Mohon tunggu...
Salma Shibghotun
Salma Shibghotun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

"Sungguh orang yang mulia dan beruntung ialah orang yg hatinya dingin dan sejuk dr persoalan dunia, dan hatinya senantiasa panas terbakar oleh api cinta dan kerinduan kepada Sang Pencipta" ~ MR. H.S.M Irfa'i Nachrawi an-Naqsyabandi Q.S

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengupas Polemik Kawasan Babarsari yang Disebut Gotham City-nya Yogyakarta

24 Juni 2024   19:15 Diperbarui: 24 Juni 2024   19:33 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pribadi (screenshot from Google Maps)

Mungkin bagi beberapa orang, menghadapi adanya kerusuhan dan konflik yang dilakukan oleh kelompok etnis tersebut adalah dengan melaporkan ke polisi untuk ditangkap dan ditindak-lanjuti. Namun, bagi para narasumber kami itu mungkin cara 'cepat/simple'nya tapi kurang bijaksana. Kenapa? Mungkin jika mau diajak berpikir, kita harus ingat bahwa bagaimanapun mereka (kelompok etnis) tersebut adalah saudara kita sebagai sesama warga negara Indonesia. Kita paham bahwa apa yang mereka lakukan salah, tapi kurang bijaksana jika kita serta-merta menyalahkan mereka. "Mereka seperti itu bukan tanpa alasan, Mbak. Pasti ada faktor yang melatarbelakangi. Misalnya, budaya membawa parang/golok itu memang sudah menjadi budaya di lingkungan kampung halaman mereka. Salahnya memang, mereka membawa budaya mereka 'yang belum tentu bisa diterima' ketika mereka merantau ke daerah lain, terlebih kayak Jogja begini. Padahal hal tersebut, bisa jadi karna faktor pendidikan dari lingkungan atau orang tua mereka yang tidak mengajarkan untuk 'ber-etika' ketika masuk ke daerah lain, menghargai budaya lain dan sebagainya", tutur Pak Ari Ketua Keamanan Babarsari. Pak Ari juga menambahkan, bahwa tidak semua orang dari kelompok tersebut itu seperti itu (suka rusuh dsb), jadi ada faktor yang melatarbelakangi. Oleh karena itu, beliau-beliau ini (para narasumber kami) membuat strategi yang tepat dan bijaksana dengan cara 'merangkul' mereka, sebagai saudara dan keluarga yang menasehati dan menegur ketika mereka berbuat salah, serta menolong mereka ketika mereka kesulitan dan sebaliknya. "Untuk konflik di Babarsari, sebetulnya kampung kami ini aman, Mbak. Ketika banyak terjadi kerusuhan di kampung sebelah, kampung kita tetap aman. Karena senior mereka memberi pesan : "Jangan sampai kalian membuat onar di Babarsari, kalau sampai buat onar disana kubelah kepala kalian!" - mereka seperti itu, karena mereka kenal baik dengan kami. Hanya saja memang ada beberapa keributan yang terjadi di kampung lain, yang mungkin saja karena minimnya interaksi", tutur Pak Hari. Strategi-strategi bijaksana seperti inilah, yang dapat menjadi solusi untuk bisa diterapkan oleh para warga dari kampung lainnya yang menghadapi masalah yang sama. 

Begitulah, cerita singkat fakta sebenarnya yang terungkap dari hasil wawancara kami kemarin. Bahwasannya, tidak semua dari kelompok mereka memiliki karakter seperti itu (suka mabuk-mabukan, nakal, tawuran), jikalau iya itupun pasti ada faktor yang melatarbelakangi. Dan tentunya ada faktor-faktor lain yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja seperti itu, misalnya karena faktor sosial atau budaya dan sebagainya. Kita boleh mengatakan itu 'salah', tapi bukan berati kita kemudian mengolok mereka, menjauhi mereka, bahkan membiarkan mereka begitu saja ketika butuh pertolongan karena alasan 'tidak suka, takut dsb'. Mereka tetap manusia dan mereka juga warga negara Indonesia, kita keluarga dan kita sama. 

Sumber : Pribadi (Wawancara bersama Narasumber)
Sumber : Pribadi (Wawancara bersama Narasumber)

Sumber : Pribadi (foto bersama Narasumber)
Sumber : Pribadi (foto bersama Narasumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun