memanfaatkan sampah. 

Serta divisi pendidikan telah menyelasaikan proker terkait peningkatan budaya literasi dan perilaku hidup bersih. Dihari penghujung akhir ini kami bersama-sama untuk bermain dengan anak-anak sekaligus mengajarkan prakarya membuat buket bunga. Anak-anak Desa Wonokitri sangat antusias untuk belajar bersama dengan kami.

Tidak hanya merangkai bunga, kami juga melanjutkan kegiatan bersama anak-anak untuk ikut serta ke pura di Desa Wonokitri. Kami juga akan berkumpul bersama PERADAH (Perhimpunan Pemuda Hindu) Desa Wonokitri. Kami mengobrol bersama dengan anggota peradah dan juga anak-anak di Desa Wonokitri. Kami membicarakan mengenai adat masyarakat Desa Wonokitri. Kami juga mendapatkan ilmu baru terkait peribadatan agama Hindu di Desa Wonokitri. Bahkan kami diperbolehkan untuk berkeliling di sekitar Pura Desa Wonokitri. Kami juga diberikan gelang yang biasanya didapatkan masyarakat ketika beribadah di Pura. Kami juga menyisipkan menceritakan mengenai dunia perkuliahan kami yang beragam. Tujuannya supaya meningkatkan keinginan anak-anak mengenai dunia perkuliahan.

Malam harinya kami melanjutkan dengan malam perpisahan dengan Pemerintahan Desa Wonokitri. Selama kurang lebih 4 hari kami berada di Desa Wonokitri, kami menyampaikan hasil apa saja yang kami dapatkan dan kami lakukan. Tiap divisi menyampaikan hasilnya masing-masing. Pada malam ini sungguh menjadi malam yang sangat mengharukan bagi kami. Dari pihak pemerintahan desa, peradah, dan stakeholder ikut hadir dalam malam perpisahan ini. Kami sangat bersyukur dapat diberi kesempatan untuk belajar sekaligus mengabdi di Desa Wonokitri. 

"Jika pertemuan adalah awal dari perpisahan, maka perpisahan adalah awal dari keindahan dalam pertemuan yang selanjutnya."

Hari terakhir di Desa Wonokitri. Ya, inilah hari terakhir kami untuk mengabdi di Desa Wonokitri dan kembali ke kesibukan serta asal masing-masing. Kami mengawali dengan menurunkan barang-barang kami ke lantai bawah penginapan kami. Kami melanjutkan untuk berpamitan ke SD di Wonokitri dan dengan pengelola taman edelweis. Seperti biasa, kami berjalan kaki menuju ke SD. Singkat cerita sesampainya di SD kami menemui kepala sekolah serta guru dan karyawan di SD N 1 Wonokitri. 

Kami berterimakasih telah diberi ruang untuk mengisi kegiatan dan belajar bersama anak-anak. Kami juga menyerahkan kenang-kenangan untuk SD N 1 Wonokitri. Kami juga berpamitan dengan anak-anak SD. Tak kami sangka, banyak tangisan anak-anak yang menyayangkan kepergian kami. Sungguh hal yang mengharukan bagi kami bisa berbagi kebahagiaan dan diterima baik oleh anak-anak.

Lanjut, kami berpamitan dengan pengelola taman edelweis Desa Wonokitri. Seperti halnya sebelumnya, kami juga menyerahkan kenang-kenangan kepada pihak pengelola taman edelweis. Kami bahkan diberikan kenang-kenangan berupa kopi khas Desa Wonokitri dan juga setangkai bunga edelweis. Kami sangat bersyukur dapat dipertemukan dengan orang-orang hebat dan diberi kesempatan untuk belajar bersama.

 Setelah kami selesai berpamitan dengan anak-anak SD dan pengelola taman edelweis kami siap untuk kembali ke kediaman masing-masing. Kami kembali ke penginapan dan berpamitan dengan Pak Hasan. Air mata tidak bisa kami bendung lagi. Pak Hasan mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran kami. Begitu juga kami yang merasa sangat bersyukur diterima baik oleh Pak Hasan dan masyarakat Desa Wonokitri. Beberapa anak-anak dan masyarakat mengantarkan kepergian kami sampai di mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun