Mohon tunggu...
Salim Rahmatullah
Salim Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Scholarship Hunter

Scholarship Hunter I Soc-Environment Campaigner I HIMMAH NW I Blogger I Traveller and so on.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pendekar Sahur Bersenjata Wajan

22 Mei 2018   20:57 Diperbarui: 22 Mei 2018   21:02 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Editan Pribadi

Tumpukan kotak nasi berserakan di depan TV, dibarengi riuh suara  anak-anak asrama yang sedang memilah-milih kotak-kotak terbaik, kotak terbaik sesuai selera hati, entah itu berisi lauk tongkol, telur dadar, ayam goreng, ayam gulai, semua ada, terserah selera.

Sementara aku masih terbaring di atas ranjangku, memandangi dari balik keredupan lampu kamarku. Aku bingung apa yang terjadi, kenapa nasi begitu cepat datang?

Aku berfikir sejenak meskipun rasa pusing masih menyelimutiku, sontak aku meloncat dari ranjangku setelah kata kunci kejadian itu menggetarkan tubuhku," sahuuuuurr" ya kata sahur, ternyata sahur telah tiba, aku cepat sekali lupa, padahal baru tadi malam aku sholat tarawih bersama.

Sahur pertama di bulan ramadhan kali ini sama dengan ramadhan tahun lalu, jauh dari kesan keluarga, mengapa tidak? Tahun lalu aku puasa di rantauan dan sekarang aku juga berada dirantauan.

Nasib...nasib...jadi pengen cepat pulang, rindu masakan ibu, aku masih ingat terakhir kali aku mencicipi masakan ibuku, ketika itu aku dihidangkan masakan khas desaku "beberoq plecing kangkung"  yang terkenal, sayang kini aku hanya bisa mencicipi dari imaginasi yang terus berputar di kepalaku.

Aku tak ingin terlalu jauh masuk ke dalam dunia fantasi, aku lalu ikut nimbrung berkutat dengan berbagai kotak dihadapanku. Beberapa kali aku membuka kotak demi kotak mencari lauk kesukaaanku, tapi yang ada hanya daging melulu, aku kan suka tongkol, akhirnya aku harus puas memakan daging sapi dengan mulut  dan ekspresi muka kelelahan, yaialah daging sapinya tidak matang.

Ekspresi yang aku tonjolkan mengundang gelak tawa anak-anak asrama, tapi aku hanyut ke dalam tarikan demi tarikan daging sapi yang sangat liat, ingin rasanya aku buang, tapi sayang mubazir, mau kasih teman tidak ada yang mau, ya dengan perlahan dan berlagak menikmati setiap tarikan, tak menyangka daging itu luluh juga.

Aku telah selesai dari sahurku, sementara aku lihat  kotak-kotak nasi masih banyak yang berisi, belum ada yang memakannya, ada sekitar 20 puluh kotak, nih  temen-temen yang lain masih ngorok kayaknya, ahaaa biar dapat pahala di hari pertama ramadhan aku berinisiatif mendobrak benteng tidur teman-temanku.

Awalnya aku mencoba dengan halus, cukup dengan menggerakkan badan mereka dan memberitahukan sahur telah tiba. 10 dari mereka berhasil aku bangunkan dengan cara biasa meskipun mereka kelihatannya risih, namun akhirnya bangun dan santap sahur bersama.

10 orang pertama berhasil aku bangunkan dengan mudah, tetapi tidak dengan 10 orang terakhir, aku amati wajah mereka, tampak kepulasan yang sangat, yaa namanya juga para penggila bola, begadang tak  jadi masalah asalkan bisa menonton klub favorit berlaga.

Aku mencoba membangunkan dengan cara pertama, namun tidak berhasil juga, aku lalu berfikir keras cara apa yang  terbaik untuk membangunkan mereka, dengan melihat waktu  sahur tinggal 30 menit, wah harus segera nih, aku lalu berlari ke kamarku mengikat kepalaku dengan kain putih, kemudian pergi ke dapur mengambil wajan dan sendok.

Dalam hati aku berkata "saatnya melakukan penggempuran" aku lalu berlari dari kamar ke kamar yang satu dengan lagak militer (alay dikit) meskipun kostum pinjaman. Dengan cepat aku melakukan tugas suci ini 5 orang aku gempur dengan suara pantulan dari wajan yang berbenturan dengan sendok, teng....teng...teng. mereka bangun dengan marah, tapi begitu kata sahur aku sebutkan, mereka seakan lemah lalu berterima kasih kepadaku. 

Wahh tinggal lima lagi... ayo semangat teriakku dalam hati, melihat  waktu tinggal 20 menit lagi dengan tegas dan berani wajan itu aku pukul dengan lebih keras,  tiga orang berhasil bangun, namun dengan wajah geram , penuh kemarahan ,  tetapi seperti di awal, kata sahur menjadi peredam kemarahan mereka sangat muzarrab, mereka lalu bangun dan segera memakan nasi mereka.

Ada sisa dua orang yang belum juga bisa bangun, mereka terlihat sangat pulas, dengan sigap aku mengambil tindakan tidak mentolerir hal-hal seperti ini, dengan pukulan halilintar dua umat manusia itu bangun.

Bangun kedua anak itu telah menjadi masalah bagiku, bangunnya mereka menjadi pencipta debat kusir yang tak henti-henti.

A: Eh loe jangan sok deh, sahur itu urusan gua bukan urusan loe, ngapain loe atur- atur kehidupan gua, mau gua sahur key, mau gua nggak sahur key, itu urusan gua, sok alim banget sih loe.

B : wah loe sekate-kate ya, gua udah bangunin , loe malah nggak ada terima kasihnya ma gua, coy waktu sahur tinggal 20 menit lagi, makanya gua bangunin loe.

A: loe sok banget sih, asal loe tahu  aja mengakhirkan sahur itu sunnah coy, jadi gua mau loe nggak usah bangunin gua, nih gadget gua yang  ngurusin gua, mulai dari tidur sampai tidur lagi, so get out! from my room.

B: Eh sob, niat gua baik bangunin loe sahur, waktu sahur juga tinggal 20 menit, gua takut aja loe nggak kuat puasanya kalau nggak sahur, ingat loe hadis nabi "makan sahurlah, karena dalam sahur itu ada kebarokahan"

C: ee kuncup, loe dibilangin malah ngedakwah yee, makanya jangan gaptek, nih kami punya gadget, semuanye udah gua setting, ada alarmnya, mulai dari tidur sampai tidur lagi, waktu puasa , sahur, semuanye, gua juga paham kuncup, mengakhirkan sahur itu sunnah, jadi nih udah gua setting gua akhirin sahur.

B: okay fix, gua emang gaptek, tapi kalau gua boleh tanya, loe setting alarmnya jam berapa?

C: jam 04.20

B: lah ini jam berapa coy? Udah jam 04.35

A: what??? Masak sih, coba gua lihat.

Setelah melihat jam mereka berdua terperangah.

A: eee encung loe bagaimana sih, katanya udah setting alarm gadget loe, lah bagaimana nih?

B: coba gua lihat, loe settingnya kayak gimana, gaptek-gaptek gini kalau masalah alarm ma gampang coyy( gua lalu melihat settingan alarm mereka) ceilah...coy ya bagaimana bisa bunyi, profil gadget loe silent.

Tanpa pikir panjang mereka berdua melompat dari ranjang mereka, berlarian mencari kotak nasi, salah seorang dari mereka terjatuh ketika berlari

"Buggg"

C: aduh mama sayangeeee,,,,,atiiittttt,

Ia tidak bisa bangun, sementara yang satunya melihat temannya jatuh, ia biarkan saja dan datang kembali membawa dua kotak nasi. Tapi sayang ia juga terjatuh ketika menginjak ampas pisang, dua kotak itu melayang tepat menimpa wajah teman yang terjatuh tadi.

C: aduhh loe bagaimana sih tong? Mata gua ni kena sambal, aduhh mama sayangeeee perihhh.

Hahaha aku tertawa dalam hati, dengan sigap aku lalu menolong mereka.

B: sudah..sudah ayo bangun,

Kotak yang sudah jatuh itu salah satunya tidak bisa diselamatkan, beruntung aku punya mi instan, aku lalu memberikan mereka sebagai pengganjal perut, meskipun mereka sudah ngata-ngatain gua , tak apa-apa. Namun Sayang baru beberapa suap mereka mencicipi sahur, dari masjid terdengar pak marbot menginformasikan

Pak Marbot: assalamualaikum, mohon perhatian imsak 5 menit lagi, imsak 5 menit lagi, imsak 5 menit lagi, wassalamualaikum.

Informasi itu sontak mendesak mereka untuk segera menghabiskan nasi itu, dengan gaya acak adul suap sana suap sini mereka berhasil menghabiskan nasi mereka.

Pas dengan segelas air selesai terteguk imsak pun tiba dan mereka selamat dari keluputan santap sahur, sementara aku harus puas ditertawakan teman-temanku karena melihat kostumku, dengan ikat kepala putih, celana pendek, memegang wajan dan sendok, koplak...koplak...

Tapi gara-gara itu aku dijuluki, pendekar sahur bersenjata wajan, kalau kapten amerika yang khas dengan perisai berbentuk wajannya, maka aku pendekar sahur dengan senjata dapur, " wajan dan sendok" .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun