Selain mendapatkan banyak sanjungan sebagai pemimpin ulung, Gandhi juga memiliki banyak musuh. Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi ditembak oleh Nathuram Godse ketika Gandhi hendak beribadah. Nathuram Godse merupakan seorang nasionalis ekstrimis Hindu yang tidak setuju dengan keputusan Gandhi atas keputusan ekonomi Gandhi untuk Pakistan.
Meskipun Gandhi telah meninggal dunia, pengaruhnya tetap dikenal di seluruh dunia dan dianggap sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah. Gandhi tidak hanya berjuang secara cerdas melawan rasisme yang dikembangkan di Afrika Selatan dan gerakan kemerdekaan India dan memberikan jalan bagi dialog antar agama, tetapi juga meluncurkan perlawanan tanpa kekerasan pertama yang tersebar luas sebagai alat yang paling efektif untuk perubahan sosial. Kesadaran ini terdapat dalam prinsip perjuangannya yang terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Satyagraha. Satyagraha diartikan sebagai prinsip nonkooperasi atau penolakan kerja sama dengan kaum penjajah. Tujuannya adalah untuk melawan kolonialisme di India kala itu. Cara ini dilakukan dengan dengan menolak mengambil bagian dalam sistem yang tidak adil.
2. Ahimsa. Secara bahasa, ahimsa berarti tidak menyakiti. Prinsip ahimsa termasuk dalam tradisi pemikiran India yang berarti antikekerasan. Garis besarnya, ahimsa dimaknai sebagai prinsip melawan tanpa kekerasan. Prinsip ini ditujukan dalam berbagai tindakan non-koersif, mulai dari tidak akan melukai, membunuh, atau membahayakan seluruh makhluk hidup.
3. Bramacharya. Seperti dua kata sebelumnya, Bramacharya termasuk dalam lima Yamas, yang merupakan bagian dari kode etik umat Hindu. Itu berarti kemurnian. Bagi Gandhi, Satyagraha, Ahimsa, dan Bramacharya adalah di antara tiga kebajikan utama yang dia cari.
4. Swadeshi. Swadeshi merupakan prinsip cinta terhadap tanah air, ditunjukkan dengan suatu pengabdian terhadap negara berdasarkan rasa kemanusiaan. Menurut Gandhi, urutan swadesi dimulai dari pengabdian diri untuk keluarga, pengorbanan keluarga untuk desa, kemudian desa untuk negara, dan negara untuk kemanusiaan.
Gandhi dibesarkan dalam agama Hindu dan menganutnya sepanjang hidupnya. Mahatma Gandhi adalah orang yang sangat menganjurkan toleransi beragama. Namun, seseorang tidak dapat menemukan kredo yang lengkap di dalam dirinya. Pernyataan Gandhi yang jelas menunjukkan rasa hormatnya terhadap semua agama, seperti: “Semua agama memiliki jalan yang berbeda, semuanya bertemu pada titik yang sama. Tidak masalah jika kita mengambil jalan yang berbeda, karena pada akhirnya kita semua mencapai tujuan yang sama.”
Pembenaran lain mungkin terletak pada agamanya sendiri. Agama Hindu dan Buddha tidak mengklaim kebenaran absolut. Terdapat pula ajaran atau doktrin dogmatisme dan fanatisme dalam agama Hindu. Tetapi memiliki toleransi yang semu terhadap agama lain. Seperti apa yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi yaitu: “banyak jalan menuju kebenaran dan setiap orang harus mencari jalan mereka sendiri. Namun, setiap agama menyembah tuhan yang berbeda.”
Gandhi adalah seorang yang paling mengagumkan dalam sejarah orang-orang besar di dunia. Ia tidak memiliki kelebihan tertentu, namun pada usianya yang dini, Ia telah membuat aturan bagi dirinya sendiri, bahwa Ia akan bertindak menurut kebenaran. Gandhi juga telah memutuskan untuk tidak menggunakan kekerasan, meskipun orang lain berbuat demikian untuk melawannya. Dengan keyakinannya pada kebenaran dan pantang-kekerasan, serta dengan aktif menentang ketidakadilan dan membangun kekuatan di dalam dirinya, Ia mulai banyak mendapat pengikut.