Saya hanya bisa termangu mendengarkan curahan hati lelaki itu. Wajahnya tampak murung, seolah mencerminkan besarnya beban yang mengimpit. Ya, memang bukan hal yang gampang untuk mendapatkan pekerjaan dengan cepat di negeri selatan ini, apalagi pekerjaan yang sesuai dengan keahlian. Terlebih tanpa kerabat, sahabat, atau rekan sejawat yang bisa membantu.
Esok paginya, sambil berkemas untuk mengejar penerbangan paling awal menuju Tasmania, saya berpamitan kepada Hasan. Saya lihat ia membawa sajadah, lalu berjalan pelan menuju kamar kecil untuk mengambil air wudhu. Wajahnya masih terlihat mendung. Lagi-lagi saya termangu. Semoga Allah memberimu kemudahan dan jalan keluar, Brother...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H