Mohon tunggu...
SALMA DARAPUSPITA
SALMA DARAPUSPITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Ekonomi Syariah IPB University

Saya suka menonton film dokumenter dan tertarik pada bidang ekonomi, sosial, dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Al-Quran dan Hadits sebagai Pedoman Pengentasan Kemiskinan

17 Maret 2023   20:14 Diperbarui: 17 Maret 2023   20:20 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis oleh: Aida Fitria Muttaqin,  Fiona Adriyan Zahrani, Salma Darapuspita, Rafiadi Parwedi Putra (Mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah IPB University)

PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah sebuah fenomena yang mudah ditemukan di berbagai negara di belahan dunia. Kemiskinan terjadi di negara berkembang maupun maju. Kemiskinan pula terjadi di negara muslim maupun negara non muslim. Dalam mendefinisikan kemiskinan terdapat banyak sekali pandangan yang berbeda. 

Konferensi Dunia untuk Pembangunan Sosial (World Summit for Social Development) pada bulan Maret tahun 1995 di Kopenhagen, merumuskan definisi kemiskinan yang berwujud majemuk, tingkat pendapatan yang rendah dan sumber daya produktif penjamin kesinambungan hidup; kelaparan dan kekurangan gizi; tingkat kesehatan yang rendah; keterbatasan akses pendidikan dan layanan-layanan pokok lainnya; peningkatan kematian tidak wajar akibat penyakit; gelandangan dan tidak memadainya tempat tinggal; lingkungan yang tidak aman; diskriminasi dan keterasingan sosial. 

Ciri kemiskinan juga ditunjukkan dengan rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dalam kehidupan sipil, sosial, dan budaya (Taufiq 2007). Undang - Undang No. 24 Tahun 2004, menjelaskan bahwa  kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak--hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. 

The World Bank melaporkan urutan negara termiskin di dunia pada tahun 2022 dan negara mayoritas muslim yang masuk ke dalam urutan tersebut adalah Guinea-Bissau sebesar dan Eritrea (The World Bank 2022). Negara tersebut berlokasi di benua Afrika, namun masih banyak negara muslim non benua Afrika yang masih bertarung di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa Bangsa negara muslim di benua Asia yang terkategori miskin, yaitu Afganistan, Yaman, Tajikistan, Suriah, Kirgistan, dan Pakistan (PBB 2022). 

Badan Pusat Statistik melaporkan pada bulan September 2022 bahwa persentase penduduk miskin di Indonesia naik 9,57%. Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 26,36 juta orang (BPS 2022), sebuah angka yang tidak kecil untuk negara yang memiliki sumber daya alam maupun sumber daya non alam yang sangat melimpah dan berkualitas. Tentu saja, fenomena kemiskinan di negara muslim disebabkan banyak faktor yang terakumulasi dan agama bukanlah penyebab dari kemiskinan yang terjadi di berbagai negara khususnya negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. 

Pada dasarnya agama Islam tidak ingin para pemeluknya berada dalam kondisi yang miskin. Kesalahan umat Islam dalam memahami kondisi miskin menjadi salah satu masalah mendasar bagi kemiskinan di negara muslim. Tidak sedikit umat Islam yang berlebihan dalam beragama sampai membawanya ke dalam jurang kemiskinan. Kemiskinan adalah karunia Tuhan dan bukan suatu hal yang penting untuk diatasi, adalah kesalahan dalam interpretasi bab Zuhud dalam hadits Rasulullah SAW (Musafak 2019). 

Salah satu hadits yang salah diinterpretasikan umat Islam adalah hadits riwayat Ibnu Majah dan berderajat hasan, yaitu "Ya Allah! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin". Menurut Kiai Ali Mustafa Yakub dalam bukunya yang berjudul hadis-hadis bermasalah (2008), maksud kata miskin dalam hadits ini adalah keadaan yang tawadhu bukan kondisi kemelaratan. 

Al-Qur'an dan Hadits adalah dua hal yang dipakai umat Islam sebagai pedomannya dalam menjalankan kehidupan. Al-Qur'an dan Hadits memainkan peran inti dalam segala, mulai dari urusan ibadah sampai urusan muamalah seorang muslim. Al-Qur'an sebagai pedoman utama umat Islam memuat banyak ayat-ayat yang mengandung petunjuk-petunjuk dari Allah SWT dalam penyelesaian kemiskinan pada umat. 

Hadits Rasulullah SAW, juga menyimpan makna besar dalam upaya pengentasan kemiskinan di kalangan muslim. Untuk itu pada tulisan ini, pandangan Al-Qur'an dan Hadits adalah dua fokus utama pembahasan mengenai peranannya sebagai pedoman umat Islam dalam upaya pengentasan umat dari jeratan kemiskinan.

METODE PENELITIAN

Topik yang diangkat berupa penelitian yang menggunakan pendekatan studi kepustakaan (Library Research). Menurut Mestika Zed (2003), Studi pustaka atau kepustakaan bisa diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Studi literatur adalah jenis studi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data secara rinci melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian (Nurul et al., 2022). 

Metode penelitian kepustakaan ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kemiskinan dapat dientaskan melalui pendekatan islami. Adapun langkah -- langkah dalam penelitian kepustakaan ini adalah sebagai berikut : 

1. Pemilihan topik 

2. Eksplorasi informasi 

3. Menentukan fokus penelitian 

4. Pengumpulan sumber literatur 

5. Penyusunan penelitian

Sumber data yang menjadi bahan akan penelitian ini adalah jurnal dan situs internet yang berkaitan dengan topik yang telah dipilih. Sumber data penelitian ini terdiri dari 4 jurnal tentang Pengentasan Kemiskinan secara Islami, sumber data dari Badan Pusat Statistik, The World Bank, dan sumber media internet lainnya. Data dan informasi yang dikumpulkan dianalisis untuk menyempurnakan penjelasan terkait topik yang diambil yang sudah ada sebelum-sebelumnya.

PEMBAHASAN

Al-Qur'an Memaknai Kemiskinan

Asal kata miskin berasal dari bahasa arab sakana-yaskunu-sukun. Akar katanya sakana-sukun, yang memiliki makna diam, tetap atau reda. Definisi miskin  secara istilah yaitu orang yang tidak dapat memperoleh sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan diamnya itulah yang menyebabkan kefaqirannya. Ia tidak dapat memperoleh sesuatu dikarenakan ia tidak bergerak atau tidak ada kemauan atau peluang untuk bergerak (QS. al-Kahfi: 79). 

Penjelasan al-Qur'an di dalam memaparkan sebab munculnya masalah kemiskinan berbeda dengan pemaparan analisis para pakar sosial. Dalam al-Qur'an, Allah SWT tidak menjelaskan bahwa kemiskinan yang menimpa umat manusia disebabkan karena tidak adanya sumber daya yang memadai. Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan segala fasilitas yang mencukupi untuk kebutuhan hidup manusia, dan menjadikan bumi ini mudah untuk dimanfaatkan oleh manusia (QS. Al-Mulk: 15). Berikut ini, isyarat al-Qur'an yang membicarakan tentang faktor penyebab kemiskinan yang dialami umat manusia. 

a. Sifat Malas

Kata malas dalam al-Qur'an terdapat pada dua surat yaitu QS. al-Nisa: 142 dan al-Taubah: 45, dan keseluruhannya berbicara tentang sifat orang munafik yang apabila mereka mendirikan shalat (melaksanakan aktivitas dan pekerjaan), mereka melaksanakannya dengan malas dan berat. Pada ayat lain di Al-Qur'an, seperti QS. al-Taubah: 105 dan  QS. al-Mulk: 15 banyak pula tertuang perintah Allah agar umat Islam bekerja dan berusaha, serta mengeluarkan segenap potensi yang dimiliki dalam keadaan apapun sehingga dapat terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. 

b. Sifat Boros

Sikap boros dan berlebih lebihan dapat menyebabkan pelakunya terjerumus kedalam masalah kemiskinan, karena itu di dalam al-Qur'an Allah melarang umat Islam untuk bersikap boros, menghambur-hamburkan harta, serta berlebih-lebihan sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isra: 26-27, dan surat al-'Araf: 31.

c. Sifat Kikir

Ayat Al-Quran banyak memerintahkan untuk berbagi dan bersedekah, serta larangan untuk bersikap kikir, sebagaiman di dalam al-Qur'an surat al-Isra ayat 29 dan surat al-Nahl ayat 27 Namun di dalam bersedekah al-Qur'an pun memberikan petunjuk agar sedekah itu dilakukan secara wajar, tidak terlalu kikir dan tidak pula terlalu berlebihan (QS. al-Furqan: 67). 

d. Sifat Serakah dan Tamak

Keserakahan telah membuat manusia lupa akan keseimbangan alam yang harus dijaga, sumber daya yang disediakan Allah SWT di bumi dieksploitasi secara besar-besaran sehingga menyebabkan kerusakan alam. Dari kerusakan alam ini secara langsung dapat merugikan banyak orang yang bergantung kepada alam dan otomatis berdampak kepada berkurangnya penghasilan yang mereka dapat. Di dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan kerena ulah tangan manusia (QS. al-Rum: 41). 

e. Diskriminasi dan Eksploitasi dalam Sistem dan Struktur Masyarakat

Al-Qur'an menjelaskan bahwa salah satu penyebab munculnya masalah kemiskinan disebabkan oleh adanya perlakuan dzalim dan ketidakadilan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya. Munculnya kemiskinan ini dikarenakan sistem yang berlaku pada suatu masyarakat yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tidak berdaya di dalam melepaskan diri dari kemiskinan. Hal ini dapat dilihat pada beberapa ayat di dalam al-Qur'an ketika memaparkan kisah-kisah umat terdahulu, khususnya perjuangan dakwah para Nabi terhadap penguasa yang dzalim pada masing-masing zaman. Islam memberikan suatu konsep masyarakat yang bebas dari penindasan, dominasi, dan ketidakadilan. 

Dan al Qur'an dengan jelas berada di pihak masyarakat lemah dalam menghadapi para penindas (QS. al Kahfi: 79) Di samping itu, al-Qur'an bukan hanya mengecam dengan keras segala bentuk penindasan, eksploitasi, dan arogansi kekuasaan, tetapi juga memerintahkan kepada orang beriman untuk membela dan menyelamatkan golongan lemah dan tertindas (QS. al-Nisa: 75) Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa tidak akan ada kota atau negeri yang bertahan jika di dalamnya berlangsung ketidakadilan dan eksploitasi (QS. al-Hajj: 45). 

Pengentasan Kemiskinan : Pedoman Qur'an

Al-Qur'an telah memberikan petunjuk dan beberapa anjuran agar umat Islam dapat melepaskan diri dari masalah kemiskinan. Petunjuk yang diberikan tersebut merupakan konsep ideal yang seharusnya dijalankan oleh umat manusia baik sebagai personal individu ataupun sebagai makhluk sosial. Secara garis besar, masalah kemiskinan disebabkan oleh dua faktor. Pertama: adalah faktor individu yang terfokus pada permasalahan tingkah laku suatu individu, dan yang kedua faktor struktur sosial yang tidak kondusif di dalam memberikan kesempatan pada seseorang untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Atas kedua faktor tersebut, petunjuk yang ada dalam al-Qur'an dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori :

A.Sikap dan Perilaku Terhadap Diri Sendiri 

Terhadap individu umat Islam, al-Qur'an memberikan beberapa petunjuk dan sikap hidup yang semestinya dijalani agar dapat terbebas dari masalah kemiskinan. Di antara petunjuk tersebut yaitu: 

1) Anjuran Untuk Bekerja

Di dalam ajaran Islam ada beberapa prinsip yang perlu ditanamkan manusia di dalam bekerja. Pertama, kerja adalah sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Kedua, bekerja dengan memanfaatkan semaksimal mungkin waktu yang telah diberikan oleh Allah SWT. Ketiga, kerja seorang muslim hendaknya diakukan secara begotong-royang atau bersama-sama. Keempat, kerja harus diiringi dengan sikap optimisme akan hasil yang akan didapat kelak. Prinsip- prinisp tersebut yang dapat menjaga umat Islam dari disorientasi akan harta kekayaan yang dicarinya karena semuanya dipusatkan kepada Allah Maha Pemberi Rezeki.

2) Larangan Mengemis dan Meminta-minta

Islam memberikan larangan keras bagi siapa saja yang hanya berpangku tangan mengharapkan pertolongan orang lain dengan cara mengemis dan meminta-minta. Dalam pandangan Islam, mengemis dan meminta-minta dapat menurunkan martabat dan kehormatan manusia, sehingga ajaran Islam melarang hal tersebut.

3) Hidup Hemat dan Sederhana

Al-Qur'an menyeru kepada umat Islam untuk dapat membebaskan diri dari belenggu kemiskinan adalah dengan membiasakan diri hidup hemat dan sederhana, jauh dari sifat boros dan menghambur-hamburkan harta.

B.Sikap dan Perilaku Terhadap Orang Lain

Pemilik hakiki atas harta adalah Allah SWT, sehingga manusia tidak memiliki hak mutlak atas harta yang ia dapat. Hal ini menegaskan bahwa di dalam kepemilikan harta seseorang terdapat hak orang lain yang harus dipenuhi. Harta dalam pandangan Islam memiliki fungsi sosial di dalam masyarakat.. Karena itu Islam tidak membenarkan segala bentuk monopoli ekonomi dan penimbunan harta yang dapat menyengsarakan masyarakat luas. Dari sinilah al-Qur'an memberikan pemaparannya tentang sikap dan perilaku seorang muslim yang seharusnya dilakukan terhadap saudaranya yang membutuhkan. 

Hal ini ditujukan agar harta itu tidak hanya berputar di antara orang orang kaya saja. karena itu Islam memberikan berbagai macam jalan dan cara agar orang mau berbagi dan memberikan sebagian hartanya baik dengan sukarela atau kewajiban. Karena itu pemberian ini terbagi menjadi dua jenis, pemberian yang sifatnya wajib dan pemberian yang sifatnya sunnah, antara lain adalah perintah membayar zakat dan kaffarat, anjuran berinfak, bersedekah, dan memberi makan fakir miskin. 

Hadist Memaknai Kemiskinan

Terdapat banyak hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menilai kemiskinan adalah sesuatu yang berbahaya terhadap kehidupan manusia. Mayoritas hadits Rasulullah SAW yang membahas masalah kemiskinan memiliki pesan inti bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan, umat Islam dituntut untuk bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat. Selain itu, seorang muslim juga diperintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT. 

Seseorang yang malas dalam melakukan perkara yang bermanfaat tidak akan mendapatkan apa apa dan tidak akan beruntung baik dalam urusan dunia maupun agama. Kesungguhan dan semangat berupaya mencapai manfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup juga harus diikuti dengan keseriusan dalam memohon pertolongan kepada Allah SWT. Semua kegiatan yang dilakukan seorang muslim harus disandarkan kepada Allah agar diperoleh manfaat yang maksimal yang disertai keberkahan dari Allah SWT.

Pengentasan Kemiskinan : Pedoman Hadist

Hadits-hadits Rasulullah SAW telah menjelaskan kemiskinan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Urusan kemanusiaan mendapat perhatian penting dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW yang berupaya mewujudkan masyarakat yang bebas dari ekspolitasi, penindasan, dominasi dan ketidakadilan. Pengentasan kemiskinan dirujuk dari hadist-hadist nabi, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 

1.Ikhtiar Disertai Semangat Kerja Keras

Allah SWT senantiasa menyerukan umat manusia untuk selalu berupaya dalam mencari rezeki. Perintah untuk bersungguh-sungguh mencari rezeki menandakan bahwa Allah tidak menyukai orang yang malas. Kemiskinan yang disebabkan karena malas mencari rezeki termasuk bentuk kezaliman seseorang terhadap dirinya. Orang-orang yang memiliki semangat kerja akan berpeluang besar dalam meraih kesuksesan. Besarnya tantangan serta kompleksnya permasalahan kemiskinan dapat diselesaikan dengan bekerja keras dalam meraih kehidupan dunia. 

Setiap manusia harus memanfaatkan waktu yang telah diberikan Allah dengan sebaik baiknya sebagaimana hadits Rasulullah SAW dari Ibn Abbas r.a. berkata Rasulullah SAW, bersabda: Artinya : "Memanfaatkan keadaan sebelum datangnya lima; masa hidup sebelum datang matimu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa muda sebelum masa tuamu dan masa kayamu sebelum masa fakirmu".

2. Menerapkan Perilaku Hidup Hemat dan Tidak Boros

Allah sangat membenci orang yang berlebih-lebihan karena dapat menjadi penyebab berbagai kerusakan di muka bumi ini. Sikap berlebih-lebihan mengandung arti melebihi batas yang sewajarnya dan cenderung hanya mengikuti hawa nafsu Rasulullah SAW bersabda: Artinya : "Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan" (HR. Ibnu Majah). Makan dan minum dengan berlebihan adalah perbuatan yang tidak baik. Dalam hadits lain juga dijelaskan bahwa konsumsi makanan dan minuman harus secukupnya dan jangan berlebihan. Rasulullah SAW bersabda: Artinya : 

"Tidaklah anak adam mengisi penuh suatu wadah yang lebih jelak dari perutnya, cukuplah bagi mereka itu beberapa suap makan yang dapat menegakkan punggungnya, maka seharusnya baginya sepertiga untuk makan sepertiga untuk minum, sepertiga untuk dirinya atau udara" (HR. Al-Baihaqi). Rasulullah SAW sangat tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan bahkan dalam haditsnya Nabi memberitakan bahwa kehancuranlah bagi mereka yang berlebihan. Dari Ibnu Masud Rasulullah SAW bersabda: 

Artinya : "Binasalah orang yang berlebihan" Tiga kali Rasulullah menyebutkan hadits ini baik sebagai berita tentang kehancuran untuk mereka ataupun sebagai doa  kehancuran bagi mereka" (HR. Muslim). Berdasarkan hadits-hadits yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Islam menghendaki konsumsi yang wajar sesuai kebutuhan manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitas demi terwujudnya pola atau cara membelanjakan harta secara efektif dan efisien. 

3.Pemberdayaan Keuangan Sosial Islam. 

Pengembangan sektor keuangan sosial Islam yang meliputi zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) sangat efektif dalam meminimalisir masalah kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan tingkat kesejahteraan di masyarakat.  Zakat termasuk salah satu rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang telah memenuhi syarat. Membayar zakat sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur seorang hamba.  Hadits yang diriwayatkan oleh Umar r.a bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: 

Artinya : "Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada Rabb yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang mampu". (Muttafaqun alaihi) Membayat zakat juga sebagai wujud solidaritas seorang muslim terhadap muslim lainnya yang membutuhkan pertolongan. Sebagaimana Rasullah bersabda: Artinya : "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam sikap saling menyayangi, mengasihi dan melindungi adalah seperti jasad yang satu, bila ada satu anggota jasad yang sakit maka anggota lainnya akan ikut merasakannya dengan tidak tidur dan demam." (HR. Muslim) 

KESIMPULAN

Miskin merupakan orang yang tidak dapat memperoleh sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun ia telah bekerja dan berusaha. Penyebab kemiskinan menurut Al-qur'an berbeda dengan pandangan analisis para pakar sosial yaitu kemiskinan disebabkan oleh terbatasnya sumber daya. Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan segala fasilitas yang mencukupi untuk kebutuhan hidup manusia, dan menjadikan bumi ini mudah untuk dimanfaatkan oleh manusia (QS. Al-Mulk: 15). 

Faktor penyebab kemiskinan menurut Al-qur'an meliputi : sifat malas (QS. al-Nisa: 142 dan al-Taubah: 45), sifat boros surat (QS al-Isra: 26-27, dan Q.S al-'Araf: 31), sifat kikir (QS al-Isra: 29 dan al-Nahl: 27), sifat serakah dan tamak (QS. al-Rum: 41), dan Diskriminasi dan Eksploitasi dalam Sistem dan Struktur Masyarakat (QS. al-Hajj: 45). Selain menjelaskan faktor-faktor penyebab kemiskinan Al-qur'an juga memuat solusi berupa petunjuk untuk mengentaskan kemiskinan pada individu, yaitu sikap dan perilaku terhadap diri sendiri, yang mana agar terbebas dari kemiskinan Al-qur'an memberikan pentujuk berupa anjuran untuk bekerja, larangan mengemis dan meminta-minta, juga hidup hemat dan sederhana.

Sikap dan perilaku terhadap orang lain juga dapat menjadi solusi dalam upaya mengentaskan kemiskinan yang mana telah dijelaskan dalam Al-qur'an distribusi harta haruslah merata, kita tidak boleh memonopoli dan menimbun harta karena pada dasarnya harta yang kita miliki bukanlah milik kita melainkan milik Allah SWT. dan terdapat hak orang lain dalam harta kita yang harus kita keluarkan melalui kewajiban membayar zakat dan kafarat maupun infak, shadaqoh dan wakaf.

Sedangkan mayoritas hadits Rasulullah SAW. yang membahas masalah kemiskinan menarik pesan inti bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan, umat Islam haruslah bersemangat, bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki dan senantiasa untuk berdoa memohon keberkahan kepada Allah SWT. sehingga rezeki yang didapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan senantiasa diberikan kelapangan hati dalam menjalani kehidupan. Solusi pengentasan kemiskinan dirujuk dari hadist-hadist nabi, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu (1) ikhtiar disertai semangat kerja keras, (2) menerapkan perilaku hidup hemat dan tidak boros, (3) pemberdayaan keuangan sosial islam. 

Dengan demikian masalah kemiskinan memang tidak bisa dihapuskan seutuhnya namun dapat diminimalisir melalui implementasi solusi pengentasan kemiskinan baik berdasarkan Al-Qur'an maupun hadist sehingga presentase kemiskinan di Indonesia akan berkurang. Selain permasalahan kemiskinan, solusi yang telah dipaparkan di atas juga dapat menyelesaikan permasalahan aqidah dan akhlak seseorang baik hubungan antar manusia (habluminannas) maupun hubungan manusia dengan penciptanya (habluminallah).

DAFTAR PUSTAKA

Izzah N, Asmuni, Anggraini T. 2022. Hadits Dan Pengentasan Kemiskinan. Mumtaz : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 1(1):14-28. [diakses 4 Maret 2023]. doi: 10.55537/mumtaz.v1i1.77.

Hakim L, Syaputra AD. 2020. Al-Qur'an dan Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. 6(3):629-644. [diakses 4 Maret 2023]. doi: 10.29040/jiei.v6i3.1310.

Musafak MA. 2019. Pengentasan Kemiskinan dalam Pandangan Al-Qur'an dan Hadits. Jurnal Studi Islam dan Sosial. 22(2): 39-61. [diakses 4 Maret 2023].

Andriyany, D.P. 2021. Analisis Konsep Produktivitas Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Literatur). [Disetasi]. Jombang: STIE PGRI Dewantara Jombang.

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2022.  Persentase Penduduk Miskin di Indonesia.

[WB]. The World Bank. 2022. Urutan Negara Termiskin di Dunia Tahun 2022. 

[PBB]. Persetikatan Bangsa Bangsa. 2022.  Negara Muslim Miskin di Benua Asia . 

Undang - Undang No. 24 Tahun 2004 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun