Tempat pukul lima sore kami berdua meninggalkan Goa Maria Lawangsih untuk kembali pulang ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan pulang, Â matahari yang sama menjadi saksi dua anak manusia yang memiliki kesamaan minat blusukan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dari sini saya tersadar bahwa anugrah Allah SWT terhadap tempat kelahiran saya, benar-benar belimpah ruah dari wisata alam, budaya dan masih menyimpan sangat besar kehidupan untuk hidup bersahaja dan toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Panggilan adzan Maghrib menyudahi perjalanan kami berdua, melambaikan tangan dan saling berpamitan menjadi menu utama untuk saling menghormati perbedaan diantara kami dan mendoakan dalam kebaikan untuk pertemanan kami yang sudah terjalin lama. (foto & teks: aanardian/kotajogja.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H