Mohon tunggu...
Muhammad Salman Alfarizy Y.P.
Muhammad Salman Alfarizy Y.P. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Informatika

Saya Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Teknik Informatika.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Algoritma Apriori Penting untuk Manajemen Persediaan?

9 Oktober 2024   03:32 Diperbarui: 9 Oktober 2024   03:32 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Algoritma Apriori Penting untuk Manajemen Persediaan?

 

Dalam era digital yang serba cepat ini, bisnis harus terus beradaptasi dengan perubahan teknologi untuk bertahan dan berkembang. Salah satu sektor yang sangat dinamis adalah bisnis retail fashion. Dengan perkembangan mode yang cepat dan kebutuhan pasar yang terus berubah, pengelolaan persediaan menjadi salah satu tantangan terbesar. 

Di sinilah penerapan sistem informasi terintegrasi dan algoritma data mining seperti Apriori memainkan peran penting. Artikel yang ditulis oleh Diana Juniar dan Benny Daniawan di Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi (2024) memberikan gambaran yang sangat baik mengenai bagaimana bisnis retail fashion dapat dioptimalkan dengan penerapan sistem informasi berbasis algoritma Apriori.

Menurut penelitian tersebut, penggunaan teknologi informasi dalam bisnis dapat meningkatkan efisiensi secara signifikan, khususnya dalam hal pembelian, manajemen persediaan, dan penjualan. 

Algoritma Apriori memungkinkan bisnis untuk menganalisis pola transaksi pelanggan sehingga pemilik bisnis dapat mengetahui produk apa yang paling sering dibeli bersama. 

Hasil dari penerapan algoritma ini menunjukkan bagaimana sistem dapat membantu bisnis mengelola stok secara lebih efektif dengan memberikan rekomendasi produk yang relevan. 

Dengan sistem ini, bisnis dapat menghindari kekurangan stok atau penumpukan barang, yang sering kali menjadi masalah dalam pengelolaan persediaan manual. Dari penelitian yang dilakukan, dengan melibatkan 37 responden, 75% dari transaksi produk tertentu menunjukkan pola pembelian berulang yang dapat diolah menjadi rekomendasi produk.

***

Penerapan algoritma Apriori yang dijelaskan oleh Juniar dan Daniawan dalam penelitian mereka adalah contoh konkret bagaimana teknologi data mining dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis retail. 

Dalam konteks manajemen persediaan, algoritma Apriori menawarkan solusi cerdas untuk mengenali pola-pola pembelian yang tersembunyi dalam data transaksi. 

Misalnya, dalam studi ini, penggunaan algoritma pada transaksi pelanggan menunjukkan bahwa produk-produk tertentu sering dibeli bersama, dengan tingkat confidence 75% pada beberapa kombinasi produk. 

Ini artinya, jika seorang pelanggan membeli produk A, ada kemungkinan 75% mereka juga akan membeli produk B. Informasi seperti ini sangat berguna bagi pemilik usaha untuk mengoptimalkan stok barang.

Tidak hanya itu, penerapan sistem berbasis Apriori juga memungkinkan bisnis untuk merespons tren pasar secara lebih cepat. Dengan mengetahui produk mana yang paling diminati, pemilik bisnis dapat memastikan persediaan produk tersebut selalu tersedia, sehingga dapat menghindari kehilangan potensi penjualan. Sebagai contoh, dari 37 responden yang terlibat dalam penelitian ini, pola pembelian menunjukkan bahwa produk-produk seperti Colorbox Knit Polo Shirt dan MANZONE Hat-Cap Topi Pria SMILE-BLACK memiliki tingkat kombinasi transaksi yang tinggi, mencapai tingkat support sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa algoritma Apriori bukan hanya mampu memberikan rekomendasi produk, tetapi juga membantu bisnis dalam merencanakan pengadaan barang dengan lebih akurat dan efisien.

Sistem ini diuji menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), di mana faktor-faktor seperti Perceived Ease of Use (PEOU) dan Perceived Usefulness (PU) dianalisis. 

Hasilnya, ditemukan bahwa PEOU berpengaruh langsung terhadap PU dengan nilai T-Statistic sebesar 8,020 (di atas t-tabel) dan P Values sebesar 0,000, menunjukkan pengaruh yang signifikan. Ini membuktikan bahwa kemudahan penggunaan sistem secara langsung meningkatkan persepsi manfaat yang dirasakan oleh pengguna. 

Selain itu, hipotesis kedua yang menghubungkan Behavioral Intention to Use (BITU) dan Actual System Use (ASU) juga menunjukkan pengaruh signifikan dengan T-Statistic sebesar 7,313. Data ini memperlihatkan bahwa pengguna yang memiliki niat untuk menggunakan sistem pada akhirnya benar-benar akan menggunakan sistem tersebut dalam aktivitas bisnis sehari-hari.

Dengan demikian, algoritma Apriori dan penerapannya dalam sistem informasi tidak hanya membantu bisnis memahami pola perilaku konsumen, tetapi juga memberikan dampak langsung pada operasional dan efisiensi stok. Di era di mana data menjadi aset penting, memanfaatkan algoritma seperti Apriori menjadi salah satu cara terbaik bagi bisnis untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang dinamis.

***

Dari paparan di atas, jelas bahwa penerapan algoritma Apriori dalam sistem informasi manajemen persediaan menawarkan banyak manfaat bagi bisnis retail fashion. Tidak hanya memudahkan proses pengelolaan stok, tetapi juga membantu bisnis untuk lebih responsif terhadap tren pembelian konsumen. 

Studi yang dilakukan oleh Diana Juniar dan Benny Daniawan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa dengan sistem yang terintegrasi dan didukung oleh analisis data berbasis algoritma, bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko kesalahan manual, serta memberikan rekomendasi produk yang relevan bagi pelanggan. Angka confidence sebesar 75% pada beberapa produk memperlihatkan betapa efektifnya algoritma ini dalam memprediksi kebutuhan pasar.

Ke depan, penerapan sistem semacam ini dapat lebih ditingkatkan dengan memperluas fitur-fitur tambahan seperti integrasi dengan platform e-commerce dan aplikasi mobile, yang memungkinkan akses lebih luas bagi pemilik usaha maupun pelanggan. 

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kemampuan untuk memanfaatkan teknologi seperti algoritma Apriori akan menjadi pembeda antara bisnis yang berkembang dan yang tertinggal. Dengan demikian, mengadopsi teknologi ini bukan hanya sebuah opsi, melainkan kebutuhan yang mendesak bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis di era digital.

Referensi

Juniar, D., & Daniawan, B. (2024). Optimasi sistem informasi pembelian, persediaan, dan penjualan barang dengan penerapan algoritma Apriori. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, 10(1), 100-115. https://doi.org/10.28932/jutisi.v10i1.7647

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun