Namun, kendati demikian hal tersebut sejatinya juga memiliki sisi positif, terutama bagi negara yang sedang berkembang seperti Hongaria, Kepemimpinan yang kuat dan karismatik dalam demokrasi iliberal. bisa menjadi simbol nasional yang menginspirasi dan memotivasi rakyat untuk bekerja bersama mencapai tujuan bersama. Adanya kekuasaan terpusat, juga membuat pemerintahan dalam demokrasi iliberal dapat membuat keputusan dengan cepat tanpa harus melalui proses legislasi yang panjang dan birokratis.Â
Hal ini dapat memungkinkan pemerintah untuk segera menanggapi krisis atau situasi darurat. Selain itu, Dengan menolak beberapa nilai dan pengaruh dari luar, khususnya dari negara-negara Barat, demokrasi iliberal dapat menjaga kedaulatan nasional dan mencegah campur tangan asing dalam urusan domestik. Ini sering kali dianggap sebagai langkah untuk melindungi kepentingan nasional.
Perdebatan mengenai apakah demokrasi harus liberal atau tidak, mencerminkan kompleksitas dan keragaman bentuk pemerintahan yang ada di dunia. Demokrasi liberal, dengan penekanannya pada hak asasi manusia, kebebasan individu, dan supremasi hukum, memang memiliki banyak keunggulan yang telah terbukti membawa stabilitas dan kemakmuran bagi banyak negara. Namun, bentuk-bentuk demokrasi non-liberal juga menunjukkan bahwa ada cara-cara lain untuk mengatur masyarakat yang bisa disesuaikan dengan konteks budaya dan sosial yang berbeda.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana sebuah negara dapat menciptakan sistem pemerintahan yang adil, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan warganya. Apakah itu melalui demokrasi liberal atau bentuk demokrasi lainnya, tujuan utama tetaplah kesejahteraan rakyat. Masing-masing negara harus menemukan jalan yang paling sesuai dengan nilai-nilai dan kondisi unik mereka, sambil terus belajar dan beradaptasi dari pengalaman global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H