2. Kurangnya Literasi Digital
Guru dan siswa di tingkat pendidikan dasar sering kali belum memiliki literasi digital yang memadai. Literasi digital meliputi kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan memahami konten digital secara kritis. Tanpa literasi digital yang baik, penggunaan sastra anak digital berisiko menjadi tidak efektif, bahkan kontraproduktif.
3. Minimnya Konten Lokal Berkualitas
Sebagian besar sastra anak digital yang tersedia di pasar berasal dari luar negeri, sehingga kurang relevan dengan konteks budaya dan nilai-nilai lokal. Konten lokal yang sesuai dengan kurikulum nasional masih terbatas, sehingga sulit bagi guru untuk mengintegrasikan sastra anak digital ke dalam pembelajaran secara efektif.
4. Biaya Produksi yang Tinggi
Pembuatan sastra anak digital memerlukan biaya produksi yang relatif tinggi, terutama jika melibatkan elemen interaktif dan multimedia. Hal ini membuat banyak penerbit lokal enggan berinvestasi dalam pengembangan sastra anak digital
Peluang dan keuntungan Pemanfaatan Satra Digital anak
1. Meningkatkan Minat Baca Anak
Sastra anak digital menawarkan pengalaman membaca yang lebih menarik melalui penggunaan animasi, suara, dan permainan interaktif. Hal ini dapat memotivasi anak untuk lebih sering membaca, terutama di kalangan anak-anak yang lebih terbiasa dengan perangkat digital.
2. Integrasi dengan Teknologi Pendidikan
Penggunaan sastra anak digital dapat diintegrasikan dengan teknologi pendidikan lainnya, seperti aplikasi pembelajaran daring dan learning management systems (LMS). Dengan demikian, sastra anak digital dapat menjadi bagian dari pendekatan pembelajaran berbasis teknologi yang lebih luas.
3. Penguatan Literasi Digital
Melalui penggunaan sastra anak digital, siswa dapat secara bertahap belajar mengembangkan literasi digital mereka. Guru juga dapat menggunakan media ini untuk mengajarkan etika dan keamanan dalam penggunaan teknologi, sehingga memberikan manfaat ganda dalam proses pembelajaran.
4. Pelestarian Budaya Lokal