Mohon tunggu...
Salma NadhiraRismaya
Salma NadhiraRismaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Artikel Ilmiah

Psikologi-Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengelola Stres Selama Perkuliahan Daring di Masa Pandemi

7 Juli 2021   10:31 Diperbarui: 7 Juli 2021   10:43 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat diartikan bagaimana dampak negatif yang bisa dirasakan mahasiswa maupun orang umum yang sedang tertekan sehingga membuat stres kemudian tidak langsung ditangani. Selain itu saat stres melanda seseorang maka otak tidak bekerja secara maksimal dan terjadinya perubahan pada bentuk dan fungsi otak. Perubahan tersebut tentunya memberikan efek bagi kesehatan tubuh.

Perubahan bentuk dan fungsi otak saat stres bisa digambarkan, ketika mengalami stres tubuh jadi memproduksi banyak hormon kotrisol. Hormon ini yang mengatur metabolisme, daranh tinggi, gula darah dan lainnya. jika kadar hormon ini tinggi maka yang tejadi akan berdampak buruk bagi otak, terganggunya sinyal antar sel, menyusutkan bagiaan otak korteks prefrontal serta membunuh sel-sel otak (Musa & Ishak, 2021).

Lebih dari itu jika stres terus dibiarkan maka membuat ukuran amygdala semakin besar, bagian otak yang fungsinya mengatur respon emosi dan sikap agresif.

Oleh karena itu stres tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena dampaknya yang berbahaya. Meskipun hal ini merupakan gejala umum bagi setiap orang perlu adanya pengelolaan emosi agar dampak negatif yang dirasakan tidak terlalu besar (Putri, Permatasari &

Rivai, 2020) Pengelolaan emosi bisa dilakukan dengan cara berikut ini:

  • Olahraga secara rutin

Hal yang pertama bisa dilakukan untuk mengelola dan mengurangi stres dengan melakukan olahraga secara rutin. Dampak yang diberikan saat melakukan olahraga selain sehat juga mampu melemaskan otot yang kaku. Sehingga pikiran negatif yang terjadi karena stres bisa teralihkan dan bisa memperbaiki suana hati.

  • Meditasi

 Meditasi dapat menurunkan kadar hormon stres yang memberikan dampak rasa nyaman di dalam diri. Meditasi dilakukan sebaik selama 10 sampai 15 menit dalam 4 sampai 5 kali selama satu minggu.

  • Terapkan gaya hidup sehat

Menerapkan gaya hidup sehat melakukan pola tidur teratur, mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok, menghindari obat-obat terlarang, menghindari minuman alkohol tapi perbanyak minum air mineral.

  • Ungkapkan keluh kesah

Sebagai makhluk sosial semua orang perlu berbicara untuk mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan. Karena jika memendam emosi tersebut bisa menjadi pemicu stres pada diri sendiri. Keluh kesahkan bisa diungkapkan kepada orang terdekat atau psikolog sehingga membuat hati lebih tenang dan lega.

  • Melakukan aktivitas yang menyenangkan

Lakukanlah berbagai aktifitas yang bisa membuat hati menjadi lebih tenang dan tentram. Bisa dimulai dari hobi yang disukai sehingga dari aktivitas tersebut bisa memproduksi hormon senang ialah dopamin. Sehingga badan dan pikiran jadi rileks dari sebelumnya.

  • Fokus pada saat ini

Sebisa mungkin untuk terus berfokus pada saat ini, pada apa yang sedang dikerjakan. Karena jika terur terjebak pada masa lalu atau mencemaskan masa depan akan memberikan dampak negatif bagi emosi yang akhirnya bisa menimbulkan stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun