Upaya ini dilakukan untuk menyelamatkan lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun yang sangat kaya akan pengetahuan dan berguna bagi penelitian nantinya. Pada gambar yang telah disajikan diatas merupakan hasil dari erupsi Gunung Lawu Purba, dimana diatas tanah yang tidak mengandung fosil ini dibangun Museum Manusia Purba Sangiran.
Pada saat berkunjung kesana, akan ada tour guide yang dengan ramah memandu perjalanan kalian untuk menjelajahi museum ini. Edukasi yang diberikan oleh tour guide ini cukup jelas dan sangat dimengerti, terutama bagi orang yang baru pertama kali berkunjung ke museum ini akan sangat tertarik dengan cerita dibalik pembangunan museum Sangiran ini.
Â
Kemudian, setelah memasuki pintu utama Sangiran akan disuguhi layar yang dapat di sentuh dan akan memunculkan penjelasan mengenai informasi perjalanan Sangiran dari laut sampai daratan. Yang mana bahwasanya, kawasan ini dahulunya merupakan sebuah lautan namun menjadi rawa – rawa lalu berubah kembali menjadi daratan.Â
Perjalanan ini tergambarkan lewat sebuah video 3 Dimensi di sebuah panel pada ruang pameran satu. Masih di ruang yang sama, namun sedikit bergeser ke depan kita akan disajikan bermacam – macam fosil hewan. Hewan yang berasal dari laut, maupun hewan yang berada di daratan. Museum sangiran ini memuat banyak sekali kerang – kerang, penyu, maupun manusia purba.
Fosil – fosil yang disajikan ini di kelompokan menjadi beberapa yaitu berdasarkan era atau tahun berapa fosil ini berasal. Selain itu juga banyak fosil seperti buaya, kuda nil.Â
Dari sini dibuktikan bahwasanya dahulu museum sangiran ini merupakan rawa – rawa, sehingga banyak ditemukan fosil buaya berserta hewan laut lain. Dan di ruangan pameran ini juga terdapat fosil gajah purba atau stegodon yang berdiri gagah dan tersusun rapih. Apabila kita berpindah dan masuk ke dalam lorong penghubung ruangan, kita akan di sambut dengan fosil – fosil manusia purba. Banyak sekali koleksi fosil manusia purba yang dapat di jumpai di ruangan pameran ini.Â
Selain fosil Homo Erectus, dapat dijumpai pula fosil berupa alat – alat yang mereka gunakan untuk bertahan hidup. Di museum sangiran terdapat koleksi kapak batu serta bola batu yang dapat kalian lihat langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H