Tulisan itu bagus walau Ditha sering dikejar guru karena harus menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Remaja (KIR). Namun ia berkepribadian tenang, ia tetap menulis tanpa terbawa bayangan.
Tinta hitam itu terus mengiang di telinga dan terus mengalir di pikiran. Karya ini belum ia ungkap dengan guru di sekolah. Ia menyimpan sendiri.
Ditha orang yang suka menyendiri, tak ada yang menyadari bahwa setiap hari di sekolah, ia terus membawa lembaran karya tulis ilmiah ke tempat kesendirian. Ditha terkadang ragu, apa ini pantas untuk dipandang orang lain?
---
"Ditha kemana? Aku belum melihatnya!" Salma, wanita berambut panjang hitam pekat terurai menelusuri sudut sekolah. Atas perintah Pak Tara, ia harus mencari murid berprestasi tersebut.
"Kemana?" Salma terus mencari. Hingga bel masuk berbunyi, ia tak kunjung menemukan dan kembali ke kelas.
"Kamu siapa?" tanya Ditha sambil duduk di tempat duduk.
"Orang!" jawab Salma sambil memikirkan tugas yang belum usai. Ditha diam dan mengeluarkan buku tulis dan cetak.
"Dith, dipanggil Pak Tara!" ucap Salma membuat Ditha menaikkan sebelah alis.
"Pak Tara guru sekolah?" Salma mengangguk. Ditha pergi meninggalkan wanita beratribut SMA tersebut. Sampai di ruang guru, ia menemui pria tinggi idaman para murid.
"Bawa buku tulis teman-temanmu!" tertera buku tulis paling atas nama lengkap yang membuatnya menaikkan sebelah alis.