Pengangguran tetap menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, hingga Februari 2024 terdapat 7,2 juta orang yang menganggur di Indonesia, yang merupakan 4,82% dari total angkatan kerja nasional. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 790 ribu orang dibandingkan Februari 2023, jumlah pengangguran yang masih tergolong signifikan.
Banten berada di peringkat pertama di Indonesia dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi, yaitu sebesar 7,52% atau sekitar 448 ribu orang dari total 5,97 juta angkatan kerja. Â Gubernur Banten, Al Muktabar mengungkapkan bahwa tingginya angka pengangguran di wilayahnya disebabkan oleh banyaknya pendatang yang mencoba peruntungan mencari pekerjaan di Banten.
Selanjutnya yang menjadi permasalahan utama adalah bagaimana ketahanan pangan di suatu daerah jika masyarakatnya masih ada yang tidak memiliki pekerjaan? Apakah berhubungan?
Ketahanan pangan merupakan indikator penting dalam menilai kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi dimana setiap individu atau kelompok masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizinya secara memadai sehingga mereka dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Namun, berbagai masalah terkait pangan terus muncul di Indonesia saat ini. Salah satunya adalah kenaikan harga pangan.
Bagi banyak orang situasi ini menimbulkan beban yang cukup berat, terutama bagi mereka yang berada di kelompok menengah ke bawah. Kenaikan harga pangan yang kecil sekalipun dapat berdampak besar pada kondisi ekonomi mereka. Ini menjadi masalah yang kompleks bagi masyarakat kelas menengah karena harga pangan terus meningkat sementara pendapatan mereka cenderung semakin menurun.
Pada kasus Banten peringkat pertama pengangguran ini, ketika tingkat pengangguran meningkat, banyak masyarakat yang kehilangan sumber pendapatan tetap yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi.
Akses pangan yang berkurang
 Pendapatan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk makanan. Tanpa pendapatan yang cukup, suatu keluarga beresiko mengalamai kerawanan pangan. Kondisi dimana mereka tidak dapat memperoleh makanan yang cukup secara stabil. Hal ini menyebabkan mereka mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi atau memilih makanan yang lebih murah dan melupakan kandungan gizi yang ada didalamnya. Misalnya dengan membeli makanan siap saji atau makanan olahan yang lebih murah dan tidak bernutrisi, dibandingkan membeli buah atau sayuran segar yang harganya lebih mahal.
Berdampak Pada Kesehatan
 Kurangnya akses terhadap pangan akibat tidak memiliki pendapatan yang stabil, tidak hanya berdampak pada kesejahteraan saat ini. Tetapi juga kesehatan jangka panjang. Kekurangan nutrisi pada tubuh dapat menimbulkan risiko penyakit kronis seperti obsesitasm, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Pada banyak kasus, malnutrisi juga melemahkan sistem kekebalan tubuh. Menyebabkan orang lebih rentan tertular penyakit.
Dampak terhadap sektor pertanian