Tentang puisi-puisinya. Aku pernah menyampaikan padanya untuk menerbitkannya menjadi buku. Hanya saja ia mengatakan padaku, bahwa ia merasa belum layak untuk menerbitkannya. Namun menurutku, justru puisi-puisinya itu sangat layak untuk diterbitkan, bahkan salah satu puisinya berjudul "Perihal Hedonisme"dikutip oleh F. Sulis Bayu Setyawan dan Maman Sutarman dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas X terbitan Kemndikbudridtek RI tahun 2021. Selain itu, lewat puisi-puisinya itu pula, Arman mendapatkan penghargaan sebagai Penulis Paling Aktif pada perhelatan Kompasianival tahun 2019. Â Selain menulis puisi, Arman adalah salah satu penulis muda yang produktif. Tulisan-tulisannya selalu menghiasi kolom opini media-media besar di Makassar.Â
Dan ketika bukunya telah ia terbitkan, ia masih setia menghubungiku sekadar berbagi kebahagian denganku. Ia pun berjanji akan memberikan bukunya padaku jika kelak kami bersua. Selain janji buku, Arman juga menjanjikan akan menulis puisi khusus tentang diriku sebagaimana yang telah ia tuliskan untuk sahabat kami yang lain seperti Adhi, Daeng Nape, dan Joe. Namun sayang, sampai akhir hayatnya janji itu belum ia tunaikan. Tapi menurutku, janji itu tidak perlu ditunaikan olehnya, karena saat ini kenangan bersamanya adalah puisi dan buku bagiku. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H