Mohon tunggu...
salma  hakim
salma hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Semarang

Lahir dengan sehat dan selamat dari rahim Ibu. Kadang membaca tapi lebih sering tidak. Pecinta bakso dan tidak suka rasa taro

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Darurat Literasi, Membedah Nilai Multikulturalisme dan Inklusi dalam Series Komik Karya Anak Bangsa Princess Academy Penerbit Mizan

2 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   09:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mengutip dari Kalla Institute, indeks minat baca di Indonesia hanya berkisar diangka 0,001 yang mana berarti hanya ada 1 dari 1000 orang Indonesia yang rajin membaca (menurut UNESCO). Padahal di guru guru di sekolah dasar seringkali menyebutkan bahwa “membaca adalah jendela dunia”. Melalui membaca kita dapat memperoleh banyak pengetahuan dan memperluas wawasan. Melalui mata buku kita dapat melihat apa yang belum pernah kita lihat. 

Melalui indera buku kita bisa merasakan apa yang belum pernah kita rasakan. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara dengan tingkat literasi yang cukup rendah. Survei PISA pada 2019 menyebutkan Indonesia berada pada pertingkat 62 dari 70 negara dalam hal literasi. Sebuah fakta yang cukup meyedihkan.

Salah satu penyebab dari minimnya tingkat literasi di Indonesia adalah kurangnya akses bacaan yang memadahi. Harga buku di Indonesia menurut saya pribadi dirasa cukup mahal. Sedangkan jarang sekali ada akses perpustakaan umam didaerah pedesaan. Sehingga bagi beberapa orang hobi membaca dan membeli buku merupakan hal yang membuang buang uang. Padahal seharusnya tidak ada kata pemborosan untuk sebuah ilmu pengetahuan.

Masa pertumbuhan yaitu pada masa sekolah dasar sampai sekolah menengah merupakan masa masa krusial untuk menumbuhkan minat membaca seseorang. Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan aktivitas. Melalui minta membaca yang tinggi seseorang akan terbiasa dan senang melakukan aktivitas membaca. Minat dan kebiasaan membaca harus ditumbuhkan sejak usia dini. 

Akan tetapi akan ditemukan masalah baru ketika kita akan menanamkan minat membaca pada anak anak, yaitu anak anak cenderung cepat bosan dan jenuh membaca sebuah buku penuh tulisan.

Sehingga dalam upaya menumbuhkan minat membaca anak kita perlu memulai dari jenis buku dengan cerita bergambar terlebih dahulu. Cerita bergambar yang paling sering ditemui adalah komik

Sebenarnya komik memiliki pengertian yang berbeda dengan cerita bergambar. Komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hubungan kepada pembaca (Puji  dan Henny, 2020:398). 

Komik dirasa lebih menarik dan mudah dibaca sehingga lebih digemari oleh anak anak. Dalam sebuah komik bisanya komposisi gambar lebih banyak daripada komposisi tulisannya. 

Mengutip dari jurnal oleh Puji dan Henny, 2020 minat membaca anak terhadap komik cukup tinggi, karena dunia anak merupakan dunia yang penuh imajinasi sehingga anak lebih tertaeik dengan cerita yang memiliki gambar tidak hanya berisi narasi. Sehingga memilih komik sebagai batu loncatan menumbuhkan minat membaca merupakan pilihan yang cukup efektif dan tepat.

Dalam dunia per-komik-an, komik di Indonesia didominasi oleh komik komik terjemahan Jepang. Sebut saja series komik/manga Naruto, Detective Conan, Hai  Miiko!, dan masih banyak lagi. 

Kemudian orang dewasa perlu memerhatikan pemilihan komik sebagai bahan bacaan anak , karena tidak semua komik jepang dapat dikonsumsi oleh anak anak, selain karena bahasanya yang cukup sulit dipahami karena merupakan komik terjemahan, terdapat pula banyak komik dengan genre yang tidak cocok sebagai bahan bacaan anak, bahkan tidak jarang komik terjemahan Jepang bergenre dewasa atau mengandung nilai kekerasan.

Akan tetapi saat ini beberapa penerbit Indonesia telah menerbitkan buku buku komik karya anak bangsa. Salah satunya adalah penerbit Mizan dan Dar!Mizan. Ada banyak series buku anak yang ditebitkan melalui Mizan dan Dar!Mizan antara lain seri KKPK (kecil kecil punya karya), Fantasteen, Komik KKPK, dan yang menjadi favorit penulis adalah seri Princess Academy.

Princess Academy merupakan sebuah series komik yang memiliki judul berbeda disetiap volumenya. Princess Academy dibanderol dengan harga Rp.20.000- Rp.30.000, meskipun tidak lebih murah dari komik komik terjemahan jepang, seri ini memiliki keunggulan dengan ukuran buku yang lebih besar. 

Selain itu karena Princess Academy merupakan karya anak bangsa tentu saja bahasa yang digunakan baik dalam narasi maupun dialog percakapan lebih mudah dipahami. Dan karena seri Princess Academy ini memang diperuntukkan bagi anak anak, konten yang dimuat sudah pasti sesuai untuk anak anak.

Komik Princess Academy ini bercerita tentang persahabatan enam orang putri di sebuah sekolah berasrama dengan nama Princess Academy. Ke enam putri tersebut tergabung dalam satu room asrama. Yang menjadi bahasan dalam series ini adalah latar belakang dan visualisasi ke enam tokoh utama yang berbeda dan bermacam macam. Ke enam tokoh utama dalam komik ini merupakan putri dari daerah yang berbeda beda. Dalam visualisas gambarnya bahkan memiliki penampilan yang berbeda satu sama lain.

Jika dilihat dari sudut pandang multikulturalisme keberagaman tokoh dalam komik Princess Academy ini memang cukup menarik. Salah satu tokoh yang bernama Putri Ellen memiliki ras yang khas Indonesia bagian timur, dengan rambut keriting dan kulit lebih gelap ia digambarkan menawan dan kuat. Kemudian salah satu dari tokoh utama yang lain yaitu Putri Annisa juga divisualisasikan sebagai putri yang memakai hijab, ia menjadi satu satunya tokoh puteri yang memakai hijab di Princess Academy. Tokoh dan penokohan karakter lain dalam komik ini juga cukup beragam dan tentumya berbeda.

Setiap karakter putri dalam komik ini juga memiliki sifat yang berbeda beda, ada yang digambarkan sebagai karakter tokoh yang cuek dan pemberani , adapula karakter tokoh yang digambarkan perhatian namun penakut. Keberagaman tokoh inilah yang menghadirkan nilai moral multikulturalisme dan inklusi dalam komik Princess Academy. 

Dalam buku komik tersebut diceritakan bahwa keenam tokoh putri bersikap saling menyayangi dan saling melindungi. Mereka tidak memandang negatif perbedaan dan keberagaman dalam persahabatan mereka. Tidak ada tokoh yang dikucilkan karena perbedaan penampilan.

Bahkan dalam sebuah bagian dari volume Princess Academy dengan judul Putri Kupu Kupu terdapat sebuah bab dimana ke enamputri di kamar nomor 9 itu kompak mengadakan pentas peragaan busana hijab sebagai bentuk dukungan dan toleransi untuk Putri Annisa sebagai satu satunya putri yang berhijab.

Nilai multikulturalisme dan inklusi dalam Series Komik Princess Academy terkemas dalam penerimaan terhadap keberagamaan dan banyak perbedaan diantara ke-enam tokoh karakter utama. Banyak pesan dan moral yang dapat dipetik baik oleh orang dewasa maupun anak anak. 

Selain untuk mendukung karya anak bangsa dimana kita membeli,karya/produk ana,sebagai komik series Princess Academy ini memiliki keunggulan dari komik terjemahan. Keunggulan tersebut antara lain adalah konten / narasi cerita yang telah di sesuaikan dengan usia anak serta memuat nilai moral etika dalam  bernorma di Indonesia. 

Bahasa yang lebih mudah dipahami karena memang menggunakan bahasa Indonesia sehari hari. Dan juga buku ini berukuran lebih besar dari komik komik manga jepang, sehingga gambar dsn narasi yang termuat juga lebih besar dan mudah dibaca. Dengan membeli buku dari penulis dan penerbit Indonesia kita telah mendukung laju perputaran ekonomi dan keberlangsungan dunia  kepenulisan di Indonesia.

Hanya perlu satu buku untuk jatuh cinta. Cari buku itu. Mari jatuh cinta….Salam literasi.

Sumber Referensi :

Handayani, Puji dan Henny Dewi. 2020. Pengembangan Media Komik untuk Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu 4(2)

Ahmat,Jufri. 2013. Penggunaan Media Komik untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di Kelas V Sekolah Dasar. JPGSD 1(2).

Rahayu, Famala Eka Sahandi, dkk. 2023. Penerapan Nilai-Nilai Multikulturalisme Melalui Kegiatan Mendongeng Bagi Siswa Di SDN Balikpapan Timur. RUHUI RAHAYU: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2(2).

Rusmiati, Elis Teti. 2023. Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Anak Usia Dini. Jurnal Abdi MOESTOPO 6(2).

Yangsen, Bulan Rara dan Sukarismati. 2023. Eksplorasi Nilai -Nilai Multikultural dalam Sastra Anak Sumbawa sebagai Revitalisasi Pendidikan Nilai dan Karakter. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra 9(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun