Ini artinya, jika seorang pelanggan membeli produk A, ada kemungkinan 75% mereka juga akan membeli produk B. Informasi seperti ini sangat berguna bagi pemilik usaha untuk mengoptimalkan stok barang.
Tidak hanya itu, penerapan sistem berbasis Apriori juga memungkinkan bisnis untuk merespons tren pasar secara lebih cepat. Dengan mengetahui produk mana yang paling diminati, pemilik bisnis dapat memastikan persediaan produk tersebut selalu tersedia, sehingga dapat menghindari kehilangan potensi penjualan. Sebagai contoh, dari 37 responden yang terlibat dalam penelitian ini, pola pembelian menunjukkan bahwa produk-produk seperti Colorbox Knit Polo Shirt dan MANZONE Hat-Cap Topi Pria SMILE-BLACK memiliki tingkat kombinasi transaksi yang tinggi, mencapai tingkat support sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa algoritma Apriori bukan hanya mampu memberikan rekomendasi produk, tetapi juga membantu bisnis dalam merencanakan pengadaan barang dengan lebih akurat dan efisien.
Sistem ini diuji menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), di mana faktor-faktor seperti Perceived Ease of Use (PEOU) dan Perceived Usefulness (PU) dianalisis.Â
Hasilnya, ditemukan bahwa PEOU berpengaruh langsung terhadap PU dengan nilai T-Statistic sebesar 8,020 (di atas t-tabel) dan P Values sebesar 0,000, menunjukkan pengaruh yang signifikan. Ini membuktikan bahwa kemudahan penggunaan sistem secara langsung meningkatkan persepsi manfaat yang dirasakan oleh pengguna.Â
Selain itu, hipotesis kedua yang menghubungkan Behavioral Intention to Use (BITU) dan Actual System Use (ASU) juga menunjukkan pengaruh signifikan dengan T-Statistic sebesar 7,313. Data ini memperlihatkan bahwa pengguna yang memiliki niat untuk menggunakan sistem pada akhirnya benar-benar akan menggunakan sistem tersebut dalam aktivitas bisnis sehari-hari.
Dengan demikian, algoritma Apriori dan penerapannya dalam sistem informasi tidak hanya membantu bisnis memahami pola perilaku konsumen, tetapi juga memberikan dampak langsung pada operasional dan efisiensi stok. Di era di mana data menjadi aset penting, memanfaatkan algoritma seperti Apriori menjadi salah satu cara terbaik bagi bisnis untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang dinamis.
***
Dari paparan di atas, jelas bahwa penerapan algoritma Apriori dalam sistem informasi manajemen persediaan menawarkan banyak manfaat bagi bisnis retail fashion. Tidak hanya memudahkan proses pengelolaan stok, tetapi juga membantu bisnis untuk lebih responsif terhadap tren pembelian konsumen.Â
Studi yang dilakukan oleh Diana Juniar dan Benny Daniawan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa dengan sistem yang terintegrasi dan didukung oleh analisis data berbasis algoritma, bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko kesalahan manual, serta memberikan rekomendasi produk yang relevan bagi pelanggan. Angka confidence sebesar 75% pada beberapa produk memperlihatkan betapa efektifnya algoritma ini dalam memprediksi kebutuhan pasar.
Ke depan, penerapan sistem semacam ini dapat lebih ditingkatkan dengan memperluas fitur-fitur tambahan seperti integrasi dengan platform e-commerce dan aplikasi mobile, yang memungkinkan akses lebih luas bagi pemilik usaha maupun pelanggan.Â
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kemampuan untuk memanfaatkan teknologi seperti algoritma Apriori akan menjadi pembeda antara bisnis yang berkembang dan yang tertinggal. Dengan demikian, mengadopsi teknologi ini bukan hanya sebuah opsi, melainkan kebutuhan yang mendesak bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis di era digital.