Mohon tunggu...
Salma Sofiana Yasrifa
Salma Sofiana Yasrifa Mohon Tunggu... Lainnya - Animal Husbandry

Animal Reproduction | 17'

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ayo Kenali tentang Inseminasi Buatan

24 September 2021   19:20 Diperbarui: 26 November 2021   12:44 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda pernah mendengar kata Inseminasi buatan? Atau sering juga disebut dengan kawin suntik?. Tentunya kata tersebut sudah tidak asing didengar di kalangan peternak, apalagi peternakan rakyat.

Ya, kawin suntik atau Inseminasi Buatan yang lebih dikenal dengan kata IB adalah salah satu bioteknologi reproduksi yang dimana metode digunakan oleh peternak untuk mengawinkan ternaknya. Tidak seperti kawin alam yang secara langsung menggunakan pejantan untuk mengawini induk sapi, pada IB digunakan alat yang disebut dengan Insemination gun untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang sudah terlebih dahulu dicairkan atau diproses.

Pada IB, semen yang digunakan berasal dari pejantan unggul, dikarenakan tujuan dari IB adalah memperoleh anak-anak sapi unggul. IB dilakukan oleh petugas ahli yang disebut dengan Inseminator. Inseminator akan mengawinkan induk sapi memggunakan semen yang diinginkan oleh peternak pada saat induk sedang mengalami birahi (estrus).

IB sangat memudahkan peternak dalam memilih semen yang diinginkan yang berasal dari pejantan sapi-sapi eksotik. Semen sapi eksotik yang sering digunakan adalah Simental, Limousin, Angus dan Brahman. Selain memudahkan peternak dalam memilih jenis semen, peternak juga bisa menghemat biaya dan waktu, karena tidak perlu membeli pejantan langsung.

IB lebih baik dilakukan pada induk sapi yang minimal pernah melahirkan sekali. Hal tersebut untuk menghindari adanya gangguan reproduksi pada induk, sebab semen eksotik merupakan keturunan sapi besar. Jadi, jika BCS induk tidak sesuai apalagi pada induk sapi lokal akan memgakibatkan gangguan seperti distokia pada saat beranak.

Untuk mendapatkan keberhasilan IB, induk akseptor harus memiliki kelayakan, yaitu:

1. Induk akseptor minimal pernah melahirkan sekali. Pada sapi dara yang berumur 2 tahun (kawin pertama) bisa dilakukan IB akan tetapi menggunakan semen sapi lokal.

2. Induk akseptor mimiliki BCS (Body Condition Score) yang pas untuk keberhasilan IB.

3. Induk akseptor memiliki kesehatan yang baik.

4. Induk akseptor dikawinkan pada saat birahi.

Selain dari kelayakan akseptor, keberhasilan IB juga dipengaruhi oleh keahlian inseminator dalam mengawinkan induk.

Sebenarnya, IB juga salah satu cara untuk mengatasi suatu masalah kesuburan (infertilitas) dan untuk mengatasi penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh kawin alam. Selain itu, metode ini dilakukan untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak.

Dibalik adanya metode kawin suntik (IB) ini tidak menutup kemungkinan para peternak juga akan mengawinkan ternaknya dengan cara kawin alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun