Mohon tunggu...
Salma Afian
Salma Afian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Islam Sultan Agung

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.(Dosen Fakultas Hukum Unissula) . Cantumkan frasa ini di hatimu : Ad Maiora Natus Sum "aku dilahirkan untuk melakukan hal-hal yang lebih besar dari diriku"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Honorer, Dilema Antara Pengabdian dan Kesejahteraan

9 Oktober 2024   23:20 Diperbarui: 10 Oktober 2024   03:43 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru Honorer: Dilema antara Pengabdian dan Kesejahteraan

Pak Alvi Noviardi, seorang guru honorer di Sukabumi, adalah satu dari sekian banyak guru di pelosok negeri yang harus bekerja keras di luar jam mengajar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

 Dalam kasus Pak Alvi, pekerjaan sampingan sebagai pemulung menjadi pilihan terakhir untuk menutup kekurangan dari gaji yang sangat rendah sebagai guru honorer. 

Fenomena ini bukanlah hal yang langka. Ribuan guru honorer di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, menghadapi dilema yang sama pengabdian untuk mencerdaskan bangsa dihadapkan pada kondisi kesejahteraan yang jauh dari layak.

Kisah-kisah ini menggambarkan masalah serius yang masih menghantui dunia pendidikan di Indonesia, di mana ketidakpastian status dan rendahnya gaji guru honorer tidak hanya mempengaruhi kehidupan pribadi mereka, tetapi juga kualitas pendidikan secara keseluruhan. Jika pemerintah ingin memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, memperhatikan kesejahteraan guru honorer harus menjadi prioritas utama.

Mengapa Guru Honorer Menjadi Isu Penting?

  • Peran Krusial Guru Honorer dalam Sistem Pendidikan

Guru honorer memainkan peran yang sangat vital dalam sistem pendidikan Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Banyak sekolah yang kekurangan tenaga Pendidikan mengandalkan guru honorer untuk menjaga roda pendidikan tetap berputar. 

Bahkan, di beberapa daerah, guru honorer adalah satu-satunya tenaga pengajar yang tersedia. Mereka tetap menjalankan tugas meskipun seringkali tidak mendapatkan hak yang setara dengan rekan PNS mereka.

Statistik dari Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa lebih dari 20% tenaga pendidik di Indonesia berstatus guru honorer, sebagian besar tersebar di wilayah-wilayah dengan akses pendidikan yang terbatas. Tanpa kontribusi mereka, proses belajar mengajar akan terhenti di banyak tempat, dan pendidikan anak-anak Indonesia akan terganggu.

  • Dampak Langsung pada Kualitas Pendidikan

Rendahnya gaji dan ketidakstabilan pekerjaan guru honorer membawa dampak serius terhadap kualitas pendidikan. Motivasi dan kesejahteraan guru adalah faktor penting yang menentukan kualitas pengajaran. Ketika guru harus memikirkan pekerjaan tambahan atau bertahan hidup dalam kondisi yang sulit, fokus mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan menjadi terpecah.

Beberapa dampak langsung dari situasi ini antara lain:

  • Menurunnya Motivasi Kerja: Banyak guru honorer kehilangan motivasi karena merasa tidak dihargai secara finansial maupun moral. Ini seringkali berpengaruh pada kualitas pengajaran di kelas.

  • Turnover Guru Tinggi: Banyak guru honorer akhirnya memilih meninggalkan profesi mengajar karena kondisi kesejahteraan yang tidak memadai. Turnover yang tinggi ini mengakibatkan kesenjangan dalam kesinambungan pengajaran, sehingga kualitas pendidikan siswa terganggu.

  • Rendahnya Kesempatan Pengembangan Diri: Guru honorer seringkali tidak memiliki akses ke pelatihan dan pengembangan profesional yang berkualitas, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk terus berkembang sebagai pendidik.

  • Ketimpangan Pendidikan dan Ketidakadilan Sosial

Kondisi guru honorer yang tidak merata di seluruh Indonesia menciptakan ketimpangan pendidikan antara daerah. Sekolah-sekolah di perkotaan yang didukung oleh banyak guru PNS cenderung memiliki standar pendidikan yang lebih baik dibandingkan sekolah-sekolah di pedesaan yang lebih bergantung pada guru honorer. 

Hal ini memperparah ketidakadilan sosial, di mana anak-anak di daerah terpencil lebih sulit mendapatkan akses pendidikan berkualitas.

Urgensi Kesejahteraan Guru Honorer untuk Peningkatan Pendidikan Nasional

Agar pendidikan Indonesia mampu bersaing secara global, kesejahteraan guru honorer harus menjadi prioritas pemerintah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia, dan guru adalah ujung tombaknya. Tanpa guru yang sejahtera, sulit bagi Indonesia untuk mencetak generasi yang unggul dan kompetitif.

Solusi dan Rekomendasi untuk Perbaikan Kesejahteraan Guru Honorer

Untuk menyelesaikan permasalahan kesejahteraan guru honorer, pemerintah perlu menerapkan solusi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa rekomendasi yang bisa diambil untuk memperbaiki kondisi guru honorer di Indonesia:

1. Peningkatan Status dan Kesejahteraan Guru Honorer

  •  Pengangkatan sebagai PNS: Secara bertahap, pemerintah dapat melakukan pengangkatan guru honorer menjadi PNS berdasarkan kriteria yang jelas dan transparan. Ini akan memberikan mereka stabilitas kerja dan meningkatkan motivasi dalam menjalankan tugas.

  • Kenaikan Gaji yang Layak: Saat ini, banyak guru honorer menerima gaji di bawah standar kelayakan hidup. Pemerintah perlu menetapkan gaji minimum nasional untuk guru honorer, disesuaikan dengan beban kerja dan biaya hidup di daerah tempat mereka bertugas.

  • Tunjangan Sertifikasi dan Kinerja: Guru honorer yang telah memenuhi syarat kualifikasi perlu mendapatkan tunjangan sertifikasi dan kinerja yang setara dengan guru PNS, sebagai penghargaan atas kompetensi mereka.

2. Peningkatan Fasilitas Pendidikan di Daerah

  • Pembangunan dan Renovasi Sekolah: Banyak sekolah di daerah terpencil yang kondisinya sangat memprihatinkan. Pemerintah harus lebih proaktif dalam membangun dan merenovasi fasilitas pendidikan di daerah-daerah yang terisolasi.

  • Penyediaan Sarana dan Prasarana yang Layak: Fasilitas seperti perpustakaan, laboratorium, dan akses teknologi sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sarana yang memadai juga akan mendukung guru dalam melaksanakan tugasnya dengan lebih baik.

3. Pengembangan Profesi dan Pelatihan Guru

  • Program Pelatihan Rutin: Guru honorer perlu mendapatkan pelatihan yang rutin dan berkualitas untuk meningkatkan kompetensi mereka. Pelatihan ini harus disesuaikan dengan perkembangan kurikulum dan kebutuhan lokal.

  • Beasiswa bagi Guru Honorer Berprestasi: Guru honorer yang menunjukkan dedikasi dan prestasi dalam mengajar harus diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi atau mengikuti program peningkatan kualifikasi secara gratis. Ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pribadi mereka, tetapi juga kualitas pendidikan yang mereka berikan kepada siswa.

Kesimpulan: Guru Honorer adalah Aset Pendidikan Bangsa

Guru honorer adalah tulang punggung pendidikan di banyak daerah Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Mereka bekerja keras untuk mendidik generasi muda meski kesejahteraan mereka sendiri sering diabaikan. Pemerintah harus melihat peran guru honorer sebagai aset yang sangat berharga bagi kemajuan pendidikan nasional.

Memperbaiki kesejahteraan guru honorer bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan hidup mereka, tetapi juga tentang meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru yang sejahtera akan lebih termotivasi, lebih berkomitmen, dan lebih mampu memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa. Dengan demikian, masa depan pendidikan di Indonesia akan semakin cerah.

Sudah saatnya pemerintah bertindak nyata untuk menghargai dedikasi para guru honorer dengan meningkatkan status, gaji, dan fasilitas yang mereka terima.

---

Referensi:

  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2020). Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dapodik mencatat bahwa lebih dari 20% tenaga pengajar di Indonesia adalah guru honorer, dengan distribusi yang besar di daerah terpencil.

  

  • Badan Pusat Statistik (BPS) (2021). Statistik Pendidikan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Laporan BPS ini menunjukkan ketimpangan yang ada dalam jumlah dan kualitas guru antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta pengaruh kesejahteraan terhadap kualitas pendidikan.

  

  • Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). (2019). Laporan Evaluasi Mutu Pendidikan di Daerah Terpencil. Yogyakarta: LPMP. Studi LPMP ini mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil yang mengandalkan guru honorer cenderung memiliki kualitas pengajaran yang lebih rendah karena terbatasnya fasilitas dan dukungan pemerintah.
  • The Jakarta Post. (2022). "Thousands of Indonesian Honorary Teachers Face Uncertain Future Amid Push for Permanent Status." The Jakarta Post. Artikel ini membahas upaya para guru honorer yang sedang memperjuangkan status kepegawaian yang lebih pasti dan pengakuan yang lebih besar dari pemerintah.
  • Unicef Indonesia. (2021). Education Quality and Equity in Indonesia. Jakarta: UNICEF. Laporan UNICEF ini menyoroti bagaimana ketimpangan dalam distribusi guru, terutama guru honorer, berpengaruh pada ketidaksetaraan pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun