Mohon tunggu...
salmanabila
salmanabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Program Studi Pendidikan IPS

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Prodi Pendidikan IPS Angkata 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran IPS dan Pembangunan Karakter Sosial dalam Menumbuhkan Rasa Peduli di Era Individualisme

23 Desember 2024   09:45 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:45 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupaan masyarakat. Melalui pendidikan manusia akan mampu bertahan hidup secara baik, serta dapat mengikuti perkembangan zaman, hal ini sesuai dengan Undang Undang No 20 Tahun 2003 Sisdiknas, Pasal 3yang menjelaskan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemmpuan dn membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa epada Tuhan Ynag Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kehidupan di era globalisasi yang dimana semakin majunya teknologi dan juga informasi yang mampu mengembangkan berbagai ilmu, tentunya tidak luput dari dampak negatif yang dihasilkan dari arus globalisasi di dalam kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu semakin lunturnya dan hilangnya nilai nilai karakter di kalangan peserta didik.

Pendidikan sosial adalah suatu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik atau membina, membimbing, membangun individu dalam lingkungan sosial dan alamnya supaya secara bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat diisahkan dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses yang menghantarkan peserta didik menjadi manussia yang memiliki kekuatan intelektual serta spiritual sehingga peserta didik dapat mningkatkan kualitas hidupnya dalam berbagi aspek. Sikap peduli sosial merupakan suatu hal yang pentin untuk dilakukan oleh setiap manusia karena manuia merupakan makhluk sosial. Sikap peduli sosial yaitu kesadaran yang tumbuh pada seseorang dari adsnya interaksi dengan sesamanya yang mempunyai rasa empati dan kasih ayang sehingga seseorang tersebut memiliki kesadaran untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkan.  

Semakin berkembangnya IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) menjadikan siswa yang memiliki sikap acuh tak acuh terhadap teman temannya maupun lingkungan sekitarnya, serta terdapat perkumpulan atau geng pada siswa di lingkungan sekolah yang dapat membuat rasa peduli sosal dan juga empati semakin menghilang, oleh karena itu sikap peduli sosial harus ditanamkan terhadap setiap siswanya. Sikap peduli sosial dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat berada anak, seperti lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitarm. Jika lingkungan tempat dimana berada seorang anak baik maka sikap yang dimiliki anak akan baik, tetapi sebaliknya jika lingkungannya negatif maka sikap atau perilaku anak akan buruk pula. Oleh karena itu penanaman nilai sikap peduli sosial bagi siswa di sekolah pennya sikap peduli sosial yang baik bagi setiap peserta didik.

Karakter merupakan salah satu misi Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum pada UU RI NO 17 Tahun 2007 mengandung karakter yakni : “terwujudnya karakter bangsa yang tannguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat indonesia yang beragama, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berbudi luhur, bertoleransi, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembng dinamis, dan berorentasi iptek” (Winataputra, 2010). Lembaga prndidikan formal sebagai penyelenggaraa pendidikan lebih banyak sebagai proses pengembangan ranah kognisi dan membangun kecerdasan intelektual. Salah satu revisi kurikulum misalnya dengan dikeluarkannya permen no 22 tahun 2006 tentang standar isi,dan permen no23 tentang Standar kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), termasuk mata pelajaran IPS.

Pendidikan karakter dapat didapatkan, salah satunya yaitu melalui pembelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial merupkan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari berbagai aspek kehidupan manusia, seperti bidang sejarah, geografi, ekonomi, sosiaologi antropologi, politik dan budaya. Adapun tjuan utama dari pembelajaran IPS sendiri yaitu untuk membantu para peserta didik dalan memahami bagaimana masyarakat berfungsi, bagaimana individuberinteraksi satu sama lain, dan bagaimana keputusan keputusan sosial dan politik dibuat dan mempengaruhi kehidupan sehari hari. Dalam mengembangkan nilai nilai seperti peduli lingkungan, kreatif, rasa ingin tahu serta sikap peduli sosial perlu adanya upaya pengkondisian kepada para peserta didik agar dapat memunculkan perilaku yang menunjukan nilai nilai tersebut paa siswa.

Sekolah sebagai Lembaga formal yang membina generasi muda perlu direncanakan pelaksanaan pembelajaran IPS yang konseptual, sehingga dapat lebih efektif dalam pembentukan karakter peduli sosial. Pembelajaran IPS perlu dikemas sedemikian mungkin agar dapat menarik dan mampu membina karakter peserta didik secara efektif dan efisien,yang pada gilirannya nanti bisa diandalkan menjadi warga negara yang sesuai dengan karakter Indonesia. Munir (2010) mengemukakan bahwasannya karakter adalah pola pikir, sikap, ataupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan kuat dan sulit diungkapkan. Tridhonanto (2014) menjelaskan bahwa karakter menandai aplikasi nilai kedalam bentuk tingkah laku. Dan menurut Samani (2011) karakter disebut juga sebagai sifat sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dapat membedakan watak atau tabiat seseorang dengan yang lainnya. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwsannya pengamatan karakter adalah melatih dan membimbing peserta didik untuk menerapkan nilai karakter secara konseptual dan kontelektual sesuai dengan tujuan awal dari pendidikan.

Pembentukan karakter peduli terhadap lingkungn sosial dapat dibedakan berdasarkan lingkungan sosial individu. Lingkungan sosial merupakan lingkungan yang dimana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Menurut Elly M. Setiadi, dkk (2012) lingkungan sosial lebih merujuk kepada lingkungan dimana seseorang melakukan interaksi sosial, baik dengan anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lainny yang lebih besar. Buchari Alma (2010) membagi bentuk bentuk kepedulian berdasarkan lingkungannya:

Peduli Lingkungan Keluarga 

Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang dapat dirasakan secara langsung oleh setiap manusia.lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali mengajarkan manusia bagaimana caranya berinteraksi. Interaksi tersebut dapat diwujudkan dengan air muka, derak derik dan juga dengan suara (Abu Ahmadi dan Uhbiyati, 20001). Keluarga merupakan aspek serta kunci utama dalam sebuah pembentukan sikap kepedulian sosial karena akan berpengaruh pada lingkungan sosial yang lebih luas dan lebih besar cakupannya. Lingkungan keluarga ataupun lingkungan rumah akan membawa perkembangan perasaan sosial yang pertama.

Misalnya perasaan simpati dan juga empati yang tumbuh terhadap anggota kelurga yang lain sampai tumbuh rasa cinta dan kasih saying antara orangtua, kaka, ataupun adik, sehingga seiring dengan berjalannya waktu pada dalam dirinya akan tumbuh sika paling peduli, saling sayangi, dan juga saling mengasihi. Contoh bentuk kepedulian di dalam lingkungan keluarga  dapat berupa seperti mengajak beribadah, makan Bersama keluarga, membantu membersihkan rumah bersama oangtua, dan yang lainnya.

Peduli Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat di Indonesia secara umum dibagi menjadi dua lingkungan, yang pertama lingkungan pedesaan dan yang kedua lingkungan perkotaan. Lingkungan pedesaan masih memegang erat budaya beserta nilai adat istiadat yang ada di dalamnya, sehingga sikap kepedulian disana masih sangat dijaga. Contohnya Ketika ada kegiatan yang dilakukan oleh satu keluarga, maka keluarga lain dengan senang hati dan tanpa imbalan akan membantu dengan berbagai cara. Sangat berbanding terbalik dengan masyarkat perkotaan pada masyarakat perkotaan sangat jarang dijumpai pemandangan yag memperlihatkan kepedulian antar warga. Masyarakat lebih bersikap acuh tak acuh dan sikap individualisme sangat menonjol dibandingkan dengan sikap sosialnya, baik peesaan maupun perkotaan kerap sekali memiliki kelompok kelompok sosial.

Menurut Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati (2007: 186) kelompok sosial merupakan unsur unsur pelaku ataupun pelaksana asas pendidikan yang secara sengaja dan sadar membawa masyarakat pada kedewasaan, baik secara jasmani maupun secara rohaninya. Kelompok sosial tersebut tercerminkan pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat. Peduli di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dengan saling toleransi antar umat beragama, saling bertegur sapa saat berpapasan, menjenguk tetangga yang sedang sakit, mengikuti seluruh kegiatan yang ada di masyarakat, membantu tetangga yang membutuhkan dan masih banyak hal hal kecil yang dapat diterapkan dari kepedulian terhadap lingkungan di masyarkat.

Peduli Lingkungan Sekolah 

Sekolah merupakan lingkungan yang sangat penting dalam menanamkan nilai nilai sosial terhadap peserta didik. Sekolah mmemiliki dua fungsi utama yaitu, sebagai instrument untuk mentransmisikan nilai nilai sosial masyarakat (to transmit sociental values) dan sebagai agen untuk transformasi sosial (to be the egent of social transform). Nilai nilai sosial tersebut akan sangat berguna bagi para peserta didik dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesame teman sebayanya maupun dengan orang lain.

Lingkungan sekolah dapat memberikan pengalaman yang jauh lebih luas cakupannya dikarenakan para peserta didik yang berada disekolah harus dihadapkan dengan orang orang dan keadaan yang tentunya berbeda beda dengan dirinya sendiri. Peserta didik tersebut akan akan berinteraksi dengan temannya yang lain, berinteraksi dengan guru, pegawai sekolah, sampai dengan para penjual yang berada disana. Dari sanalah para peserta didik akan melihat proses interaksi secara langsung diantarnya orng orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Fungsi sekolah sebaga Lembaga sosial adalah membentuk manusia sosial yang dapat bergaul dengan sesame secara serasi.

Rasa peduli yag muncul di sekolah dapat ditunjukan dengan perilaku saling membantu, saling menyapa, dan saling menghormati antar warga yang berada di sekolah, selain itu sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap individunya agar dapat mengelola lingkungan dengan cara yag benar dan juga sesuai.

            DAFTAR PUSTAKA 

Septiana, N.G, Yola, F., Yun Alamanda, F.G. (2024). Upaya Meningkatkan Kepedulian Sosial Peserta Didik Melalui Pembelajaran IPS Pada Siswa. Gudang Jurnal Multidisplin Ilmu, 2(7). 172-174.

Isnaeni,Y., Ningsih, T., (2021). Pembentukan Karakter Peduli Sosial Melalui Pembelajran IPS. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP), 5(3).

Solihatul, A., (2021). Pembentukan Karakter Sosial Anak Usia Dini: Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Komuntas. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 5(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun