Mohon tunggu...
Salim Rahmatullah
Salim Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Scholarship Hunter

Scholarship Hunter I Soc-Environment Campaigner I HIMMAH NW I Blogger I Traveller and so on.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menyongsong Generasi Hijau untuk Lingkungan Lebih Baik

27 Oktober 2019   07:10 Diperbarui: 27 Oktober 2019   07:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mikro dan nano plastik berbahaya jika dikonsumsi dan masuk pada tubuh ikan atau biota laut lainnya. Ikan- ikan yang sudah tercemar juga akan berbahaya bagi manusia yang mengonsumsinya sebagai sumber protein.

Masih dengan prihal sampah, penulis kutip dari cnnindonesia, bahwa Plastik yang dibakar akan menghasilkan polutan dalam bentuk bioksin yang bersifat karosigenik atau dapat memicu kanker.

Kedua, prihal lahan, utamanya lahan gambut. Dilansir dari mongabay, lahan gambut merupakan hasil pembusukan vegetasi selama ribuan tahun, ia berada di hutan kering dekat pesisir. Dimana terkandung di dalamnya jutaan ton karbon.

Indonesia sendiri, berdasarkan data yang dipublikasi oleh kumparan, memiliki 40 juta hektar lahan gambut, dengan 50 persen lahan gambut dunia berada di Indonesia.  Terkonsentrasi di tiga pulau besar Indonesia: Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Lahan gambut memiliki manfaat yang sangat besar untuk lingkungan dan dunia. Manfaat- manfaatnya seperti: Lahan gambut dapat melindungi sumber air, Ia dapat mengatur dan menjaga stabilitas air tanah, menjaga struktur tanah dari kerusakan, menyimpan zat hara, dan mengurai zat pencemar.

Kerusakan lahan gambut hanya akan menghilangkan manfaat- manfaat di atas. Kandungan karbon yang dimiliki gambut akan terlepas dan akan membahayakan atmosfir, yang lagi- lagi berefek kepada perubahan iklim.

Ketiga, prihal perubahan iklim.  Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pemanasan global, yakni meningkatnya suhu bumi yang ditenggarai oleh meningginya emisi karbondioksida dan gas- gas lainnya. Gas- gas ini menyelimuti bumi dan memerangkap panas, berakibat kepada berubahnya pola iklim bumi.  

Dikenal dengan gas rumah kaca; Gas rumah kaca disebabkan oleh pembakaran fosil, deforestasi, gas metan dari sampah,  penggunaan zat CFC untuk lemari es dan aerosol.

Aktifitas pertanian dan peternakan juga menyebabkan perubahan iklim, semisal sapi yang menghasilkan gas metan dari rerumputan yang dimakannya. Perubahan iklim inilah yang menyebabkan panas, dan berefek kepada  mencairnya es di kutub utara. Akibatnya permukaan air laut meninggi, dan banyak menyebabkan abrasi pantai.  

Musim panas berkepanjangan atau kemarau juga menyebabkan meningkatnya produktifitas bakteri , virus, jamur, yang bisa menyerang manusia,karena kelembaban udara di saat panas cukup tinggi.

Ketiga, masuk kepada bagian penting ketiga dari tulisan ini, menyangkut bagaimana menyelesaikan atau menghadapi problematika lingkungan ini.  
Menyelesaikan problematika lingkungan membutuhkan kontribusi semua pihak. Salah satunya  generasi muda untuk mengambil peran melalui kampanye- kampanye penyadaran umat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun