Langit yang begitu berwarna, dihiasi pantulan-pantulan cahaya bintang yang gemerlapan, membuat suasana malam menjadi sangat menyenangkan, menambah meriahnya acara konser yang digelar di alun-alun kota, kebetulan yang mengisi adalah salah satu artis Ibukota yang lagi digandrungi oleh kawula muda.
Ditengah keramaian konser Nita sedang sibuk sms an dengan seseorang yang tengah mendekatinya yaitu Aji. Mereka belum resmi pacaran, baru PDKT menurut bahasa anak zaman sekarang. Malam itu mereka janjian untuk nonton konser bareng, tapi karena ada suatu hal mereka tidak bisa berangkat bareng, maka tak heran kalau Nita sibuk nge sms in Aji semenjak dia telah sampai di tempat konser untuk ngepastiin bahwa orang yang tengah mendekatinya itu juga telah sampai ditempat konser.
Nita dan Aji adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi yang sama, mereka bisa saling kenal, karena kebetulan ada mata kuliah yang satu kelas. Perasaan yang tak biasa diantara mereka ternyata sudah tumbuh sejak lama, hanya saja masing-masing masih menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan perasaanya. Setelah selesai konser merekapun bertemu untuk sekedar saling sapa dan ngobrol sebentar, karena waktu sudah larut malam merekapun sepakat untuk pulang, sama seperti ketika mereka datang, pulangnya pun mereka masih sendiri-sendiri.
Keesokan harinya, saat matahari masih belum beranjak dari peraduan tiba-tiba HP Nita berdering, ternyata Aji yang nelpon, sambil menggosok-gosok mata Nita pun mengangkat telpon nya
“Pagi Aji” sapa Nita
“Pagi juga cantik, dah bangun belum ?” tanya Aji
“ Ini lagi mau bangun, tumben pagi-pagi kamu nelpon aku, emangnya ada apa”? kata Nita
“Lo kok malah nanya ada apa, hari ini kita kan ngumpulin tugas kelompok, gimana dah beres belom tugasnya?” tanya Aji
“Ya ampun hampir saja aku lupa, untungnya kamu ngingetin, tugasnya cuma kurang sedikit, nanti pas masuk aku jamin dah beres, jadi tenang saja ya” kata Nita.
“Okelah kalo gitu” sahut Aji.
Tak berapa lama, merekapun bertemu dikampus.
“Nit nanti pas habis kuliah ada sesuatu yang ingin aku omongin sama kamu, kamu bisa kan?” tanya Aji
“Tentang apa” sahut Nita
“Nanti ajalah aku ngomongnya” jawab Aji
“Ya nanti aku tunggu di kafe biasanya ya” kata Nita
“Baik Nit, nanti kita ngomongnya di kafe biasanya” jawab Aji
Waktu sudah menunjukkan pukul 14:20 pada jam dinding kafe, hampir 15 menit Nita menunggu.
“Ah Aji mana ya kok lama banget datengnya” gerutu Nita
Nita mulai gelisah semabari menengok keadaan sekeliling kafe
“Apa jangan-jangan dia bohong mau ketemu aku, tapi nggak mungkin ah dia kan kayaknya suka banget ma aku” ucap Nita dalam hati
Dari kejauhan nampak Aji datang dengan langkah yang agak terburu-buru
“Hai Nit maaf ya membuat kamu agak lama menunggu, soalnya tadi pas mau kesini ada sesuatu yang ketinggalan, jadi terpaksa aku balik lagi” sapa Aji saat menghampiri Nita
“Nggak apa-apa kok, lagian juga baru sekitar 15 menit aku nungguin kamu” kata Nita
“Kamu mau pesen apa” tanya Aji
“Aku dah pesen tadi” jawab Nita
“Nit sebenarnya maksud aku ngajak ketemu kamu disini karena ada sesuatu yang sangat penting yang ingin aku sampaikan sama kamu” kata Aji saat memulai pembicaraan
“Tentang apa, kok kayaknya kamu agak pucat dan suaramu rada gemetaran gitu, apa kamu lagi nggak enak badan”? kata Nita
“E...e...e...nggak kok Nit, aku baik-baik aja” sahut Aji dengan nada terbata-bata
“Oh iya jadi lupa tadi kamu mau ngomong apatanya Nita”
Dengan menghirup nafas agak dalam Aji pun mengutarakan perasaanya
“Nit selama ini aku ngerasa bahwa diantara kita mulai tumbuh hubungan yang tidak biasa”
“Maksud kamu”?
“Ya aku ngerasa bahwa selama ini hubungan yang kita jalin bukan cuma sekedar hubungan pertemanan biasa, tapi sudah menuju hubungan layaknya sepasang kekasih. Nah gimana kalau kita resmi jadian aja sekarang, karena aku merasa semenjak aku kenal kamu, aku sudah nyaman dan kayaknya di hatiku juga sudah tumbuh benih-benih sayang terhadap kamu, gimana menurut kamu”?
“Aku juga merasa bahwa selama ini hubungan kita lebih dari sekedar teman, tapi....”
“Tapi apa Nit”
“Tapi untuk kita jadian kayaknya nggak mungkin”
“Kenapa, apa kamu sudah punya pacar”?
“Tidak, sampai hari ini aku masih sendiri, hanya saja aku belum mau pacaran dulu, aku mau fokus pada kuliahku, jadi aku minta maaf, aku nggak bisa memenuhi permintaan kamu”
“Nit kalau cuma kayak gini akhirnya, ngapain dulu kamu selalu ngasih harapan sama aku, bahwa apa yang selama ini kamu tunjukkan seolah-olah kamu suka sama aku, mengapa Nit? Kamu kan cewek seharusnya kamu ngerti donk soal masalah perasaan, jangan kamu permainkan seenaknya saja, aku nggak bisa di giniin Nit”
“Sekali lagi aku mohon maaf sama kamu kalau selama ini apa yang telah aku lakukan seolah –olah itu memberikan harapan sama kamu, tapi sungguh aku nggak pernah bermaksud untuk mempermainkan perasaanmudengan memberi sebuah harapan palsu”
“Semuanya sudah terlanjur Nit, perasaan sayang yang begitu dalam kepadamu kini terbuang sudah, dan aku nggak nyangka, kamu akan setega ini kepadaku”
Aji pun beranjak dari tempat dudukya dan langsung pergi meninggalkan Nita sendiri di kafe
Perasaan kecewa, sedih dan jengkel seolah bercampur jadi satu pada benak aji. Nita yang masih duduk dikafe merasa tak percaya terhadap peristiwa yang baru saja terjadi. Ada rasa bersalah yang begitu dalam pada diri nita, tapi apa boleh buat, tekadnya untuk fokus kuliah membuatnya tetep tegar dengan pendirianya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H