Individu yang melakukan pengabaian atau penghindaran terhadap indikator hoaks juga berkemungkinan melakukan confirmation bias dalam mengonsumsi informasi. Confirmation bias adalah kecenderungan individu untuk mencari, memproses, dan menafsirkan informasi berdasarkan keyakinannya (Golose, 2019).Â
Individu cenderung mengonsumsi informasi yang mendukung pandangan atau keyakinannya terhadap sesuatu dan melakukan pengabaian terhadap keseluruhan informasi yang ada sehingga menyebabkan penerimaan informasi secara tidak logis.Â
Hal ini pun terjadi karena adanya information overload sehingga publik seringkali kesulitan dan minim memiliki waktu untuk melakukan pemeriksaan validitas informasi yang didapat karena informasi datang secara beruntun dalam waktu yang dekat. Sehingga individu memilih mengonsumsi informasi 'apa adanya', serta menjaga keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya (Golose, 2019).
Hal lain yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap hoaks adalah tingkat konformitas sosial masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan Rustan (2020) menunjukkan bahwa komentar dan tindakan orang lain di media sosial sangat memengaruhi tanggapan pengguna terhadap berita online palsu dan kesediaan mereka untuk menyebarkannya.Â
Orang-orang yang melihat atau menjadi sasaran tanggapan kritis dari pengguna lain terhadap berita palsu menjadi lebih skeptis dan kritis terhadap berita tersebut dibanding pengguna yang menerima komentar yang mendukung berita palsu berita, sehingga mereka cenderung tidak membagikan berita palsu itu sendiri.Â
Penemuan-penemuan ini mendemonstrasikan peran yang dimainkan oleh pemindaian pengguna sehari-hari dalam menghentikan penyebaran berita palsu dan informasi yang salah lainnya serta meminimalkan dampaknya terhadap masyarakat.
Pemanfaatan media sosial sebagai media kampanye membawa efek positif seperti kemudahan interaksi antar kandidat dan calon pemilih karena jangkauan yang luas dan murah. Namun, hal ini juga membawa efek negatif yaitu penggunaan kampanye hitam yang menyebabkan tersebarnya hoaks dengan lebih mudah.Â
Masyarakat Indonesia ditinjau belum siap untuk menghadapi persebaran hoaks dikarenakan kelebihan beban informasi tanpa kemampuan literasi yang mumpuni sehingga mendorong individu untuk melakukan information avoidance, confirmation bias, dan konformitas dalam mengonsumsi informasi di media sosial.
Referensi
Godwin, Raymond & Chairunnisa, Fanny & Fitri, Rani. (2020). Information avoidance behavior regarding hoaxes indicators. Jurnal Psikologi, 19(1), 26-34. doi:10.14710/jp.19.1.26-34.
Golose, P. R. (2019). Strategi Penanganan Firehose of Falsehood pada Era Post-Truth (Kajian dalam rangka Menyukseskan Pemilu 2019). Jurnal Ilmu Kepolisian, 13(1), 10.