Mungkin ini hanya seikat mawar merah
Yang aku harap,
Harumnya bisa menyeruak memenuhi langit-langit kamarmu
Cukup untuk mengobati luka waktu lalu
Kala itu,
Rambutmu masih acak-acakan
Wajahmu masih sangat berantakan
Dan tanganmu meraih satu tangkai
Mawar merah
Yang paling merah kelopaknya
Lantas kau menghirupnya dalam-dalam
Pelan tapi pasti
Kau pun tersenyum manis sekali.
~Titikduasembilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!