Mohon tunggu...
Saktya Alief Al Azhar
Saktya Alief Al Azhar Mohon Tunggu... Human Resources - Human Resources

Manusia yang hobinya nulis sana-sini. Kontak Person bisa lewat Email : saktyaalazhar1400005062@gmail.com. Dengan menulis disini semoga dapat bermanfaat untuk manusia yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Menghadapi Era Globalisasi, Mampukah?

20 Oktober 2021   10:39 Diperbarui: 20 Oktober 2021   10:46 1704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya adalah cara hidup yang berkembang yang dimiliki oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah gaya hidup holistik. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Budaya terdiri dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, peralatan, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia.

Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi ke Indonesia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki keharmonian, komando, dan kolektivitas. Bangsa barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda.

Terdapat sejumlah pengaruh Barat yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen non-material kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.

Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.

Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat.

Lama-kelamaan generasi penerus bangsa yang nantinya bakal menjadi pemimpin negara ini akan memiliki sifat yang lebih condong mengarah ke budaya-budaya luar yang nantinya bakal  lebih mempermudah bangsa lain untuk mempengaruhi atau bahkan menguasai seluruh Indonesia. Akhirnya, kejatuhan negeri ini pun hanya tinggal menunggu waktunya.

Contoh Pengaruh Budaya Asing di Indonesia

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk di Indonesia, ada beberapa budaya yang kerap kali kita nikmati tanpa kita sadari bahwa bahwa budaya tersebut adalah budaya asing.

1. Mengkonsumsi makanan siap saji (fast food)

Siapa yang tidak kenal dengan fast food? Makanan siap saji yang tiap hari kita konsumsi adalah salah satu budaya asing yang kerap kali kita lakukan setiap kita lapar dan butuh asupan makan dengan pelayanan yang cepat. Misalnya saja adalah KFC atau McDonald’s. Betapa menjamurnya makanan siap saji tersebut di negara kita. Hal ini dikarenakan masyarakat kita yang masih sangat bersifat konsumtif, sehingga dengan cepat produk fast food tersebut menjamur di Indonesia dan sering menjadi pilihan utama untuk menikmati makan siang ataupun malam. Selain itu, dengan mengkonsumsi produk mereka anggapan yang dibangun di masyarakat Indonesia adalah anggapan bahwa kalangan menengah ke atas lah yang mengkonsumsi produk tersebut. Tanpa kita sadari dengan semakin banyaknya kita mengkonsumsi produk tersebut, semakin berkembanglah westernisasi di Indonesia.

2. Meniru cara berpakaian gaya barat

Masuknya orang-orang asing ke Indonesia ternyata membawa budaya fashion atau berpakaian mereka ditiru oleh bangsa Indonesia. Para pemuda Indonesia terutama mudah sekali terpengaruh dengan meniru gaya pakaian seksi dan ketat yang ditampilkan oleh para artis-artis luar negeri yang mereka sukai. Budaya yang ditiru dan diserap oleh para pemuda Indonesia ini justru budaya yang tidak sesuai dengan budaya lokal sehingga budaya westernisasi berkembang dan menghancurkan budaya lokal. Hal ini membuktikan bahwa akulturasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada beberapa hal masih kurang sesuai dengan budaya lokal yang dianut.

3. Gaya hidup yang glamorisasi (bermewah-mewahan)

Hal lain yang menjadi pengaruh dari adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah adanya gaya hidup yang bermewah-mewahan dan munculnya perilaku hidup boros. Contohnya saja para remaja saat ini yang begitu terobsesi kepada music K-pop, drama korea, bahkan produk-produk yang berasal dari Korea. Hal tersebut membuat mereka mengeluarkan banyak uang hanya sekedar membeli DVD atau albumnya, menonton konser, dan pergi ke Korea hanya untuk berburu barang-barang asli Korea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun