Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Molotov Terakhir

31 Januari 2024   16:20 Diperbarui: 31 Januari 2024   16:25 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://theconversation.com

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

walau jantung berdetak tak kenal jeda

walau nafas begitu akrab pada debu dan asap

bising menjelma sinyal

sebagai pertemuannya dengan Pencipta

peluru melesat. menembus kepala. satu teman mati dengan senyum tertempel pasir abu

"Ayah..."

teriakan panjang bocah penggenggam batu keyakinan

merobek dadanya yang hampir hina dalam kesakitan

ia lanjutkan langkah kakinya

bercecer darah menyatu pada kain basah

ia bakar sumbu keabadian, dalam sebuah botol berisi minyak tanah

diangkat tangan kanannya dengan segala prasangka, isak tangis, lirih senyum, dan gumpalan-gumpalan doa telah mengisi dadanya.

di tariknya tangan pelatuk dengan penghabisan jiwa. membuncah seluruh isi hatinya dengan teriakan panjang

"Allahuakbar!"

dilemparkan molotov pada tubuh zionis yang amat terlaknat bagi seluruh sejarah hidupnya

Jakarta, 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun