Epidemi COVID-19 telah merubah gaya hidup masyarakat, salah satunya di Indonesia. Tak sedikit yang kehilangan pekerjaan dan mengancam keberlangsungan hidup jutaan orang-orang karena bisnis telah ditutup untuk mengendalikan penyebaran virus.Â
Sektor formal dan informal di Indonesia yang terdampak, 116.370 perusahaan dengan jumlah pekerja 2.084.593 (Kencana, 2020). Khususnya, pekerja di bidang retail dan sekuriti paling banyak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Beberapa memilih pulang kampung dan beberapa lainnya memilih membuka peluang baru.
Masalah ekonomi keluarga di masa pandemik semakin meningkat karena ketidakmampuan dalam mendapatkan penghasilan yang stabil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya ketidakmampuan orangtua memberi makanan yang bergizi, pakaian yang bersih dan hunian yang nyaman bagi keluarganya, ketidakmampuan orang tua membiayai pendidikan ataupun kesehatan keluarganya, dan lain-lain.Â
Dampak buruk bagi ketidakmampuan tersebut dapat berujung pada perceraian antara suami dan istri ataupun tindakan yang kriminal. Hal ini terbukti dengan banyaknya pemberitaan yang menunjukan bahwa kriminalitas di masa pandemik meningkat.Â
Kasus ini terjadi oleh berbagai faktor baik pembebasan napi yang membludak ditambah sulitnya ekonomi menjadi persaingan yang cukup ketat. Sehingga kemampuan literasi dan motivasi untuk survive di masa pandemik dengan menstabilkan pendapatan perlu direncanakan dengan baik.
Menurut Scinasi (2004) dalam BI (2014) mendefinisikan stabilitas sistem keuangan atau dalam penelitian ini disebut sebagai sistem pendapatan sebagai kemampuan sistem untuk melakukan alokasi sumber dana dalam mendukung kegiatan ekonomi nasional, mengelola resiko dan bertahan dari gejolak.Â
Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan. Dengan demikian sistem keuangan yang stabil dapat menjalankan fungsi intermediasi, pembayaran, pengelolaan resiko sehingga dapat mendukung pertubuhan ekonomi.
Perkembangan globalisasi sektor finansial dan inovasi produk keuangan yang semakin dinamis, telebih lagi di masa pandemik dapat mengakibatkan meningkat dan beragamnya sumber-sumber pemicu ketidakstabilan sistem keuangan. Identifikasi sumber ketidakstabilan sistem keuangan umumnya lebih bersifat forward looking (melihat kedepan) guna mengetahui potensi risiko yang akan timbul dan mempengaruhi kondisi sistem keuangan mendatang.
Kita sebagai sektor mikro memiliki andil dalam menjaga SKK indonesia. Stabilitas system keuangan (SSK) adalah suatu kondisi yang memungkinkan system keuangan nasional berfungsi dengan efektif dan efisien. Banyak langkah dan perilaku cerdas yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi krisis moneter dan membantu SKK nasional.Â
Beberapa perilaku cerdas dan produktif yang bisa kita lakukan selama pembatasan ruang gerak masyarakat dalam memutus rantai corona virus deases dengan stay at home, work from home, physical distancing sampai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ialah menjalankan perencanaan stabilitas pendapatan keluarga.Â
Tak sedikit yang menyadari hal ini namun, hanya segelintir masyarakat yang ikut andil dalam menjaga stabilitas system keuangan (SSK). Untuk itu perencanaan stabilitas pendapatan di masa pandemik sebagai perilaku cerdas kita di tengah ketidakpastian dalam membantu mengefesienkan dan mengefektifkan SKK nasional, dapat dilakukan dengan cara berikut:
Merencanakan ulang pengeluaran keluarga
Rencana perencanaan pengeluaran pun baiknya diubah sesuai dengan  referensi perencanaan keuangan bahwa rumus penganggaran perlu menggunakan 10-20-30-40.
Dana sosial
10%
Investasi
20%
Hutang
30%
Konsumsi
40%
Menghemat pengeluaran
Meminimalisir pengeluaran yang dengan skala prioritas, mulai dari penting sampai tidak penting dan mendesak dengan tidak mendesak. Sehingga kita dapat mengatur keuangan dengan tepat dan hemat.
Membuat (DIY) berbagai barang yang diperlukan di masa pandemik
Mulai dari membuat masker, dan menyediakan hand sanitizer pun dapat dijalani kita sebagai masyarakat agar masa quarantine selama di rumah menjadi lebih produktif dan tidak terbuang sia-sia serta dapat menstabilkan pendapatan keluarga juga membantu pemerintah dalam menghindari krisis moneter.Â
Selain itu, tindakan cerdas ini pun dapat mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran masyarakat atas ancaman lonjakan harga APD akibat tindakan menimbun barang APD yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.Â
Tanpa disadari lonjakan harga, kepanikan massal dengan panic buying dan panic selling dapat menambah kecemasan, dan semakin berdampak negatif pada perekonomian nasional serta dapat menjadi penyebabnya krisis moneter.Â
Maka dari itu membuat masker kain dan kebutuhan APD serta barang-barang yang diperlukan di masa pandemik sangat membantu perekonomian nasional dalam menstabilkan sistem keuangan nasional.
Membuka usaha online
Keadaan #dirumahaja membuat kita harus memutar otak agar tetap menstabilkan pendapatan di masa pandemik. Sehingga kita perlu melakukan hal-hal produktif yang dapat menghasilkan pundi-pundi uang.Â
Salah satunya, dengan bisnis online. Tak perlu langsung membuka besar, kita cukup berkecimpung menjadi dropshipper barang tertentu atau memasarkan produk-produk DIY kebutuhan di masa pandemik.Â
Kita bisa bergabung dengan platform e-commerce tertentu, atau cukup memasarkan di sosial media milik pribadi dan grup-grup whatsApp. Sehingga kita bisa fokus melakukan pelayanan terhadap keinginan dan kebutuhan calon konsumen.Â
Hal ini sejalan dengan Siaran Pers No. 216/HM/KOMINFO/11/2017 oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) mengenai Go Digital Gerakan Nasional UKM Go Online tanggal 7 November 2017.Â
Gerakan ini mendukung visi ekonomi Indonesia tahun 2020 menjadi "The Digital Energy of Asia" dengan target pertumbuhan transaksi e-Commerce sebesar USD 130 Miliar.Â
Dalam mengejar visi ini, menghadapi dua tantangan utama yang harus diselesaikan secara seimbang dan serentak yaitu globalisasi dan sistem ekonomi yang adil dan produktif, yang berpihak pada rakyat serta terjaminnya sistem insentif ekonomi yang adil dan mandiri.
Mengasah kemampuan bermedia sosial
Di masa pandemik waktu untuk mengasah berbagai keterampilan pribadi sangat memungkinkan. Sharing ilmu, mengikuti kompetisi daring, memperluas jaringan pertemanan, dan membuat konten inspiratif pun dapat menjadi cara cerdas kita untuk menstabilkan pendapatan di tengah ketidakpastian ini.Â
Hal ini pun dapat membuat kita semakin bijak bermedia sosial dengan tidak menyebarkan hoaks atau isu-isu yang menimbulkan kepanikan penghuni dunia maya yang dapat semakin memperkeruh situasi dan perekonomian negeri ini.
Dengan demikian, langkah kecil kita yang dilakukan secara cerdas dapat membantu perekonomian bersama agar tetap stabil. Selain itu, kegiatan tersebut pun mampu membuat kita semakin produktif selama menjalani kegiatan di rumah.Â
Keuntungan pun tak hanya dirasakan pribadi tetapi juga dirasakan oleh bangsa. Perilaku cerdas di tengah ketidakpastian sangat membantu perekonomian bangsa untuk menjaga stabilitas sistem keuangan (SKK) nasional. #dirumahaja Indonesia bisa!.
Daftar Pustaka
Kencana, Maulandy Rizki Bayu. 2020. "Menaker: 2 Juta Pekerja Kena PHK Akibat Corona". Tersedia liputan6.com
Diakses pada tanggal 22 Apr 2020, Pukul 13:50 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H