Setiap bulan Oktober lazim kita disuguhi menu kegiatan Bulan Bahasa karena di bulan ini kita sebagai bangsa Indonesia  memperingati satu peristiwa penting yaitu Sumpah Pemuda. Peristiwa penting tersebut terjadi pada 28 Oktober 1928. Peristiwa Sumpah Pemuda adalah momentum sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini menyatukan seluruh rakyat Indonesia dalam satu semangat kebangsaan, serta kesepakatan bersama para pemuda dari banyak daerah di Indonesia tentang pengakuan bangsa, bahasa, dan tumpah darah Indonesia. Patut disyukuri Bahasa Indonesia adalah satu karunia yang kita terima sejak lahirnya di tahun tersebut.
Memaknai momentum Sumpah pemuda tentu bukan semata tentang tiga kalimat yang tercetus dalam ikatan sumpah kebersamaan tersebut yang di antaranya: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia; dan Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Lebih dari itu adalah semangat luar biasa dari para cendekiawan dan para guru yang sudah terlebih dahulu melek pendidikan. Â
Para pemuda yang berikrar datang dengan penuh kesadaran dan bekal pemahaman yang cukup untuk merdeka. Pendidikan yang mereka peroleh mereka dedikasikan kepada kemajuan dan keselamatan bangsa. Mungkin memang di sinilah hikmah dan manfaat pendidikan sebagai jalan menuju perubahan lebih baik dan memahami pentingnya bangkit bersama menuju kemerdekaan. Sejalan dengan itu, tidak salah jika Paulo Freire menyampaikan bahwa dengan pendidikan akan membebaskan dari kondisi tidak mampu menjadi menyadari realitas perubahan dunia.
Literasi Gerak PendidikanÂ
Melihat konteks yang lebih luas dari sebuah peristiwa sejarah, dapat dilihat bahwa momentum Sumpah Pemuda adalah juga buah dari kematangan literasi para pemuda, warga negara Indonesia saat itu. Keinginan masyarakan yang sudah memahami situasi kebangsaan dan kondisi untuk bebas dari penjajahan serta melaksanakan kehidupan yang merdeka. Dalam Rangkaian pertemuan para pemuda, guru, dan beragam profesi yang peduli kebangsaan saat itu, akhirnya tercetuslah Sumpah Pemuda. Pendidikan dan literasi anak bangsa telah mengantarkan semangat dan berwujud momentum Sumpah Pemuda.
Pendidikan dan literasi sering kali menjadi penting dan menarik di tengah kondisi sosial dan budaya masyarakat dalam pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Kemampuan literasi yang baik akan mengantarkan ke arah kemajuan peradaban. Sebaliknya, rendahnya literasi membawa pada rendahnya budaya yang dihasilkan. Memaknai pentingnya literasi akan sejalan juga dengan tantangan yang dihadapi. Selalu ada kondisi ideal yang belum diwujudkan tetapi tak mudah diwujudkan. Ketika HP lebih sering dinikmati daripada tulisan buku, ketika paket data lebih murah dan menyenangkan dibandingkan dengan membeli buku bermutu. Literasi yang baik tetap menjadi tujuan yang ingin dicapai.
Hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang diumumkan pada 5 Desember 2023 menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor; matematika (379), sains (398), dan membaca (371). Penelitian tersebut mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam disiplin ilmu matematika, membaca, dan sains. Partisipasi PISA 2022 melibatkan sekitar 690 ribu siswa dari 81 negara. Hal ini menjadi perhatian bersama untuk disadari dan ditingkatkan dan menjadi pengembangan literasi di sekolah.
Perlu menjadi perhatian pula bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Lebih dari itu adalah kemampuan untuk memahami lingkungan kita secara lebih luas lagi, memahami informasi secara lengkap, dan memahami kondisi masyarakatnya. Ditambahkan pula, dalam Deklarasi UNESCO 2003 disebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan-kemampuan tersebut perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat (Gerakan Literasi Sekolah dari Dirjen Dikdasmen Kemendikbud)
Pentingnya Literasi Generasi Bangsa
Para siswa kita adalah generasi masa depan bangsa kelak mereka yang berhak dan memimpin kemajuan bangsa Indonesia. Sebagai insan pendidikan dan anak bangsa, sepatutnya kita berupaya memaknai momentum peringatan hari Sumpah Pemuda dengan menjadikan literasi sebagai cara memajukan pendidikan bangsa. Kita mengambil peran positif dengan menumbuhkan literasi, membaca ataupun menulis; membaca buku dan artikel yang berkualitas dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita tentang berbagai hal. Selain itu, kita dapat menulis beragam karya yang bermanfaat dan dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, serta menyampaikan pesan kepada orang lain.
Sekolah menjadi lebih menarik dan bermanfaat dengan terus menumbuhkan beragam kreativitas dan literasi. Memang saat ini terus dikembangkan jenis literasi dan manfaatnya seiring perkembangan zaman. Sekolah berkewajiban mengembangkan literasi siswa dan memotivasi untuk menjadi bagian penting perjalanan pendidikan mereka. Dalam era informasi saat ini setidaknya ada beberapa media literasi yang harus dapat kita pahami, baik berupa media cetak, visual, digital, ataupun auditori.
Para siswa kita sebagai generasi muda yang akan menghadapi percepatan perkembangan teknologi dan informasi perlu dibekali literasi yang cukup. Bekal literasi menjadi penting agar tidak gagap menghadapi situasi ke depan. Literasi diberikan sejak dini dan bertahap sesuai jenjang usia dan kemampuan yang terus bertambah. Dengan begitu, mereka siap menghadapi dan memaknai realitas dan tantangan yang harus diselesaikan. Proses bertumbuhnya literasi sesuai jenjang membutuhkan proses dan keuletan pendampingan para guru pembimbing di sekolah. Karena itu momentum semacam peringatan Bulan Bahasa atau sumpah pemuda menjadi sarana peningkatan Literasi menyiapkan generasi penerus yang mampu memimpin bangsa di masa depan.
Kesadaran Pendidik
Kehadiran guru di sekolah sebagai pendamping belajar siswa akan mampu memberikan semangat dan dorongan siswa mencapai fitrah tumbuh kembang sesuai zamannya. Peran guru untuk mengarahkan hal-hal penting  dan yang prioritas dimiliki siswa menjadi faktor penting keberhasilan siswa menghadapi masa depan bangsa yang akan terus berkembang. Karena itu, kreativitas guru dalam menyajikan bahan literasi sangat diperlukan. Pemanfaatan waktu, ruang, dan bahan menjadi bentuk literasi yang memungkinkan dapat dinikmati dan memberikan manfaat harus selalu diupayakan, khususnya melalui momentum bulan bahasa. Program peningkatan literasi dan dreasi bahasa bisa dipilih dan dilaksanakan.
Momentum Sumpah Pemuda juga mengajarkan bahwa sejarah bukan hanya milik para pejuang generasi terdahulu yang menjadi pelakunya, sejarah juga menjadi milik kita generasi saat ini untuk menjadi sarana introspeksi dan memperbaiki. Sejarah juga harus tersambung dengan generasi ayang akan datang, para siswa dan pelajar dengan segala persiapannya agar mampu menghadirkan kondisi lebih baik dan prestasi terbaiknya.
Oleh karena itu, memaknai Sumpah Pemuda dalam bingkai Bulan Bahasa Bulan Oktober, bukan hanya peristiwa sejarah yang perlu diingat, tetapi juga memiliki makna yang sangat relevan bagi kita saat ini yakni tentang peran kita sebagai penerus bangsa dan bangga dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Kita manfaatkan literasi dan bahasa Indonesia kita dan melanjutkan pesan perjuangan para pejuang  bangsa yang meletakkan pondasi bangsa tercinta.
                                    Saihur Roif, S.Pd.
                                    KS SDN Kaligoro Kutorejo Mojokerto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H