Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Syakban

30 Maret 2023   22:36 Diperbarui: 30 Maret 2023   22:42 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan, sudah Ramadan lagi

dan aku masih hidup di sini

di gumulan jutaan nyawa 

di antara nafas-nafas titipanmu yang dilupakan

di antara sendi-sendi pada tubuh yang bergerak tidak sadar, tidak merasakan daya cipta yang Kau beri 

hanyut saja, melanjutkan ritual hari-hari dalam bualan keinginan diri

Tuhan, Ramadan ini masih melekatkan suasana Ramadan sebelum-sebelumnya

setiap azan mengiang di telinga menyelinap ke otak. menembus dimensi ingatan

setiap azan menggaung di dada mengiringi detak risau yang entah sebab apa

Tuhan, apakah Ramadan akan terus bersemayam dalam rindu yang menggelisahkan?

mengingatkan kematian dan kehidupan dalam ruang yang kekal dan penuh terkaan iman

Ramadan menjelma cuaca, 

menjelma kesabaran

menjelma kehausan dan kelaparan

menjelma kampung halaman

menjelma masa kecil

menjelma kehangatan obrolan

menjelma pertemuan

menjelma perpisahan

Ramadan menjelma cinta dan kepercayaan 

detik jam menuju maghrib terasa berbunyi lebih keras dari jalan yang penuh kemacetan

menghilangkan ketakutan takhayul waktu peralihan

 

Tuhan inilah Ramadan

ayat-ayat terbaca cepat penuh hasrat di mana-manag

gengsi pada iman dan kesempatan yang selalu menitik di dada di manapun jiwa iman berada

oh ..hasrat yang selalu menggerakkan lidah, hati, pikiran, dan tubuh yang berpuasa

penuhilah hasrat-hasrat itu dengan cintaMu Tuhan 

jadikanlah hasrat itu sebagai jalan melepas diri dan dunia fana

agar sekalipun tidak bertemu lagi dengan Ramadan esok. 

Syukur terlontar dalam nyawa yang beranjak mendekatiMu

tercatat baik di dalam hati; Ramadan ini sama dengan sebelum-sebelumnya, kebaikanMu memeluk erat hidup dan segala lemahku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun