Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Film

Kritik Singkat Layangan Putus

28 Januari 2022   09:22 Diperbarui: 28 Januari 2022   09:24 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai wanita selingkuhan hasrat dan sasaran karakter tidak tergambar. Lidia sangat minim ekspresi tidak menjalin rasa secara keseluruhan. Tidak jelas tujuannya. 

Jika cinta penyebabnya. Ia tak memberikan rasa dalam tindak laku seorang wanita yang sangat mencintai seorang laki-laki. Justru saya melihat seolah-olah Lidia hanya mengincar kedudukan sebagai istri seseorang itupun hasrat yang kabur. 

Jika iya tentu tetap hasrat utama mesti ditemukan. Gestikulasi dalam beberapa adegan terasa template. Scene-scene Lidia tidak senang (kecuali adegan ranjang ia cukup lihai) tidak sedih, bimbang tidak kuat, alhasil saya dibawa membenci sosok Lidia bukan karena karakter antagonisnya melainkan karena akting yang tidak maksimal. 

Saat kamera menyorot Lidia dengan Aris. Adegan menjadi lemah Hubungan batin Aris dan Lidia tidak sepadan Lidia jauh di bawah Aris. Begitupun saat Lidia bersama Kinan, Lidia bukannya menjadi antagonis yang tidak memiliki rasa bersalah, malah menjelma sesosok aktris yang tidak sengaja lewat lalu diminta masuk dalam scene. 

Seorang aktris harusnya lebih mempersiapkan diri. Mendalami peran bukan hanya adegan-adegan tubuh yang menggiurkan mata lelaki. Sangat disayangkan series ini harusnya dapat diproduksi dan menjadi kekejaman batin yang diterima oleh sosok Kinan yang tingkatannya mencapai Katarsis.

Tetapi saya sangat mengapresiasi cerita ini yang tidak dipaksa "tidak dipanjang-panjangin" episodenya. Turut mengapresiasi aktor dan aktris utamanya pula, juga directornya. Mungkin perkembangan industri perfilman harus sangat didukung oleh pemilihan aktor dan aktris.

Pun jika sutradara mempercayai pada pendatang baru yang memiliki popularitas penunjang pemasaran, Si "artis" atau saya lebih senang menyebut mereka "selebritis" harusnya mempersiapkan diri dalam keaktoran khususnya. 

Banyak tempat, banyak buku untuk belajar bagaiman menjalin hubungan batin. Mengasah ingatan emosi. Aksi reaksi. Gestikulasi. Satuan sasaran dan lain sebagainya. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun