Mohon tunggu...
Salma Salsabila
Salma Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43221010149 - Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi FEB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

A-301_Kuis 1: Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Pandangan Mahatma Gandhi

6 April 2023   15:11 Diperbarui: 6 April 2023   15:18 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

NIM: 43221010149

Nama: Salma Salsabila

Kampus: Universitas Mercu Buana

dokumen pribadi

Mahatma Gandhi adalah satu dari banyak pemimpin India yang dikenal sebagai tokoh yang penuh dengan kedamaian. Gandhi dikenal sebagai seorang sosok yang memimpin rakyat India untuk lepas dari belenggu penjajarahan Inggris dengan berasakan kedamaian. Sebagai seorang penganut agama Hindu, Gandhi menerapkan ajaran agamanya untuk menginspirasi dunia untuk meninggalkan kekerasan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan kemerdekaan. Mahatma Gandhi lahir di Porbandar, Gujarat, pada tanggal 2 Oktober 1869. Dia terlahir sebagai putra seorang politisi senior bernama Karamchand Gandhi dengan Putibai Gandhi. Gandhi hidup di sebuah komunitas Hindu bania yang terletak di daerah pesisir Gujarat.

Gandhi bukanlah siswa yang unggul. Gandhi hanya tercatat sebagai siswa yang pandai berbahasa Inggris dan pandai memimpin. Walaupun begitu, dengan kerja keras, Gandhi lolos ujian masuk dan tercatat sebagai siswa di Samaldas College di Bhavnagar, Gujarat. Pada tahun 1888, Gandhi menempuh sekolah ilmu hukum di University College, London. Di sana, dia mempelajari hukum India dan belajar untuk menjadi pengacara di Inner Temple. Ketika hidup London, Gandhi berusaha menepati janji kepada ibunya sebagai biksu untuk tidak mengkonsumsi daging sehingga dia menahan lapar dalam beberapa waktu sampai akhirnya dia menemukan restoran vegetarian. Setelah itu, Gandhi tergabung dalam Vegetarian Society. Dalam komunitas tersebut, Gandhi mampu menarik banyak orang untuk mempelajari Budha dan Hindu. Pada tahun 1875, mereka mendirikan Theosophical Society dan Gandhi menjabat sebagai pemimpinnya.

Setelah menjadi pengacara, Gandhi pergi ke Afrika selatan yang merupakan sebuah koloni Inggris, disana Gandhi mengalami diskriminasi ras yang disebut dengan apartheid. Hingga kemudian, Gandhi memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik yang bertujuan untuk mengubah hukum-hukum diskriminatif tersebut. Gandhi juga membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.  Selama tinggal di Afrika selatan Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut dengan Ahimsa yang artinya anti kekerasan dan mengajarkan orang-orang india yang hidup di sana tentang cara bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Ketika kembali ke India, gandhi membantu dalam proses kemerdekaan India dari tangan jajahan Inggris, hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk membentuk Persemakmuran.

Perbedaan Agama dan suku yang dianut rakyat India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi bebrapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu yang memiliki pemikiran-pemikiran dari agama lain termasuk Islam dan Kristen. Gandhi percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara dalam di dalam satu negara.

Pada tahun 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara yaitu India dan pakistan. Hal tersebut tidak disetujui oleh Gandhi. Sementara pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap terus melanjutkan pencarian kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menhadapi musuh. Gandhi menyebutnya sebagai Satyagraha yaitu Penegakan Kebenaran.

Gandhi meyakini bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran pasti akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan dari musuh. Dengan prinsip tersebut, Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam memperjuangkan kemerdekaan. Perjuangan Gandhi akhirnya mencapai titik puncak dimana Inggris tidak lagi sanggup bertahan menentang ribuan rakyat yang menentang jajahan Inggris dengan melakukan aksi-damai menuntut kemerdekaan. Gandhi meyakini bahwa setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha dan karena ajaran dan pelatihan satyagraha tersebut perjuangan mereka membawa hasil.

Selain mendapatkan banyak sanjungan sebagai pemimpin ulung, Gandhi juga memiliki banyak musuh. Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi ditembak oleh Nathuram Godse ketika Gandhi hendak beribadah. Nathuram Godse merupakan seorang nasionalis ekstrimis Hindu yang tidak setuju dengan keputusan Gandhi atas keputusan ekonomi Gandhi untuk Pakistan.

jpg-20230406-144612-0000-642e7fc408a8b52cd0746e83.jpg
jpg-20230406-144612-0000-642e7fc408a8b52cd0746e83.jpg
dokumen pribadi

Meskipun Gandhi telah meninggal dunia, pengaruhnya tetap dikenal di seluruh dunia dan dianggap sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah. Gandhi tidak hanya berjuang secara cerdas melawan rasisme yang dikembangkan di Afrika Selatan dan gerakan kemerdekaan India dan memberikan jalan bagi dialog antar agama, tetapi juga meluncurkan perlawanan tanpa kekerasan pertama yang tersebar luas sebagai alat yang paling efektif untuk perubahan sosial. Kesadaran ini terdapat dalam prinsip perjuangannya yang terbagi menjadi 4, yaitu:

1. Satyagraha. Satyagraha diartikan sebagai prinsip nonkooperasi atau penolakan kerja sama dengan kaum penjajah. Tujuannya adalah untuk melawan kolonialisme di India kala itu. Cara ini dilakukan dengan dengan menolak mengambil bagian dalam sistem yang tidak adil.

2. Ahimsa. Secara bahasa, ahimsa berarti tidak menyakiti. Prinsip ahimsa termasuk dalam tradisi pemikiran India yang berarti antikekerasan. Garis besarnya, ahimsa dimaknai sebagai prinsip melawan tanpa kekerasan. Prinsip ini ditujukan dalam berbagai tindakan non-koersif, mulai dari tidak akan melukai, membunuh, atau membahayakan seluruh makhluk hidup.

3. Bramacharya. Seperti dua kata sebelumnya, Bramacharya termasuk dalam lima Yamas, yang merupakan bagian dari kode etik umat Hindu. Itu berarti kemurnian. Bagi Gandhi, Satyagraha, Ahimsa, dan Bramacharya adalah di antara tiga kebajikan utama yang dia cari.

4. Swadeshi. Swadeshi merupakan prinsip cinta terhadap tanah air, ditunjukkan dengan suatu pengabdian terhadap negara berdasarkan rasa kemanusiaan. Menurut Gandhi, urutan swadesi dimulai dari pengabdian diri untuk keluarga, pengorbanan keluarga untuk desa, kemudian desa untuk negara, dan negara untuk kemanusiaan.

Gandhi dibesarkan dalam agama Hindu dan menganutnya sepanjang hidupnya. Mahatma Gandhi adalah orang yang sangat menganjurkan toleransi beragama. Namun, seseorang tidak dapat menemukan kredo yang lengkap di dalam dirinya. Pernyataan Gandhi yang jelas menunjukkan rasa hormatnya terhadap semua agama, seperti: “Semua agama memiliki jalan yang berbeda, semuanya bertemu pada titik yang sama. Tidak masalah jika kita mengambil jalan yang berbeda, karena pada akhirnya kita semua mencapai tujuan yang sama.”

jpg-20230406-145002-0000-642e7f89eb51ce0494284d72.jpg
jpg-20230406-145002-0000-642e7f89eb51ce0494284d72.jpg
dokumen pribadi

Pembenaran lain mungkin terletak pada agamanya sendiri. Agama Hindu dan Buddha tidak mengklaim kebenaran absolut. Terdapat pula ajaran atau doktrin dogmatisme dan fanatisme dalam agama Hindu. Tetapi memiliki toleransi yang semu terhadap agama lain. Seperti apa yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi yaitu: “banyak jalan menuju kebenaran dan setiap orang harus mencari jalan mereka sendiri. Namun, setiap agama menyembah tuhan yang berbeda.”

Gandhi adalah seorang yang paling mengagumkan dalam sejarah orang-orang besar di dunia. Ia tidak memiliki kelebihan tertentu, namun pada usianya yang dini, Ia telah membuat aturan bagi dirinya sendiri, bahwa Ia akan bertindak menurut kebenaran. Gandhi juga telah memutuskan untuk tidak menggunakan kekerasan, meskipun orang lain berbuat demikian untuk melawannya. Dengan keyakinannya pada kebenaran dan pantang-kekerasan, serta dengan aktif menentang ketidakadilan dan membangun kekuatan di dalam dirinya, Ia mulai banyak mendapat pengikut.

Lalu terdapat pula pemikiran Gandhi tentang Tuhan. Mahatma Gandhi melalui kepercayaan dan keyakinannya, di sana tertulis: "Tuhan, Penguasa, meresapi semua yang ada di alam semesta ini. Nikmati semua yang Dia berikan kepadamu. Jangan mencari kekayaan. Dan tidak setelah kepemilikan orang lain, termasuk kritiknya pada teknologi.”

Kritik Gandhi tersebut memiliki makna sebagai berikut,

“Tubuhku ini hanyalah sebuah bentuk mesin yang rumit, bagaimana aku bisa menjadi anti-mesin? Alat pintalku, tusuk gigi ini adalah mesin; aku tidak membenci mesin, tapi aku benci pada rasa suka yang berlebhan terhadap mesin; aku tidak suka mesin yang menurunkan kekuatan manusia.”

Terdapat 5 manfaat teknologi berdasarka pandangan Mahatma Gandhi, yaitu:

1. Tidak meningkirkan nilai tradisional kebaikkan

2. Mempermudah Manusia, mental Spritual, multi dimensi

3. Ada proses memberi-menerima antara teknologu dengan moral kehidupan manusiia

4. Keberlanjutan sepanjang hayat, dampak generasi mendatang

5. padanya distribusi semua manusia, bukan manusia tertentu

Menurut Gandhi kebenaran itu adalah Tuhan itu sendiri, namun demikian pemahaman Gandhi tentang Tuhan, tidaklah dimaksudkan untuk menyebutkan konsepsi yang abstrak, karena Tuhan harus dihadirkan dalam realitas yang kongkrit. Kebenaran tersebut harus mengacu kepada kebenaran dalam pikiran, kebenaran dalam ucapan, dan kebenaran dalam laksana (tindakan). Menurut Gandhi (1996: 10) menguraikan: “Bagiku kebenaran adalah asas yang tertinggi dimana segala pandangan lainnya berada dibawahnya. Kebenaran ini bukanlah hanya kebenaran dalam ucapan, melainkan juga dalam pikiran dan bukan hanya kebenaran relatif menurut kita, tetapi kebenaran mutlak, asas abadi itulah Tuhan. aku menyembah Tuhan hanya sebagai kebenaran.”

Mahatma Gandhi merupakan seorang pemimpin ideologis dari India, sering kali disebut sebagai yang mengawali adanya pendekatan teknologi tepat guna. Meski pada masa Gandhi konsep teknologi tepat guna belum diberi nama, Gandhi sudah mulai mengusahakan penggunaan teknologi sederhana berbasis kondisi lokal, dan sebagian besar berupa teknologi berbasis pedesaan untuk membantu desa-desa di India agar menjadi mandiri. Gandhi tidak setuju dengan ide mengenai teknologi yang menguntungkan hanya sebagian kecil orang dengan mengorbankan sebagian besar yang lain, termasuk penerapan teknologi yang menyebabkan banyak pengurangan tenaga kerja demi meningkatkan keuntungan (profit). Tahun 1925 Gandhi mendirikan the All-India Spinners Association dan pada tahun 1935 dia pensiun dari dunia politik untuk membentuk the All-India Village Industries Association. Kedua organisasi tersebut menempatkan fokusnya pada teknologi berbasis pedesaan yang mirip dengan gerakan teknologi tepat guna yang tumbuh pesat beberapa dekade setelah itu. Pada masa pemerintahan Mao Zedong dan selanjutnya dalam Revolusi Kebudayaan, China juga menerapkan kebijakan yang mirip dengan konsep teknologi tepat guna. Pada masa Revolusi Kebudayaan, kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasar pada ide "berdiri di atas kaki sendiri" (walking on two legs) mendorong pembangunan baik pabrik-pabrik berskala besar maupun industri-industri berskala pedesaan.

Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis (termasuk manifestasinya) yang awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh seorang ekonom bernama Dr. Ernst Friedrich “Fritz” Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is Beautiful. Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Teknologi tepat guna paling sering didiskusikan dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah alternatif dari proses transfer teknologi padat modal dari negara-negara industri maju ke negara-negara berkembang.

Maatma Gandhi melihat bahwa teknologi dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia selama teknologi tersebut digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Namun, ia juga berpandangan bahwa teknologi dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Hindari teknologi jika:

1. Hanya untuk memenuhi kesenangan pribadi atau diri sendiri

2. Membuat manusia malas dalam melakukan sesuatu

3. Memengaruhi psikologi pengguna teknologi

4. Mengarah pada kegelapan atau hal yang buruk

5. Mengubah citra dan identitasmu di tengah masyarakat

Walaupun Gandhi hidup pada zaman yang terdahulu sebelum teknologi modern seperti yang kita kenal sekarang, pengaruhnya terhadap teknologi dan kemajuan sosial tidak boleh diabaikan. Terdapat salah satu konsep terkait dengan teknologi yang beliau prioritaskan dalam gerakannya yaitu Swadeshi, atau mengenalkan ekonomi lokal dan manufaktur domestik untuk mengurangi ketergantungan mereka pada barang impor dari berbagai negara. Konsep tersebut memiliki implikasi teknologi yang penting karena mendorong perkembangan teknologi lokal dan manufaktur dalam negeri yang dapat memproduksi barang kebutuhan masyarakat tanpa bergantung pada teknologi dan produk impor dari negara lain. Selain itu, Gandhi juga menekankan pentingnya menggunakan teknologi secara bijak, dan menganjurkan prinsip-prinsip seperti pengembangan teknologi yang berkelanjutan, penggunaan sumber daya alam yang bertanggung jawab, dan tidak merusak lingkungan atau melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, prinsip-prinsip Gandhi tentang social dan etis yang berhubungan dengan teknologi masih berkaitan erat dengan teknologi dan bermanfaat sampai sekarang ini.

Implikasi antara teknologi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan pemikiran Mahatma Gandhi mungkin tidak disampaikan secara tersirat. Namun dengan menerapkan prinsip etika dan nilai kemanusiaan yang dianut oleh Gandhi dalam pengembangan dan penggunaan teknologi SIA, hal tersebut dapat membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang menggabungkan teknologi informasi dengan prinsip akuntansi untuk mengakomodasi organisasi dalam mengelola pelaporan informasi keuangan dan bisnis. Salah satu prinsip dasar akuntansi adalah kejujuran dan integritas, yang penting dalam menjaga kepercayaan publik dan mempromosikan perilaku etis dalam bisnis. Prinsip etika yang dianut oleh Gandhi, seperti kejujuran, keberpihakan pada kepentingan bersama, dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dapat dimasukkan ke dalam pengembangan dan penggunaan SIA.

Perkembangan teknologi sistem informasi akuntansi sebenarnya telah lama berlangsung. Alasan utama penggunaan akuntansi berbasis teknologi ialah efisiensi, penghematan waktu dan biaya. Selain itu, alasan peningkatan efektifitas untuk mendapatkan output laporan keuangan dengan benar dan tepat menjadi pemicu semakin berkembangnya penggunaan teknologi informasi di bidang akuntansi. Perkembangan teknologi informasi akuntansi pada saat ini berpengaruh besar terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dapat dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem komputer. Oleh karena itu, pengendalian intern dalam SIA juga akan mempengaruhi peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan.

Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah elemen dalam organisasi yang menyediakan informasi bagi pemakai informasi dengan pencatatan transaksi keuangan. Berbagai informasi keuangan dalam perusahaan akan lebih mudah diakses dan diketahui oleh para pengguna tertentu dengan adanya penerapan dan penggunaan sistem informasi akuntansi yang efektif. Dengan penerapan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan akan memberikan kemudahan untuk para manajer dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan sehingga perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif. Sistem informasi merupakan faktor penting untuk mencapai sebuah kinerja yang lebih besar salah satunya adalah pengambilan keputusan.

Tujuan dalam penyusunan suatu sistem informasi akuntansi antara lain untuk menditalisasi informasi pengelolaan kegiatan keuangan, memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. Penelitian pada bidang teknologi informasi bertujuan supaya penggunaan teknologi informasi dapat dengan mudah digunakan oleh pengguna akhir.

Penggunaan sistem informasi didefinisikan sebagai perilaku seorang individu yang menggunakan sistem informasi karena adanya manfaat yang akan diperoleh untuk membantu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebuah sistem informasi akuntansi diharapkan dapat menghasilkan sebuah informasi yang berupa laporan keuangan maupun non-keuangan yang berisikan sekumpulan data sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem.

Pentingnya penggunaan sistem informasi akuntansi yang didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi dan pemakai sistem yang baik mendorong sebuahorganisasi untuk menciptakan keunggulan. Dalam pengembangan sistem informasi, para pemakai menjadi fokus penting berkaitan dengan keefektifan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan efektif apabila sistem mampu menghasilkan informasi yang dapat diterima dan memenuhi harapan secara tepat waktu (timely), akurat (accurate), dan dapat dipercaya (reliable), di mana dalam mewujudkannya dibutuhkan pemanfaatan teknologi informasi yang memadai dan maksimal. Pemanfaatan teknologi informasi adalah pengolahan data, pengolahan informasi dan proses kerja manajemen secara elektronik Keberhasilan sebuah organisasi bukan hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi tersebut, tetapi ditentukan olehkesesuaiannya dengan lingkungan para pemakai sistem yang terlibat.

Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahap tertentu. Dengan digunakannya mesin komputer dalam proses pengolahan data, siklus pengolahan data dapat dipisahkan menjadi tiga yaitu masukan (input), pengolahan (proses), dan keluaran (output).

Proses pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan lebih cepat bila digunakan komputer. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan computer untuk mengolah data yang jauh melebihi kecepatan manusia. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer yang semakin maju, semakin banyak perusahaan yang menggunakan jasa komputer untuk memproses data akuntansinya.

Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun SIA. Faktor-faktor itu merupakan hal di luar sistem akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga penggunaan komputer sebagai alat bantu.Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam menyusun SIA karena sistem informasi itu tidak mungkin berjalan tanpa manusia.

REFERENSI:

• Apollo. (2023). Filsafat Teknologi Mahatma Gandhi.

• Pratama, B. (2017). Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Melalui Pemanfaatan Teknologi pada PT. Prodia Diacrolaboratories. Jurnal STEI Ekonomi Vol 26, No. 01, Juni 2017, 19.

• Rokhman, N. (2021, Desember Rabu). Perkembangan Teknologi dalam Sistem Informasi Akuntansi. Retrieved from Universitas Stekom: https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/index.php/informasi/baca/PERKEMBANGAN-TEKNOLOGI-DALAM-SISTEM-INFORMASI-AKUNTANSI/34e192298d71913580d7a220b40f6aeb7b74fdcb

• Suardikha, I. M. S, & Anggreni, N. M. H. D.  (2019). Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kemampuan Teknik Personal Pada Efektivitas SIA. E-Jurnal Akuntansi, 1357-1359.

• Sudarsana, I. K., & Wisarja, I.K. (2018). Membaca Ulang Pemikiran Gandhi Tentang Kemanusiaan. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 10-11.

• Suputra, I. D. G. D., & Rahayu, P. M. F. (2019). Pengaruh Pengguna SIA dan TI Terhadap Kinerja Individual dengan Kemampuan Teknik Pemakai Sebagai Pomoderasi. E-Jurnal Universits Udayana, 3-4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun