Segala sesuatu harus didasari dengan ilmu. ~Salma Ayunda~
Ilmu pondasi terpenting dalam melakukan segala sesuatu. Kita melakukan kegiatan sehari-hari pasti membutuhkan yang namanya ilmu, meskipun itu kegiatan yang termasuk remeh.Â
Bayangkan saja ketika kita makan dan kita tidak memahami ilmu tentang makan, apa yang akan terjadi? Iya, memang benar kalau makan ya dimasukkan ke mulut terlebih dahulu. Faktanya, bukan hanya itu ilmu tentang makan. Makan memiliki banyak ilmu misalnya tata krama sebelum makan, tata krama ketika makan dan tata krama setelah makan.Â
Berdasarkan penjelasan tersebut, ternyata ilmu makan tidak hanya tentang cara makan namun ruang lingkupnya begitu luas. Â Begitu juga dengan penggambaran ilmu yang sebenarnya, bahwa ilmu bukan hanya tentang akademik, agama, prestasi, cerdas, pintar, dan lain sebagainya.Â
Hakikinya ilmu itu luas dan itu dibuktikan dengan fakta bahwa kita melakukan segala sesuatu itu ada ilmunya. Orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu tentu ada perbedaan dari keduanya dalam melakukan sesuatu padahal sebenarnya sama saja yang dilakukan. Hal tersebut juga menjadi fakta bahwa ilmu itu luas.
Perbedaan seseorang dapat dilihat dari keilmuannya
Kita ambil contoh saja sesama guru sekolah yang sama-sama mengampu mata pelajaran bahasa inggris. Perbedaan antara dua guru tersebut pasti ada, misalnya metode yang diterapkan dalam mengajarkan bahasa inggris pada peserta didiknya.Â
Guru A memberikan pemahaman bahasa inggris melalui sing a song dan guru B memberikan pemahaman bahasa inggris dengan cara menghafal kosa kata. Sebenarnya kedua guru tersebut tujuannya sama yaitu mengenalkan dan menambah kosa kata bahasa inggris anak. Perbedaan tersebut terjadi salah satunya karena faktor ilmu pengetahuan.Â
Kemungkinan guru A lebih memahami teori tentang metode mudah mengajar kosa kata bahasa inggris kepada peserta didik dan guru B hanya memiliki ilmu yang sudah biasa diterapkan oleh guru secara umum. Ilmu yang bisa membedakan satu orang dengan orang lainnya di segala bidang kehidupan.
Ilmu menjadi konsep dasar dalam seseorang melakukan segala sesuatu ataupun menciptakan segala sesuatu. Menciptakan sesuatu dengan menggunakan ilmu akan jauh lebih maksimal hasilnya dibandingkan dengan menciptakan sesuatu tanpa menggunakan dasar ilmu. Ilmu didapat tidak hanya dari belajar, terkadang ilmu juga bisa didapat melalui sok bisa dan sok ngerti. Proses sok bisa dan sok ngerti biasanya didalamnya teerjadi kegagalan.Â
Nah, melalui kegagalan tersebutlah seseorang akan mendapatkan ilmu yang sebelumnya tidak pernah dipelajari namun sok bisa dan sok ngerti. Tetapi, akan lebih baik lagi jika kita mempelajari ilmunya terlebih dahulu sebelum melakukan segala sesuatu, termasuk dalam mengasuh dan mendidik anak usia dini.
Kegiatan mengasuh dan mendidik anak usia dini bukanlah hal yang sepele, namun ilmu yang harus dipelajari dan dipahami tentang dunia anak sangatlah banyak.Â
Mengasuh dan mendidik anak tidak hanya memberikan ilmu kepada anak untuk perkembangan dan pertumbuhannya, akan tetapi tugas dari pengasuh dan pendidik anak lebih kompleks lagi.Â
Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak juga tugas dari seorang pengasuh dan pendidik anak. Fasilitator anak juga tidak bisa sembarangan dalam menyediakan kebutuhan anak, terlebih anak adalah makhluk yang masih sangat sensitif dari jiwa maupun raganya.Â
Oleh karena itu, seorang fasilitator harus benar-benar memperhatikan dalam memberikan kebutuhan anak terlebih media pembelajaran seperti Alat Permainan Edukatif (APE) baik dari segi bahan, kegunaan, kesesuian dengan usia, dan lain sebagainya.Â
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat salah satu ilmu yang harus dipelajari oleh seorang pengasuh dan pendidik anak yakni ilmu tentang media pembelajaran khususnya Alat Permainan Edukatif (APE).Â
Ilmu yang harus juga dipahami oleh pengasuh dan pendidik anak tentang APE adalah konsep desain dalam pembuatan APE. Jadi, dalam memilih atau membuat APE tidak bisa menggunakan ilmu sok bisa atau sok ngerti, namun harus memahami betul pedoman dasarnya supaya tujuan perkembangan dan pertumbuhan anak dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
Konsep Desain Pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) Anak Usia Dini
1. Memilih bahan yang aman untuk anak
2. Pemilihan bahan merupakan sebuah aspek penting dalam konsep desain pembuatan APE untuk anak. Kesalahan dalam pemilihan bahan dapat menimbulkan kecelakaan atau bahaya kepada anak ketika mengaplikasikan APE nya. Berikut syarat bahan yang bisa dipilih dalam pembuatan APE anak:
- Kayu, tidak berserat dan diamplas
- Bambu, bebas dari bulu yang gatal
- Tidak tajam
- Cat, non toxid (tidak beracun)
- Paku, tidak menonjol
- Tidak membahayakan ketika dimasukkan mulut oleh anak
- Tidak berbau menyengat
- Ramah lingkungan
3. Menyesuaikan dengan tahapan usia anak, tujuannya tidak lain adalah supaya kemanfaatan APE dapat berhasil dengan maksimal pada perkembangan dan pertumbuhan anak karena anak mudah dalam menerima stimulasi yang diberikan APE tersebut jika sesuai dengan usianya.
4. Memiliki nilai pembelajaran, sudah jelas kalau APE harus memberikan pembelajaran kepada anak sesuai dengan namanya yaitu kata edukatif. Kata edukatif berarti mendidik, memberikan pendidikan atau pembelajaran kepada anak ketika anak mengaplikasikannya.
5. Mudah dalam penggunaannya, kita tahu kalau anak sebagai dasar dari perkembangan dan pertumbuhan manusia. Pembelajaran pada manusia bertahap sesuai dengan usianya, tidak secara instant.Â
Oleh karena itu, desain APE yang diberikan kepada anak harus memberikan kemudahan dalam anak mengaplikasikannya. Tingkat kemudahan APE bisa dilihat dari tonggak perkembangan anak yang sesuai dengan tahapan usianya.
6. Unik, menarik dan estetik, tiga hal tersebut tak kalah penting dari yang lainnya. Anak memiliki karakter rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika anak dihadapkan dengan sesuatu yang unik, menarik dan estetik tentunya rasa ingin tahu akan hal itu lebih tinggi lagi sehingga anak akan mencari tahu sampai menemukan jawaban dari rasa ingin tahunya.Â
Secara tidak langsung, rasa ingin tahunya memberikan ilmu pengetahuan baru pada perkembangan kognitifnya. Selain itu dengan desain APE yang unik, menarik dan estetik menjadikan anak tidak mudah bosan dengan APE yang digunakan dalam kegiatan belajarnya.
Kesimpulan tulisan hari ini, "Segala sesuatu membutuhkan ilmu. Termasuk dalam memberikan fasilitas media pembelajaran pada anak usia dini. Kita tidak bisa meremehkan hal kecil, karena sesuatu yang besar berasal dari hal yang kecil". Sekian pembahasan kita hari ini ya mentemen. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun tulisan. Sampai jumpa dan tetap semangat:)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H