Mohon tunggu...
salma nurarifasyahrani
salma nurarifasyahrani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka pink

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradigma Integrasi Islam dan Ilmu Sosial Humaniora dalam Bidang Linguistik

16 Desember 2024   17:55 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:53 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

3.IRFANI

 Dalam konteks linguistik, paradigma ini menekankan pentingnya intuisinya terhadap makna yang tersembunyi di balik kata-kata atau teks. Para ahli tasawuf sering kali menggunakan simbol-simbol atau metafora yang tidak langsung agar pembaca atau pendengar bisa menangkap makna esoterik yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang sudah mencapai tingkat spiritual tertentu. Ayat ini mengajarkan bahwa taqwa (kesadaran akan Allah) harus tercermin dalam setiap kata yang kita ucapkan. Ucapan yang benar (qawlan sadidan) bukan hanya tentang kebenaran fakta, tetapi juga tentang keikhlasan hati dan kesucian niat dalam berbicara.

Taqwa: Mengingat Allah dalam setiap perkataan, berbicara dengan hati yang bersih dan tulus.

Kebenaran dalam Berbicara: Kata-kata yang benar mencerminkan kesucian jiwa dan mendekatkan kita pada Allah.

Bahasa sebagai Sarana Spiritualitas: Setiap perkataan yang benar menjadi sarana untuk pencerahan rohani dan kedamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun