Pendidikan merupakan kebutuhan bagi anak untuk meningkatkan kualitas hidupnya, sehingga orang tua akan berupaya keras untuk dapat memenuhi kebutuhan anak mengikuti jenjang pendidikan hingga pada jenjang yang tinggi. Menurut Ahmadi (2004: 90), keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenalkan kepada anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal   kehidupan   sosial   itu  pertama tama di dalam lingkungan  keluarga. Pendidikan di kenalkan pertama kali dalam lingkungan keluarga, dan merupakan tanggung jawab orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anaknya.
Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, beberapa akan  menjadi sakit parah dan memerlukan perhatian medis. Orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki kondisi medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, atau kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius. Siapa pun dapat sakit dengan COVID-19 dan menjadi sakit parah atau meninggal pada usia berapa pun.
Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan adalah dengan mengetahui dengan baik tentang penyakit dan bagaimana virus menyebar. Lindungi diri Anda dan orang lain dari infeksi dengan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, mengenakan masker yang pas, dan sering mencuci tangan atau menggunakan gosok berbasis alkohol. Dapatkan vaksinasi saat giliran Anda dan ikuti panduan lokal.
Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam partikel cair kecil saat mereka batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas. Partikel-partikel ini berkisar dari tetesan pernapasan yang lebih besar hingga aerosol yang lebih kecil. Penting untuk mempraktikkan etiket pernapasan, misalnyaÂ
dengan batuk ke siku yang tertekuk, dan tinggal di rumah dan mengisolasi diri  sampai Anda pulih jika merasa tidak enak badan.
Dengan banyaknya kasus pandemi di Indonesia dengan itu Mentri Pendidikan dan Kebudayaan memustuskan untuk Sejumlah sekolah dan perguruan tinggi menghentikan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kelas guna mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mewajibkan agar lembaga pendidikan tersebut memberlakukan pembelajaran secara online.
Nadiem mengatakan guru dan siswa dapat melakukan aktivitas belajar mengajar melalui bekerja dari rumah (BDR) via konferensi video, dukumen digital, dan sarana online lainnya. Dia menegaskan kegiatan BDR tidak akan mempengaruhi tingkat kehadiran siswa dan tenaga pendidik. "Pelaksanaan BDR tidak mempengaruhi tingkat kehadiran atau dipandang sama seperti bekerja di kantor, sekolah, atau perguruan tinggi," ucap Nadiem.
Nadiem melampirkan beberapa aplikasi online yang dapat diakses oleh guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Siswa dan guru dapat mengakses fitur Rumah Belajar, Google G Suite for Education, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolah Online Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. pemerintah terkait PSBB membuat masyarakat tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari secara normal.Â
unculnya kebijakan yang di keluarkanMasyrakat dihimbau oleh pemerintah untuk melakukan semua kegiatannya di dalam rumah termasuk yang bekerja untuk dapat melakukan pekerjaannya hanya dirumah atau work from home dan untuk anak-anak yang sedang menempuh suatu pendidikan mereka melakukan pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh.
Pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan belajar jarak jauh tersebut di karenakan untuk menekan angka penularan covid-19, meskipun kebijakan tersebut di nilai kurang efektif dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Dinilai kurang efektif karena pada saat pembelajaran jarak jauh semua peserta didik disarankan harus memiliki gandget, kuota yang cukup banyak dan jaringan oprator yang baik, maka hal ini dapat membuat pelajar yang memiliki koneksi internet yang buruk dapat tertinggal dalam suatu pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Selain jaringan internet para siswa di tuntut untuk dapat menggunakan teknologi sekreatif mungkin. Banyak sekali kendala-kendala yang ada pada pembelajaran jarak jauh salah satunya materi yang disampaikan oleh pendidik tidak sampai dan tidak dapat dipahami oleh para peserta didik. Para guru pun terlalu banyak memberikan tugas-tugas kepada peseta didik sehingga membuat mereka jenuh, bosan dan merasa terbebani untuk melakukan kegiatan belajar maka hal tersebutlah yang dapat menjadi salah satu alasan bagi mereka untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka dan mereka putus sekolah. Selain itu karna PSBB maka banyak orang tua dari para peserta didik yang harus kehilangan pekerjaannya. PHK yang di lakukan secara masal oleh berbagaiÂ
perusahaa dan lapangan kerja yang sangat sedikit menyebabkan banyak orang tua wali yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak mampu lagi untuk memberikan biaya sekolah anak mereka.
Hal lain yang menyebabkan angka putus sekolah semakin meningkat karena di pengaruhi oleh lingkungan, rasa malas untuk belajar, kendala ekonomi dan lain sebagainya. Meningkatnya angka putus sekolah adalah hal yang sangat sensif bagi pendidikan yang ada di Indonesia mengingat pendidikan merupakan kunci nomor satu kemajuan suatu bangsa dan merupakan suatu aset terbesar dan fondasi yang harus dimiliki oleh suatu negara. Pandemi ini melumpuhkan dunia pendidikan kurang lebih selama 2 tahun kebelakang sehingga membuat para siswa tidak dapat merasakan bangku sekolah dan belajar secara tatap muka.Â
Dalam kondisi seperti inilah para peserta didik serta guru dituntut untuk terus kreatif mengembangkan teknologi. Guru dituntut untuk menguasai teknologi agar pengetahuan tersebut sampai dan dapat dipahami oleh para peserta didik dan para siswa pun juga begitu. Pandemi ini melumpuhkan kegiatan pendidikan di semua jenjang mulai dari tingkatan sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Lumpuhnya bidang pendidikan ini membuat angka putus sekolah menjadi tinggi. Pada tahun 2019 kemendikbut memberikan keterangan secara resmi dan sangat mencengangkan pasalnya angka putus sekolah secara Nasional pada jenjang Sekolah Dasar (SD) naik 10 kali lipat. Peningkatan angka putus sekolah selama pandemi kurang lebih 1,12 persen. Tingginya angka putus sekolah ini dikarnakan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama memberikan dampak yang besar bagi para peserta didik. Kondisi inilah yang dapat membuat para peserta didik putus sekolah. Selain itu alasan untuk mereka memutuskan untuk tidak bersekolah karna ingin membantu perekonomian di keluarga mereka yang melemah dan banyak orang tua yang tidak mampu berperan menjadi guru untuk anak-anak mereka dan orang tua seperti inilah yang menganggap bahwa kegiatan belajar jarak jauh sama saja dengan tidak bersekolah maka dari itu mereka memutuskan untuk tidak menyekolahkan anak mereka lagi. Putus sekolah ini berdampak pada penurunan rasa percayan diri dan dorongan untuk ingin belajar.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H