Pada International Happiness Day 20 Maret lalu, PBB kembali merilis World Happiness Report untuk yang kesebelas kalinya sejak diawali pada 2012 lalu.Â
Laporan yang berlandasakan pada data survei global terhadap 150 negara ini, menderetkan ratusan negara-negara dalam peringkat negara paling bahagia di dunia.Â
Riset ini dilakukan dengan penilaian yang dilakukan oleh warga setiap negara di dunia atas kualitas hidup mereka dengan variabelnya antara lain dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan menentukan pilihan hidup, kemurahan hati, tidak adanya korupsi, serta pendapatan (PDB per kapita).
Tahun 2023 ini, WHR kembali menobatkan Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia untuk keenam kalinya. Ini merupakan hasil evaluasi hidup rata-rata mereka selama tiga tahun sebelumnya yaitu pada 2020-2022.Â
Selain Finlandia, negara tetangga Nordik lainnya juga termasuk dalam 10 besar negara paling bahagia di dunia yakni Denmark, Islandia, Swedia, juga Norwegia. Untuk menjawab rasa penasaran akan bangsa sendiri, Indonesia ada di urutan ke-84 dari 137 negara yang ada dalam peringkat tersebut.
Kira-kira kenapa ya negara yang terletak hampir di ujung utara bumi dengan iklim cukup ekstrem ini bisa terus diklaim sebagai negara paling bahagia di dunia?
- Kesetaraan untuk Setiap Warga
Kehidupan para warga Finlandia hampir setara di semua aspek kualitas hidupnya. Sistem kehidupan ditata sedemikian rupa agar tiap warga negara mendapatkan fasilitas yang sama baiknya, ini mengacu pada tujuan mereka untuk fasilitas universal yang berkualitas baik, agar sistem mampu menjangkau semua warga secara komprehensif dan inklusi.Â
Selain itu, Finlandia memiliki skor PDB per kapita yang tinggi, skor Indeks Persepsi Korupsi di peringkat paling atas terbaik di dunia, hingga tingginya persentase pekerja wanita.Â
Dalam kesehariannya, warga Finlandia ini sangat memprioritaskan isu-isu hak asasi manusia seperti kesetaraan gender dan kebebasan informasi.Â
Laman website adventure mendefinisikan warga Finlandia hidup dengan mengutamakan cooperation rather than competitiveness. Mereka hidup tenang dengan mengutamakan kesejahteran bersama, bekerja sama bukannya saling bersaing.
- Negara Terbaik untuk Ibu
Organisasi Save The Children sudah 14 tahun menerbitkan laporan tentang tempat di dunia yang terbaik untuk menjadi ibu dan terus memposisikan Finlandia sebagai negara teratas.Â
Hasil ini beradasarkan pada beberapa faktor antara lain risiko seumur hidup yang rendah untuk kematian ibu (1:12.200) dan jumlah wanita di pemerintahan nasional (42,5%) serta berbagai fasilitas kesehatan ibu dan anak yang memadai. Tempat perawatan ibu setelah melahirkan dan pusat pengasuhan anak juga disediakan gratis oleh negara dengan kualitas yang sangat baik.
- Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia
Peringkat PISA (sistem penilaian untuk pelajar internasional) terus menempatkan Finlandia pada urutan teratas setidaknya untuk kategori sains dan matematika. Akses pendidikan gratis untuk setiap warganya, mulai dari jenjang pra-sekolah hingga pendidikan tinggi.Â
Sistem pendidikannya memungkinkan setiap warga bisa menikmati proses belajar yang menyenangkan, diaplikasikan dengan tidak adanya pekerjaan rumah dan ujian bagi siswa mereka terutama untuk anak usia dibawah 15 tahun.Â
Pendidikan mereka pun menerapkan sistem inklusi, sehingga kesenjangan antara murid sangat kecil. Ini semua bisa tercapai karena mereka sangat menghargai pekerjaan guru, dengan pendidikan minimal S2 dan hanya sepuluh lulusan terbaik universitas yang bisa menjadi guru. Guru diberikan akses pendidikan gratis dan peluang untuk mengembangkan metodenya sendiri di kelas dengan acuan kurikulum nasional.
- Sangat Ramah Lingkungan
Finlandia juga termasuk jajaran teratas sebagai negara paling ramah lingkungandengan skor EPI 76.5 sedikit dibawah tetangganya, Denark dengan skor 77.9 di urutan pertama.Â
Penilaian ini dilakukan terhadap empat puluh indikator pendukung pada perubahan iklim, kesehatan lingkungan, dan vitalitas ekosistem. Skor ini menunjukkan sebaik apa suatu negara mengatasi permasalahan lingkungannya, mulai dari kebijakan hingga partisipasi masyarakatnya.Â
Upaya pelestarian lingkungan mereka telah dimulai sejak tahun 1990-an untuk terus memperbaiki upaya konservasi lingkungan, pemeliharaan wilayah hutan untuk menjaga keanekaragaman hayati, berbagai kebijakan dan teknologi untuk menekan emisi industri, serta komitmen masyarakatnya untuk menjadi komunitas netral karbon pada 2050 mendatang.Â
Ini bukan upaya yang mudah, bahkan cukup menantang pada awalnya, namun semua pihak mampu bekerja sama untuk mendapatkan manfaat jangka panjang, yang sekarang pun sudah terlihat hasilnya pada peningkatan kualitas air dan udara yang mereka konsumsi.
- Helsinki Kota Paling Layak Huni
Berdasarkan survey yang dilakukan Monocle, Helsinki adalah the most liveable city in the world. Keunggulan Helsinki terletak pada ide dan keberanian implementasi penataan lingkungan kota yang berorientasi pada warganya sendiri dan juga pengunjung, dengan pertimbangan aktivitas, pelayanan, struktur kota, semua dikelola dengan baik mulai dari transportasi umum hingga tata kota yng efisien, juga dari pelayanan publik hingga pendidikan.Â
Selain itu, eksperimen sosial yang dilakukan oleh Rider's Digest juga membuktikan Helsinki sebagai kota dengan penduduk paling jujur, karena telah menemukan 11 dari 12 dompet yang sengaja dijatuhkan dijalanan kotanya. Ini angka tertinggi dibanding negara lain, salah satunya di Lisbon yang hanya dikembalikan satu oleh pasangan turis asal Belanda.
- Sistem Hukuman yang Unik
Salah satu bentuk hukuman yang diterapkan di Finlandia adalah hukuman bagi pelanggaran lalu lintas yang didasarkan pada pendapatan tahunan pengemudinya.Â
Semakin besar pendapatan maka semakin tinggi juga denda yang dikenakan, salah satunya Anssi Vanjoki, mantan direktur Nokia, didenda 116.000 euro (US$ 103.600) pada 2002 karena mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 75 km/jam di zona 50 km/jam.Â
Tidak hanya itu, sistem penjaranya juga cukup unik, ada beberapa penjara yang dijadikan penjara terbuka, dimana batas narapidana bukanlah pagar besi berkawat melainkan pagar kayu yang kuncinya juga dipegang oleh narapidana.Â
Penjara di Skandinavia memang terkenal tidak mengerikan seperti penjara pada umumnya, mereka mendorong perubahan perilaku dari para narapidana ini dengan berbagai aktivitas yang disediakan. Narapidana pun bisa kembali ke masyarakat dan disambuat baik oleh warga sekitar.
- Fleksibilitas Kerja
Bukan hanya durasi belajar di sekolahnya saja yang singkat, jam kerja di Finlandia juga terhitung singkat dibandingkan negara lain dan para pekerjanya juga diberi kebebasan untuk menentukan jam bekerja dan tempat melakukannya. Mereka bisa masuk atau pulang lebih awal dengan penyesuaian hingga tiga jam.Â
Setengah dari jam kerja juga bisa ditentukan ingin dilakukan kapan dan di mana. Fleksibilitas ini juga diaplikasikan pada pelayanan publik dengan adanya digital government, yang saat ini menduduki peringkat keempat di dunia.Â
Ini memungkinkan sebagai akibat dari budaya kepercayaan masyarakat kepada negaranya, yang bisa jadi bersumber dari rasa aman, kesetaraan, juga jaminan kehidupan yang terus diupayakan pemerintahannya.
Dengan semua keunggulan pada hampir tiap aspek kehidupannya, bukan hal mencengangkan jika warganya bisa sangat bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H