Mohon tunggu...
Saktya Alief Al Azhar
Saktya Alief Al Azhar Mohon Tunggu... Human Resources - Human Resources

Manusia yang hobinya nulis sana-sini. Kontak Person bisa lewat Email : saktyaalazhar1400005062@gmail.com. Dengan menulis disini semoga dapat bermanfaat untuk manusia yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Guru Menjadi Satu-satunya Penyelamat Negeri

14 Februari 2016   18:46 Diperbarui: 14 Februari 2016   19:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pengabdian tersebut berubah menjadi sebuah penyelamatan untuk negeri ini, maka seorang guru adalah satu-satunya sosok yang akan menyelamatkannya. Menjadikan negeri ini kembali seperti dahulu, makmur, damai, jaya, nan sejahtera. Bait terakhir dalam lagu “Hymne Guru” akan mengingatkan kita semua akan penyelamatan seorang guru dengan pengabdiannya melawan kehancuran dan kemerosotan negeri ini..  

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa

Tanpa tanda jasa

Semuanya akan membenarkan bahwa pahlawan kita ketika negeri ini menghadapi kehancuran, kemunduran, kemerosotan dari sektor manapun adalah seorang pelita dalam kegelapan, embun penyejuk dalam kehausan, dan patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa yang akan datang mengusir kehancuran, kemunduran dan kemerosotan dengan ilmu-ilmu yang mereka berikan, dengan pengetahuan yang membuat tahu semua orang yang belum tahu, dan dengan buku-buku usang yang menyimpan sejuta embun yang menyejukkan pengusir kehausan.

Pada akhirnya, mereka akan merekahkan senyumannya ketika pengabdiannya selama hidup sebagai guru telah usai karena mereka telah berhasil memberikan kesejukan bagi bagi mereka yang kehausan, menjadi pelita bagi mereka yang berada dalam kegelapan, dan pahlawan pengusir kehancuran, kemerosotan dan kemunduran.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun