Resah dalam sebuah kisah, bersama waktu menembus ragu
Aku tau ini indah, aku tau ini tak mudah
Tenanglah dan duduk bersama sunyi dan rasakan sejenak, kelak semua terjadi tak pernah seperti yang kau harapkan.
--------
Entah perasaan apa hingga barisan kata ini tercipta, berbelit, rumit bahkan nyaris tanpa makna. Ketika yang terasa takpernah bisa diungkapkan oleh nada, terbataskan cara hingga raga hanya mampu bersimpuh memohon belas kasihan, nona!
Hadirku diantara berjuta jiwa di dunia, memiliki jiwa yang sama, raga yang sama, harapan yang sama cita yang sama, dan semua awalan yang sama, dulunya! Dan pada akhirnya jiwa ini hanyalah air mata yang terbuang, ketika sedih sekejap tlah mulai hilang, jiwa ini hanyalah sunyi yang ditinggalkan ketika keramaian mulai datang.
Jiwa diantara barisan pemeran sandiwaramu, biarkan pemeran-pemeran itu mengisi waktu bahagiamu, bersamamu dalam kurun waktu yang tak ditentukan.
Kelak biarkan jiwa ini menjadi air matamu, pelampiasan resah dan ragumu, dan dalam waktu yang ditentukan aku keluar dari kelopak matamu, mengalir melewati lekuk wajahmu yang sejak dulu selalu terlihat indah, perlahan menyentuh ranum bibirmu meski hanya dari sudut kepedihan, tak sampai air mata ini hingga menikmati indah lehermu, kau usap aku lantas kau singkirkan.
Biarkan aku menjadi airmatamu! Biarkan ku basuh penuh wajahmu, biarkan sejenak kunikmati setiap inci keindahan wajahmu meski ku tau kau tak bahagia, dan pada akhirnya kau cegah aku menembus jauh lebih dalam tubuhmu, lantas aku kau singkirkan. Dan dalam waktu yang ditentukan kau kembali bersama pemeran yang lain.
Jiwa bersama celoteh sang pencipta barisan syair indah, meski dalamnya makna tak pernah seindah syair.
Dalam waktu yang terus berpacu, biarkan sunyi ini bernyanyi, mencoba didengar di tengah riuh keramaian, dan biarkan jiwa ini menjadi sunyi, Mengisi sudut hatimu ketika kau tlah lelah membuang air mata. Biarkan sunyi bernyanyi, alunkan lagu yang kau suka, mengisi sudut hatimu yang tengah resah meski ku tau sunyi tak pernah berbunyi.
Indah sesuatu hal yang selalu manusia tuju, selalu jiwa dambakan. Dari sudut lain terkadang indah adalah ketika yang jiwa lakukan dapat menjadi indah untuk orang lain, meski pada akhirnya jiwa hanya menjadi air mata bahkan hanya menjadi sunyi.
“sadar diri tak sempurna, namun biarkan cinta ini kan tetap ada, dan terlukis indah dalam air mata”
Sakid, 15
Sumber foto: Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H